Mungkin, belum banyak yang tahu bahwa hari ini, tanggal 10 Oktober, diperingati sebagai Kesehatan Mental Sedunia.
Dan, mengenai hal itu, saya memutuskan untuk memberitahukan kepada pembaca, bahwa saya memiliki Panic Disorder, salah satu mental illness atau mental health disorder, yang dalam bahasa Indonesia berarti gangguan kejiwaan adalah gangguan mental.
Apa itu panic disorder?
Panic Disorder merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan serangan panik yang tiba-tiba, biasanya gejala yang terjadi mirip dengan serangan jantung. Tiba-tiba perasaan dikuasai kecemasan dan ketakutan luar biasa? Dan kecemasan tersebut berlangsung selama beberapa menit.Pada saat itu terjadi, jantung ikut berdegup kencang, berkeringat, merasa seperti tidak bisa bernapas atau berpikir.
Serangan ini tidak dapat diprediksi kapan datangnya bahkan tanpa pemicu yang jelas.
Panic Disorder dipengaruhi oleh beberapa factor.
Beberapa perspektif mengatakan bahwa Panic Disorder merupakan hasil dari lingkungan seseorang.Sementara itu, dari perspektif biologi sendiri menyatakan adanya ketidakseimbangan neurotransmitter pada otak seseorang yang memiliki Panic Disorder.
Teori lain berpendapat bahwa terdapat faktor genetik yang dapat menyebabkan panic disorder. Namun pada saat ini, sebagian besar ahli mempercayai bahwa
Panic Disorder dipengaruhi oleh kombinasi faktor yang terdiri dari genetis, biologis, dan lingkungan.
Apa yang menyebabkan saya memiliki mental illness ini??
Ada beberapa latar belakang, diantaranya kejadian traumatis dimasa kecil dan beberapa kebiasaan di masa remaja yang memicu trauma. Dan mungkin juga factor genetis.Sebenarnya, saya mengalaminya sejak beberapa tahun lalu, dan selama ini, gejalanya cenderung bisa diatasi sendiri.
Tapi, sejak pendemi ini datang, rasanya semakin sulit untuk dikendalikan.
Sayang sekali belum dapat konsultasi langsung dengan psikolog dengan situasi sekarang, baru visa via online.
Tapi, saya berjanji tidak akan kalah dengan si 'PD' ini. Saya akan melawannya sekuat tenaga.
Beruntungnya saya, memiliki suami yang mengerti dan selalu mendampingi.
Meskipun begitu,
saya mengerti bahwa, satu-satunya orang yang bisa menolong adalah diri saya sendiri.Salah satu, yang saya lakukan adalah, mendefinisikan ulang tentang makna bahagia, yang pernah saya tulis sebelumnya.
Yang belum baca silahkan klik link dibawah ya
Selain itu, yang saya lakukan adalah 'memeluk rasa takut'. Bagaimana caranya???
Sebagaimana disebutkan dalam definisi diatas, perasaan takut dan cemas yang menyerang tiba-tiba, adalah hal yang selalu dialami kami yang memiliki Panic Disorder.
Dulu, ketika serangan panic itu datang, saya selalu menyambutnya dengan denying (penyangkalan). "aku gak takut", "aku gak panic", "aku gak papa", sambil berpegangan karena badan gemeteran dan sesak nafas, begitu biasanya. Yang sebenarnya itu, tidak meredakan, justru menambah gejala.
Tapi sekarang, yang saya lakukan adalah memeluk rasa takut itu. Saya katakan pada diri sendiri, "aku takut, its OK. Takut itu manusiawi, kamu manusia, dan Allah menguji manusia dengan rasa takut".
Setelah memeluknya, saya akan berdoa, apapun yang saya takutkan, apapun yang saya khawatirkan, saya akan menumpahkannya dalam doa-doa kepada Allah SWT.
Dan, seperti kita tahu, mengingat Allah akan mendamaikan hati dan pikiran.
Termasuk salah satu yang memicu serangan panic bagi saya adalah ketika membaca ayat-ayat Al-Quran tentang azab dan hukuman di akhirat. Saya bisa merinding dan sesak nafas jika tilawah saya sampai pada ayat-ayat tersebut.
Tapi kan, tidak mungkin berhenti membaca Al-Qur'an, atau memilih membaca ayat-ayat yang 'aman saja. Maka, saya menyambut serangan panic dengan doa.
Setiap bertemu dengan ayat-ayat tentang azab dan neraka, dalam hati saya menggumamkan doa, "semoga Allah selamatkan aku dan keluargaku dari api neraka".
Setelah itu, saya bisa teruskan lagi tilawahnya, dengan damai dan bahagia.
Mungkin, ada yang mengalami hal serupa?? Ayo kita berbagi cerita.
Peluk hangat untuk kamu yang sedang berjuang untuk kesehatan mentalmu.
Salam Sayang
_Ummu Hafsah_
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Love and Motivation
Não FicçãoRasa sayang pada diri sendiri adalah obat plaing manjur. _Theodire Isaac Rubin