Mingyu sedang duduk di bangku meja belajarnya dengan pikiran yang kemana-mana apalagi ia memikirkan apa yang di ceritakan wonwoo pada waktu itu.
Seokmin masuk kedalam kamar mingyu dengan santai bahkan ia membawa segelas coklat hangat untuk mingyu, seokmin merasa ada yang mingyu sembunyikan sejak dengan santai nya meminta soonyoung untuk mengantar jihoon.
"Ceritakan pada ku"ujar seokmin membuat mingyu bingung
"Cerita apa?"bingung mingyu
"Aku tahu ada yang kau sembunyikan dariku dan yang lain...kau biasanya sudah tidur jam segini dan jika kau masih bangun itu berarti ada yang mengganggu pikiran mu"
"Aku memang tak bisa menyembunyikan masalah darimu"
"Jadi ceritakan"Mingyu menarik nafas panjang lalu membuangnya dan memantapkan hati untuk menceritakan semuanya kepada seokmin.
Sebelumnya...
"Bagaimana kau bisa mempunyainya"
"Dia kembali"Mingyu bingung dengan apa yang dikatakan wonwoo dan lagi kenapa wonwoo mempunyai pisau yang sama dengan pisau yang ia temukan dalam kotak dimana kucing itu mati.
"Siapa yang kembali?"tanya mingyu bingung bahkan mulai menutup bukunya
"Shin minyoung kau pasti kenal dia bukan? Dia satu kelas dengan soonyoung dan jihoon waktu itu"ujar wonwoo
"Aku ingat gadis cantik berkacamata itu?"
"Benar...satu Minggu setelah kalian tak sekolah disana dia meneror kami semua dia melakukan dengan dua cara pertama yang akan ia lakukan adalah mengirim surat ancaman dengan kata-kata aneh atau sebut saja seperti sajak yang tak jadi...baru setelah itu ia akan mengirim kucing mati sebagai peringatan pertama kepada targetnya dan akan jadi lebih parah...dan itu di targetkan pada ku dulu...aku tak tahu aku salah apa padanya sampai ia meneror ku dan surat itu di tuju pada Hao"
"Bagaimana kalian tahu itu ulah minyoung?"
"Dia yang mengatakan sendiri setelah satu tahun meneror ku dan yang lain lewat pesan Vidio dan kami semua masih tak tahu apa motifnya"Mingyu masih bingung dengan penjelasan wonwoo terlebih lagi kenapa sekarang teror itu terjadi pada hyungnya.
Kembali...
Seokmin yang mendengar cerita mingyu hanya menahan amarah dan tidak memukul mingyu dengan gelas yang ada di tangannya bagaimana bisa masalah serumit dan seberat ini tak mingyu beritahukan kepadanya lebih awal.
"Kau tahu aku ingin sekali menghajar mu sekarang juga asal kau tahu...bagaimana bisa kau tak menceritakan itu semua pada ku lebih awal hah"omel seokmin
"Mian...aku hanya tak ingin menambah beban pikiran mu saja...kau sudah memikirkan tentang urusan jika jihoon Hyung dan aku tak ingin menambahnya"sahut mingyu
"Kau malah menambahnya bodoh...kau tahu bagaimana pikiran ku belakangan ini aku bingung dengan apa yang terjadi belakangan ini di tambah dengan kejadian ruang seni dan kau tahu tapi tak memberitahu ku...apa lagi yang wonwoo Hyung beritahukan pada mu"
"Teror itu berhenti saat wonwoo dan soonyoung Hyung putus tepat dengan minyoung mengirim pesan Vidio itu"
"Kesimpulan mu"
"Orang itu punya obsesi pada soonyoung Hyung dan surat ancaman itu terkirim pada siapa? Targetnya antara jihoon Hyung dan soonyoung Hyung"
"Soonyoung Hyung bukan targetnya bodoh tapi dia pemicu utamanya dan targetnya itu jihoon Hyung...aku tak begitu dekat dengan minyoung maka aku bisa bilang jika soonyoung Hyung pemicunya...obsesi minyoung itu soonyoung Hyung"
"Kau harusnya ambil sekolah kepolisian bukan kedokteran"
"Aku ini jurusan psikologi jadi aku mengerti hanya dengar cerita mu bodoh...ahh kepala ku ingin pecah rasanya, kau cepat tidur jangan bangun terlambat"Seokmin kembali ke dalam kamarnya sendiri dengan sedikit kesal dan banyak pikiran untuk tidur rasanya seokmin akan gila sekarang.
.
.
.
Pagi tiba soonyoung berjalan dengan santai di lorong kampus untuk mengambil buku yang ada dalam lokernya, dan betapa terkejutnya soonyoung ketika ada banyak begitu surat yang sudah ia tumpuk dan dengan isi yang sama.Tanpa menghiraukan tumpukan surat aneh itu soonyoung mengambil buku dan kembali menuju kelasnya.
Dari kejauhan seseorang sedang berdiri di balik pohon dengan sebuah kamera di tangannya untuk mengambil gambar soonyoung.
Taman kampus kini terasa sangat ramai pasalnya soonyoung dan teman-teman soonyoung ikut bergabung dengan jihoon dan sekarang di bawah pohon terisi 14 orang yang sedang menikmati minuman dingin di tangannya masing-masing.
"Hyung kalian ingat Shin minyoung"pancing mingyu
"Kenapa memangnya?"tanya seungcheol
"Tidak aku hanya penasaran saja bagaimana gadis itu sekarang"ujar mingyu
"Dia sudah meninggal tiga tahun yang lalu Ming"ujar jihoon membuat semua orang terkejut
"Tiga tahun yang lalu?"bingung seokmin
"Iya aku menghadiri upacara pemakamannya"sahut jihoon
"Ia meninggal kenapa ji?"tanya wonwoo
"Kata bibi Shin dia bunuh diri karena hamil di luar nikah dan kekasihnya tak mau tanggung jawab...tapi kata adiknya ia bunuh diri karena tak bisa melupakan seseorang di masa lalu nya"jelas jihoonMingyu, wonwoo dan seokmin hanya saling bertatapan satu sama lain ia bingung sekarang jika bukan minyoung yang meneror mereka lalu siapa.
Satu persatu dari mereka meninggalkan taman untuk kelas mereka, seokmin melangkahkan kaki nya menuju ruang siaran ia sudah tak ada kelas namun memiliki jadwal siaran individu sekarang.
Di ruang siaran seokmin melakukan siaran dengan tenang walau kepalanya sekarang sedang penuh dengan berbagai macam pikiran terutama masalah teror baru semalam mingyu memberi tahu tentang minyoung dan sekarang ia mendapati fakta jika minyoung sudah meninggal.
Dua jam berlalu seokmin saat ini masih santai-santai di ruang siaran namun acara santai itu di kejutkan oleh jaehyung yang tiba-tiba masuk dengan nafas terengah-engah.
"Seok...Hyung mu dan soonyoung Hyung di larikan kerumah sakit"ujar jaehyun setelah berhasil mengatur nafas
Mendengar itu tanpa menjawab atau apa seokmin bergegas berlari dan pergi menuju rumah sakit jaehyun pun mengikuti seokmin yang saat ini bisa dikatakan kacau.
.
.
.
Lorong rumah sakit menjadi tempat dimana seokmin dan 13 orang lainnya berkumpul bahkan sampai banyak yang mengira lorong itu adalah gang rumah sempit sedangkan 14 orang yang lain adalah premannya.Jika di tanya bagaimana keadaan mereka jawabannya sangat kacau apalagi seokmin, mingyu dan Chan yang sudah pasti sangat khawatir dengan keadaan jihoon.
"Siapa yang menemukan mereka?"tanya seokmin
"Aku dan jaehyun...awalnya aku hanya melihat soonyoung yang sudah tak sadarkan diri dengan kepala berdarah dan pecahan pot di dekatnya lalu jaehyun menemukan jihoon terikat di pohon dalam keadaan tak sadarkan diri"jelas taeyong
"Awalnya aku di minta dosen untuk mencari jihoon karena ia tak masuk kelas setelah istirahat dan semua sama seperti yang di ceritakan taeyong"tambah jaehyunPonsel seokmin bergetar menandakan ia mendapat pesan dengan cepat seokmin pamit sebentar meninggalkan mereka semua dan tentu saja Jisoo langsung mengikuti seokmin.
Ruang transplantasi organ menjadi tempat yang di tuju seokmin dan tentu saja Jisoo hanya berdiam diri di luar ruangan dengan seribu tanda tanya kenapa seokmin datang ketempat ini lagi.
Pintu ruangan itu terbuka dan seokmin mendapati Jisoo duduk di bangku tunggu tepat di depan pintu dengan tatapan tajam yang membuat seokmin bingung.
"Kau sakit Seok?"tanya Jisoo
"Tidak"sahut seokmin
"Lalu kenapa kau mendatangi tempat ini lagi"
"Aku ada kepentingan dengan orang di dalam"
"Kau tak bohong"
"Tidak"
"Jika kau sakit katakan kepada ku setidaknya aku bisa membatu mu...hiks melihatmu masuk kedalam sana tanpa mengatakan apa-apa dan terkesan sembunyi-sembunyi hiks...itu membuatku takut Seok...aku takut kau sakit dan pergi meninggalkanku hiks'Astaga seokmin tak bisa melihat seseorang menangis karenanya dengan Langkan perlahan seokmin memeluk tubuh Jisoo dengan lembut sebari sesekali menepuk-nepuk punggung Jisoo agar lebih tenang.
"Tenanglah...aku tak sakit...bukan aku yang sakit tapi orang terdekat ku uang sakit...berhenti menangis"ujar seokmin menenangkan
"Sungguh" sahut Jisoo
"Heum sungguh"
"Kalau kau memelukku kau memaafkan ku?"
"Tidak...aku belum memaafkan mu yang aku lakukan hanya mencoba menenangkan mu yang menangis tanpa sebab...jadi sekarang lepas"
"Tidak mau, aku masih mau memeluk mu"
"Seharusnya aku tadi tak melakukan ini jika berakhir merepotkan seperti ini"Jisoo terus memeluk seokmin sampai tempat dimana yang lain masih menunggu dan tak ada yang heran dengan tingkah Jisoo pasalnya di kampus Jisoo juga sama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc