Bab 21

152 28 16
                                    

Myungsoo menatap jiyeon yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Hey tuan sadarlah. Istrimu sedang hamil.

Myungsoo masih menatap lekat wanita itu. Baru juga kemarin mereka bersama. Mungkin ini terlalu cepat.

"Engh!" Jiyeon bergumam.

"Kau sudah sadar? Akan ku panggilkan dokter!" Seru myungsoo.

Jiyeon hanya mengangguk lemas.

Myungsoo keluar mencari dokter.

Tak lama myungsoo kembali bersama dokter. Jiyeon sudah terduduk di ranjangnya.

"Nyonya kim anda sudah boleh pulang hari ini, tapi usahakan untuk tidak terlalu banyak beraktifitas dulu. Dan jangan stress." Seru dokter.

Jiyeon hanya mengangguk.

Dokter pun pergi setelahnya menyisakan dua insan di dalam ruangan rawat vip itu.

Myungsoo menghampiri jiyeon lalu memeluknya.

"Ayo pulang!" Seru jiyeon datar.

Myungsoo mencium puncak kepala jiyeon sebagai jawaban ya.

-di perjalanan- (maen skip aja yaa)

Myungsoo menatap jiyeon sesekali. Wanitanya tertidur pulas sekali. Wajahnya kini lebih merona dari sebelumnya.

Myungsoo mengingat perkataan dokter lagi.

'Jika dia hamil? Apa semuanya akan baik baik saja?'

Myungsoo dan jiyeon sampai di depan rumah tiba tiba. (Ngikutin ambulan. Jadi cepet)

"Sayang ayo turun!" Bisik myungsoo di telinga jiyeon, karena tak ingin mengganggu tidurnya.

Jiyeon membuka matanya dan bertatapan langsung dengan myungsoo.

Jiyeon tersenyum dan mengecup singkat bibir myungsoo.

"Kenapa kau jadi se-agresif ini sayang?" Tanya myungsoo masih dengan membisik

Jiyeon terkekeh.

Myungsoo menatap jiyeon lekat.

"Maaf tak memberitahumu lebih awal!" Seru jiyeon.

"Tak apa. Kau pasti bingung karena aku selalu tak ada di rumah." Jawab myungsoo.

"Aku hanya takut responmu saja!" Seru jiyeon sambil menatap lurus keluar jendela.

"Aku senang. Sangat senang. Kenapa kau harus takut dengan responku?" Tanya myungsoo.

"Aku selalu merasa kau tak mencintaiku." Seru jiyeon.

Hening

"Kenapa kau berfikir begitu?" Myungsoo sedikit tercekat nafasnya.

"Kau selalu mengabaikan pesanku, mengabaikan panggilanku. Aku mengerti kau sibuk dan ingin membahagiakan aku. Tapi tolong lihat aku sedikit saja. Anggap aku ada." Jiyeon sesidikit terisak.

Myungsoo menatap wanita itu.

"Aku selalu bertanya tanya, sedang apa kau? Dimana? Bersama siapa? Melakukan apa? Bagaimana makanmu? Aku mencoba untuk tak peduli dengan cara tak mengirimimu pesan. Aku berhasil. Tapi hatiku semakin tersakiti karena merindukanmu. Aku selalu merindukanmu. Selalu!" Jiyeon kini menangis.

Myungsoo masih terdiam.

"Apakah ada aku di hatimu?" Ucap jiyeon mematikan.

Myungsoo memajukan badannya dan memeluk jiyeon.

"Maaf!"

Hanya itu yang keluar dari mulut myungsoo. Dan setelahnya jiyeon menangis sejadi jadinya.

Myungsoo memeluknya erat. Mencoba menenangkan wanita itu.

Beberapa menit berlalu, jiyeon pun kembali terlelap dengan mata sembab dan bekas air mata di pipi. Baju myungsoo menjadi korban air matanya.

Myungsoo keluar perlahan dalam pelukannya sendiri. Membiarkan jiyeon tertidur bersandarkan kursi mobil.

Myungsoo menatap jiyeon.

Lagi.

"Bukan aku tak mencintaimu. Caraku mencintaimu tidak sama sepertimu. Jika ada yang harus merasa takut. Akulah orangnya." Gumam myungsoo.

Myungsoo menurunkan kursi jiyeon. Membuat wanita itu terbaring di kursinya.

Myungsoo memasukan mobilnya kehalaman rumah.

Setelahnya ia menurunkan kaca mobilnya beberapa cm. Lalu merebahkan dirinya seperti jiyeon.

Wanita itu masih terlelap.

Myungsoo beralih menatap perut jiyeon.

"2 bulan. Masih belum terlihat. Ayah menunggumu junior!" Gumam myungsoo lalu terlelap.

-sementara itu-

Euijin mendatangi kediaman kim.

"Taehyung-ah!" Teriak euijin di depan pintu rumah taehyung.

Na haeun membukakan pintu.

"Eonni!!" Na haeun memeluk euijin.

"Waah ada yanh merindukanku rupanya?" Seru euijin.

"Ayo oppa sudah menunggu!" Seru na haeun.

Euijin masuk kedalam rumah yang bak istana besar itu.

"Euijin kau sudah datang?" Sapa taehyung.

Euijin tersenyum tipis.

"Jadi ada apa apa?" Tanga euijin to the point.

"Kau mengenal do hee kan?" Tanya taehyung.

"Iyap!"

"Bisa kau beritahu aku soal do hee. Segalanya?" Tanya taehyung.

Euijin sedikit tersedak ludahnya.

"Kau menyukainya?" Tanya euijin.

"Tidak. Aku sudah mencintai orang lain. Aku hanya butuh identitasnya. Dia dari jeju?" Tanya taehyung.

Euijin menatap taehyung.

"Semua laki laki sama saja!" Seru euijin.

"MWO?" Taehyung sedikit meninggi.

"Lupakan saja taehyung!" Euijin bangkit.

"Eonni ini demi kaka kami. Eonni jiyeon." Seru na haeun.

"Jiyeon wae?" Tanya euijin.

"Dia sedang mencari adiknya yang hilang!" Seru na haeun.

"Baiklah!" Seru euijin. Lalu menceritakan segalanya.

Dan juga soal anak perempuan yang muncul di tkp saat kejadian terdorongnya seorang gadis muda berusia 20 tahun dengan luka cekikan dilehernya, beserta darah di kepalanya.

-kembali ke pasangan sejoli kita-

Jiyeon berjalan di pantai menikmati angin pantai.

Namun tiba tiba ia meliat kejadian seorang gadis smp yang sedang mencekik gadis yang usianya berkisaran 20/21.

Tak lama datanglah seorang pemuda yang usianha sekisar 21 an.

Mereka aedikit berbincang. Namun tiba tiba.

"KYAAAAA HAJIMAAA" jiyeon terbangun.

Ia terduduk di tempat tidurnya dengan keringat bercucuran.

Myungsoo terbangun dan langsung memeluk jiyeon.

"Gwenchana. Gwencahana. Kau hanya bermimpi!" Bisik myungsoo menenangkan.

TO BE CONTINUED

MAAF GENGS EFEK KEBANYAKAN JADI PAGER AYU. JADI KELUPAAN MAU POSTING
YANG KEINGETNYA LAGU KELOAS SAMA DASAR JODO MULU NIH 😂

HAPPY READING

I'm Not Any More Lose You (We Got Married: Vacation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang