BAB 37

77 12 3
                                    

Note: disini kita akan mundur kembali kejaman dimana jiyeon dan myungsoo bertemu lagi di kedai. Kita akan mulai menjelajahi masalalu. Dan rencana jiyeon secara singkat.

--------------

Jiyeon terbangun di tempat yang entah tidak ia kenali. Nuansa hangat namun amat sangat sempit.

"Kau sudah bangun gadis cantik?" Sebuah suara menyadarkan jiyeon sepenuhnya.

Jiyeon berusaha bangkit, namun badannya lemas dan tak bisa di gerakan sama sekali. Dia tahu, terjatuh dari tempat setinggi itu. Nihil bisa selamat. Hanya keajaiban yang bisa menjawabnya.

"Kau terluka cukup hebat. Namun tuhan masih menyayangimu. Untung saja kau jatuh kepasir. Setidaknya pasir lebih lunak ketimbang batu." Seru sang nenek.

Jiyeon berusaha mengeluarkan suara. Namun nihil.

"Siapa dua orang jahat tadi? Saudaramu? Kekasihmu?" Tanya sang nenek.

Jiyeon menangis.

"Tak apa. Biarka tuhan membalas mereka suatu saat. Kau tak perlu cemas. Sekarang berusahalah untuk pulih dankembalilah ke keluargamu!" Seru sang nenek.

Air mata jiyeon tak berhenti mengalir.

Ia ingat. Benda padat berwana hitam berbentuk pipih yang bisa menyala miliknya.

Namun dia tak bisa bicara.

Akhirnya jiyeon menyerah dan melupakan hal itu untuk sejenak. Dan berusaha memulihakan dirinya.

2 minggu berlalu. Jiyeon semakin membaik. Dia sudah bisa berbicara. Dan makan. Namun untuk berdiri ia sulit.

"Apa kau ingat namamu?" Tanya nenek.

"Park jiyeon!" Seru jiyeon.

"Nama yang cantik. Apa ada anggota keluargamu yang bisa aku hubungi?" Tanya nenek.

Jiyeon mengangguk.

Sebenarnya dia sudah memberitahukan posisinya pada suga. Untunglah.

Namun suga memberikan saran agar tidak muncul terlebih dahulu untuk menjaga rahasia tentang jiyeon yang selamat.

Bahkan suga memblokir akses manapun untuk menyembunyikan jiyeon.

"Apa mereka akan datang?" Nenek memecah lamunan jiyeon.

"Tidak!" Jiyeon sedih.

Nenek tersenyum dan mengelus puncak kepala jiyeon.

"Tak apa. Aku masih bisa menghidupimu dengan hasil memancing gurita di laut." Seru sang nenek.

Mendengar hal itu. Hati jiyeon terenyuh. Nenek bagaikan ibunya.

Malam harinya. Saat nenek pergi berlayar bersama kawan kawannya. Suga dan eun ae datang diam diam.

"Jiyeon. Apa kau yakin tak ingin pindah rumah?" Tanya eun ae.

"Ini rumah nenek. Ini tidak mungkin ia tinggalkan!' Jelas jiyeon.

"Bujuklah dia jiyeon. Kita membeli rumah untuk membantunya menikmatk masa tua." Jelas suga.

"Aku tak ingin membuatnya terkejutdengan mengetahui anak yang ia temukan di pesisir oantai ini pemilik perusahaan. Aku hanya ingin dia menganggapku sebagai jiyeon!" Seru jiyeon.

"Bagaimana caranya ya?" Eun ae berfikir.

"Ah aku tahu. Aku bisa menemuinya, bisa berpura pura sebagai orang kaya yang suka akan masakannya. Lalu aku akan tawarkan dia kedai!" Seru eun ae.

Suga melirik kekasihnya. Tumben encer.

Jiyeon mengangguk.

Nenek memang memiliki usaha lain selain nelayan. Dia juga memiliki kedai kecil di pasar. Ia menjual berbagai sup seafood dan banchan.

I'm Not Any More Lose You (We Got Married: Vacation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang