18

641 78 5
                                    

Satu Minggu berlalu hari ini jihoon di ijinkan untuk pulang dan sialnya hari ini tak ada yang datang untuk menemaninya jadi ia harus membereskan barangnya sendiri.

Pintu ruang rawat jihoon terbuka dan mendapati soonyoung masuk dengan senyuman yang tertera di wajah tampannya, namun harus jihoon akui hatinya belum pernah mau ganti penghuni baru sejak lima tahun yang lalu.

"Kau pulang hari ini?"tanya soonyoung
"Iya"sahut jihoon
"Hari ini seokmin meminta ku untuk menjemputmu dan nanti kalian menginap di rumah kami"ujar soonyoung
"Tak perlu takut merepotkan kalian nanti"
"Jeonghan Hyung yang meminta jadi aku tak bisa menolaknya, tenang saja seungkwan, hansol dan xiyeon juga ikut"
"Baiklah"
"Kita nanti mampir makan dulu baru pulang"
"Terserah kau saja"

Soonyoung membatu jihoon membawakan tas berisikan perlengkapan jihoon untuk di bawa pulang, soonyoung banyak bercerita jika sangat tak seru jika ia harus berlatih drama musikal dengan Jenni sedangkan jihoon hanya tertawa sebagai tanggapan.

Rumah makan sederhana menjadi tempat dimana soonyoung dan jihoon duduk menunggu pesanan mereka siap diantar.

Jihoon tahu rumah makan ini sangat tahu pasalnya tempat ini adalah tempat pertama jihoon menghabiskan waktu untuk kencan pertama mereka dulu

"Kau masih ingat tempat ini ji?"tanya soonyoung
"Tentu saja...tempat kencan pertama kita"sahut jihoon
"Dan tempat dimana kita makan berdua pertama kali setelah lima tahun"
"Benar"
"Ji kau pasti sudah mendengar dari wonwoo bukan...hati ku tak mau berpindah tempat ji...ia terlalu nyaman dengan mu, bisakah kau memberiku kesempatan kedua untuk mendapatkan hati mu kembali ji"
"Soon bahkan permintaan maaf mu saja belum ku jawab soon sekarang meminta yang lain kepada ku"
"Maaf"
"Tak apa...permintamaafan mu ku terima aku memaafkan mu, namun untuk kesempatan kedua buktikan pada ku walau hati ku tetap saja aku ingin kau meyakinkanku lagi untuk yang satu ini"
"Baiklah...sudah lama aku ingin mengatakan ini pada mu...aku mencintai mu ji...aku mencintaimu Lee jihoon"
"Simpan itu untuk besok"
"Baiklah akan aku simpan...namun kau harus janji pada ku untuk menjawabnya"
"Aku janji"

Mereka menikmati waktu makan mereka dengan tenang sebelum pulang bahkan jihoon sudah bisa tertawa tanpa beban kembali.
.
.
.
Seokmin keluar dari ruang siaran dengan santai dan damai sampai suara nyaring milik Jisoo mengejutkannya bahkan kini mereka menjadi pusat perhatian.

Seokmin ingin sekali mengomeli Jisoo namu melihat kelamaan kucing anggora yang tersenyum dengan tas bekal yang Jisoo bawa seokmin mengurungkan niatnya.

"Kau benar-benar ingin aku mati kena serangan jantung ya?"ujar seokmin
"Tidaklah...maaf mengejutkanmu, aku bawa bekal untuk kita berdua ayo kita makan bersama"sahut Jisoo
"Kau memasak? Kau tak bercanda kan?"
"Tentu saja dan aku tak bercanda aku itu selalu belajar memasak sejak masuk SMA"
"Aku tak percaya..."
"Issss...kau coba rasakan dulu makanan buatan ku baru kau protes"

Jisoo menarik tangan seokmin menuju taman dekat dengan perpustakaan karena seokmin jika sedang sendiri selalu duduk disana karena teduh.

Jisoo mengeluarkan semua kotak yang ada dalam tas bekal itu dan tak lupa dua botol air mineral untuk mereka berdua.

Dua porsi bento makan siang, salad buah dan camilan menjadi hidangan yang ada dihadapan seokmin dan jisoo siang ini dan seokmin masih belum percaya jika Jisoo yang memasak.

"Kau tidak beli kan?"tanya seokmin
"Tidak...makan, rasakan baru komentar"ujar Jisoo

Seokmin pun mulai memasukan satu suap nasi dengan bulgogi yang Jisoo masak dan betapa lucunya wajah Jisoo yang menunggu reaksi seokmin

"Enak untuk pemula seperti mu"komentar seokmin
"Jika enak besok ku buatkan lagi"ujar Jisoo
"Terserah"
"Seok kapan kau akan memaafkan ku?"
"Jika aku memaafkan mu aku akan dapat apa?"
"Kau akan dapat ciuman ku bagaimana?"
"Kalau begitu tak akan ku maafkan"
"Yah...Seok kenapa kau lama sekali memaafkan ku"
"Terserah aku dong"

Seokmin sebetulnya sudah memaafkan Jisoo hanya malas saja bilangnya apa lagi Jisoo yang banyak tingkah seperti ini bisa-bisa seokmin tak bisa melakukan apa-apa karena Jisoo yang selalu menempel

Berbeda dengan seokmin dan jisoo yang makan siang mingyu dan wonwoo sibuk mengerjakan tugas bahkan mereka hanya makan siang dengan roti dan sekotak susu.

"Kau kekantin sana...makan siang"ujar mingyu
"Tugas ku belum selesai...lagi pula aku tadi sudah makan roti dan minum susu"sahut wonwoo
"Itu tidak mengenyangkan jeon, kau itu punya masalah lambung jadi itu kerjakan nanti setelah kau selesai makan"
"Kau masih ingat aku punya masalah lambung?"
"Tentu saja...kau pikir berapa lama aku mengenalmu...cepat makan sana aku tak mau repot menggendong mu ke ruang kesehatan"
"Aku akan makan kalau kau juga ikut makan"
"Baiklah aku ikut makan"

Wonwoo bergegas untuk menata semua bukunya kedalam tas begitu juga dengan mingyu yang sedang memasukan buku dan laptopnya.

"Wonwoo-ya soal permintaan maaf mu aku maafkan jadi jangan merasa terbebani lagi"ujar mingyu
"Terima kasih mingyu-ya" ujar wonwoo senang langsung memeluk mingyu

Mereka melanjutkan perjalanan ke kantin dengan senyuman yang saling mengembang bahkan yuvin yang duduk dengan santai saja terpesona dengan senyuman mingyu karena ia tahu temannya ini jarang sekali tersenyum.
.
.
.
Kediaman soonyoung dan yang lain kini sudah ramai dengan 14 orang yang sekarang sedang sibuk sendiri-sendiri jeonghan dan jihoon tengah sibuk memasak di dapur walau jeonghan terus memaksa jihoon untuk istirahat, wonwoo dan jisoo lebih memilih untuk membuat minum atau camilan, Hao, seungkwan dan xiyeon lebih memilih untuk menata meja makan sedangkan para lelaki lebih memilih untuk sibuk dengan tugas kuliah mereka.

Seperti mingyu yang sedang sibuk mengerjakan tugas perhitungan yang memusingkan kepala dan sialnya ia lupa membawa penggaris untuk membuat tabel dan bagan.

"Soonyoung Hyung kau punya penggaris"ujar mingyu masih sibuk dengan deretan angka di hadapannya
"Ada di laci meja belajarku kau ambil saja"sahur soonyoung

Mingyu pun pergi keruangan di mana soonyoung biasa belajar dan segera menuju meja dan tujuan utamanya adalah laci meja belajar, pandangan mata mingyu menatap tumpukan surat di samping penggaris soonyoung dan saat itu lah mingyu sadar jika soonyoung yang menjadi penerima surat itu.

Mingyu langsung pergi keluar ruangan soonyoung dengan cepat tak lupa juga penggaris yang ia butuhkan
Mingyu perlu bicara dengan wonwoo dan seokmin.

Makan malam terasa sangat ramai apa lagi dengan aura seungkwan dan mingyu yang sedari tadi terus beradu mulut membuat jihoon dan seokmin pusing sendiri.

"Malam ini kalian bisa menempati kamar kami, seokmin dan mingyu bisa tidur satu kamar dengan Jisoo dan wonwoo nanti biar jihoon tidur dengan soonyoung...kalian tenang saja karya soonyoung bisa dijadikan dua"ujar seungcheol
"Jangan apa-apakan hyungku ya Hyung"ujar Chan
"Kalau besok pagi hyungku ada sedikit goresan oppa akan aku tebus"timpal xiyeon

Soonyoung hanya menganggukkan kepala sebagai tanda paham dan setuju makan malam selesai dengan cepat dan sekarang semua sudah istirahat hanya tinggal mingyu, seokmin dan wonwoo saja yang masih stay di meja makan

"Aku tahu siapa yang mendapat surat itu"ujar mingyu
"Siapa?"tanya wonwoo penasaran
"Soonyoung hyung, dia yang mendapat surat itu"sahut mingyu
"Katakan pada ku jika soonyoung Hyung belum sadar dengan maksud surat itu"ujar seokmin
"Kurasa karena hanya di tumpuk saja"sahut mingyu
"Kita harus segera memberi tahu soonyoung mengenai teror ini"ujar wonwoo
"Sekarang kalian tidur aku juga ingin tidur"ujar seokmin

Mingyu dan wonwoo masuk kedalam kamar untuk tidur hanya tidur tidak lebih seokmin juga masuk ke kamar Jisoo untuk tidur tidak di kasur melainkan di sofa kamar Jisoo.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Our PageWhere stories live. Discover now