Ruang seni kini telah ramai dengan semua mahasiswa yang akan ikut mendaftar acara untuk festival kampus karena pengumuman sudah di sebar anak-anak yang berpartisipasi dalam drama musikal kini bertambah banyak.
Jihoon sedang duduk santai di ujung panggung untuk istirahat terlebih lagi ia harus menari untuk festival besok.
Langkah kaki seseorang berjalan dengan santai menghampiri jihoon dan soonyoung dengan kotak di tangannya.
"Sanbae...ini ada kiriman untuk mu?"ujarnya
"Dari siapa?"tanya jihoon
"Aku tidak tahu tadi kurirnya hanya ada kiriman untuk Lee jihoon fakultas seni tapi tak mengatakan pengirimnya"
"Ya sudah terima kasih"Orang itu pergi meninggalkan jihoon dan soonyoung, karena penasaran jihoon membuka kotak tanpa pengirim itu dan mata jihoon dan soonyoung di buat membulat dengan isi kotak itu.
Bukan kucing mati tapi sebuah boneka berlumuran darah karena berbau anyir yang sangat menyengat pada boneka itu dan lebih parahnya ada foto jihoon yang tertancap pisau.
Dengan sigap soonyoung merebut kotak itu dan membuang kotak itu sejauh mungkin dari pandangan jihoon, pandangan soonyoung tertuju pada badan jihoon yang mulai gemetaran ketakutan oh soonyoung tak bisa melihat jihoon seperti ini.
Tanpa pikir panjang lagi soonyoung mengajak jihoon untuk datang keruang kesehatan, untung saja hari ini panitia tak ikut memantau jalannya latihan jadi soonyoung bisa terhindar dari berbagai pertanyaan seokmin, mingyu dan Chan.
Di ruang kesehatan soonyoung memberi jihoon minum agar jihoon lebih tenang dari pada sebelumnya
"Tak perlu takut ji...ada aku disini"ujar soonyoung menenangkan
"Aku punya salah apa sih soon sampai ada orang yang meneror ku"ujar jihoon
"Kau tenang saja aku dan yang lain akan mencari tahu siapa pelakunya...untuk sekarang jangan jauh-jauh dari ku kau mengerti"
"Terimakasih..."
"Tak apa sekarang kau istirahat dulu akan aku temani"
"Jangan pergi kumohon"
"Tidak aku akan menggenggam tangan mu agar kau percaya aku tak akan pergi"Soonyoung tetap berada di samping jihoon bahkan sampai seokmin tiba-tiba datang dengan paniknya karena mendengar jika soonyoung membawa jihoon ke ruang kesehatan.
Soonyoung menceritakan semuanya kepada seokmin mengenai paket yang jihoon dapat dan itu cukup untuk membuat seokmin sedikit frustasi.
Senja tiba seokmin dan jihoon bergegas untuk pulang hanya berdua mingyu dan Chan sedang ada kerja paruh waktu.
Di rumah sangat sepi seokmin memilih untuk berkutat di dapur untuk membuatkan jihoon makan karena jihoon belum minum obatnya sejak siang dan itu membuat seokmin khawatir sendiri.
"Seok~"lirih jihoon
"Hyung...kau tak apa?"panik seokmin
"Pe-rut ku s-sakit sekali"
"Kita kerumah sakit Hyung"Baru seokmin ingin mematikan kompornya jihoon sudah jatuh tak sadarkan diri dan wajah jihoon benar-benar pucat dan sejak kapan jihoon jadi seringan ini dalam gendongan seokmin.
Dengan panik seokmin pergi membawa jihoon kerumah sakit dengan taxi yang baru saja menurunkan penumpang yang tak jauh dari rumah, ia tak peduli dengan perutnya yang masih kosong yang ia pedulikan adalah jihoon membutuhkan dokter sekarang.
Rumah sakit menjadi tempat dimana seokmin duduk dengan panik di depan ruang UGD menunggu dengan diam namun khawatir bahkan ia belum menghubungi Chan, mingyu atau siapa pun kecuali satu orang yang tiba-tiba menghubunginya.
Langkah kaki tergesa-gesa menyusuri setiap sudut rumah sakit dengan wajah paniknya siapa lagi kalau bukan Jisoo yang langsung melesat kerumah sakit saat menelfon seokmin tadi.
