Bagian 7 : Permintaan Maaf Ana

490 38 0
                                    

Khansa mulai menceritakan insiden yang terjadi padanya kemarin sore, karna dia belum lama tinggal di daerah ini, niatnya mau bersepeda sambil melihat daerah sekitarnya tapi dia malah tersesat ke jalan yang sangat sepi, mungkin hanya satu atau dua ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khansa mulai menceritakan insiden yang terjadi padanya kemarin sore, karna dia belum lama tinggal di daerah ini, niatnya mau bersepeda sambil melihat daerah sekitarnya tapi dia malah tersesat ke jalan yang sangat sepi, mungkin hanya satu atau dua motor yang melintasi jalan itu.

Di Sana dia hampir saja kecopetan jika Bara tidak melewati jalan itu dan menolongnya.

"Untung aja ada si Bara" ucap Zenisa lega

Khansa tersenyum "makannya itu gue mau bilang makasih ke dia, tapi dia malah pergi gitu aja"

Kemarin Khansa memang tidak sempat mengucapkan terimakasih pada Bara yang sudah menghabisi kedua orang yang ingin mencopet nya, karna dia syok saat itu, jadi dia telat menyadari situasi yang sedang terjadi sampai saat polisi datang dan bertanya padanya sekalian meringkus kedua penjahat itu.

Dan saat dia sudah bisa mengendalikan dirinya, berniat untuk mengucapkan terimakasih, Bara malah sudah tidak ada di sana.

"Makannya itu An, tolong sampein makasih gue sama dia"

Ana diam, mengolah semua yang khansa ucapkan. Ah mungkin itu alasannya tidak datang kemarin, Ana merutuki dirinya sendiri karna tidak bertanya apapun pada Bara dan malah terlarut dalam kekesalannya.

Tapi Ana bernafas lega karna sepertinya baik Khansa Maupun Bara tidak ada yang terluka sedikitpun, walaupun bara melawan dua orang.

Mungkin bara memang ahli berkelahi. akhirnya kebiasaan buruk nya yang satu itu bisa ada gunanya untuk orang lain.

"Lo bilang aja sendiri, nanti biar gue suruh dia kesini" ujar Ana sambil berdiri ingin menemui bara yang mungkin ada di gudang dengan anak anak lain, "Tunggu disini"

Ana berjalan perlahan menuju base camp Anak anak nakal yang berada di gudang sekolah, padahal pihak sekolah sudah sering mengganti kuncinya tapi entah bagaimana mereka selalu bisa membobol pintu itu.

Sampai akhirnya pihak sekolah menyerah dan membiarkan mereka menggunakan tempat itu, asal jangan sampe mereka membuat ribut di tempat lain.

"Albaran Mahendra! " teriak Ana dari balik pintu.

Di dalam sana bulu kuduk Bara terasa berdiri mendengar suara yang tak asing di telinganya.

"Pantesan dari tadi perasaan gue ga enak" gumamnya.

Bara akui sekarang dia sedang khawatir jika Ana akan memarahi nya, apalagi jika sampai yang lainnya ikut kena omel oleh Ana.

Semua itu memang salahnya karna sehabis menolong orang di jalan tubuhnya terasa lelah, lalu dia pulang ke rumah merebahkan badannya sampai ketiduran dan melupakan janjinya pada Ana. Sampai saat dia bangun dan melihat ponselnya terdapat banyak telpon tak terjawab dan pesan masuk dari kekasihnya itu.

Alhasil sekarang dia sedang di gudang memikirkan caranya bagaimana membujuk Ana, tapi Ana malah menemuinya duluan

Ceklek...

ALBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang