Tekan Tombol Bahagia!!!

20 3 1
                                    

"Asalkan kita jadi orang yang pandai bersyukur. Kita pasti selalu jadi orang yang bahagia."Itu keyakinan saya dulu.

Sekarang juga masih berlaku, tentu bagi orang lain. Itu tidak salah lho.

Tapi sekarang, saya harus membalik teori itu.

"Saya harus bahagia dulu baru saya bisa bersyukur". Mungkin ada yang punya kondisi yang sama, maka tulisan ini saya buat.

Sejak gejala anxiety semakin menjadi-menjadi, panic attact (serangan panic) bisa tiba-tiba datang.

Tiba-tiba merasa murung, takut cemas, dan segala jenis perasaan yang gak karuan, sebuah perasaan/emosi yang tiba-tiba muncul begitu saja. Jika dicari alasannya, tidak ada sama sekali. 

Saat itu terjadi, saya butuh jalan keluar. Satu-satunya cara adalah mengubah pikiran saya. Mengalihkan focus pada apa yang sedang dirasakan.

Salah satu yang disarankan terapis adalah memikirkan hal-hal yang netral seperti misalnya,

"Besok saya mau masak apa ya?"

"Eh, pelajaran anak-anak sudah semua belum ya?"

"Suami saya nyenyak sekali tidurnya ya?"

"Hari ini saya bisa menambah jam olah raga saya. Aaah senangnya"

Dan sebagainya.

Tapi, dalam jangka panjang saya butuh cara berfikir yang benar-benar bisa mengantisipasi serangan panic yang bisa terjadi kapan saja.

Dimana saya bisa dengan mudah mengubah rasa cemas menjadi rasa bahagia. Seketika!!!

Maka, saya belajar dengan keras untuk merasa bahagia. Bagaimana caranya rasa bahagia itu bisa ada.

Ternyata untuk orang seperti saya, memunculkan rasa bahagia itu tidak mudah lho. Bisa merasa bahagia ternyata benar-benar sebuah karunia Allah ya.

Saya membaca buku Mark Mason berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Dalam bukunya dia berkata, kita tidak pernah butuh alasan untuk bahagia (ringkasnya begitu ya). 

Kita tidak perlu setiap pagi berdiri di depan cermin, mensuggesti diri bahwa"Saya Bahagia... Saya bahagia..Saya bahagia". Kata Mark, kalau mau bahagia ya.. bahagia saja!!!.

Maka saya membuat teori kebahagiaan untuk diri saya sendiri.

Teori itu berbunyi: "Happiness is indeed in your self. It has a button, just push it, then you'll be happy"

(Kebahagiaan itu ada dalam dirimu. Dia punya tombol, tekan tombolnya, maka kamu akan bahagia).

Lebih jauh lagi setelah saya mendalami, akhirnya saya jadi mengerti bahwa, Sebagai makhluk yang diciptakan dalam bentuk yang sempurna, setiap jenis emosi, sedih, senang, kecewa, takut, cemas atau apapun itu, semua ada dalam diri kita. Benar-benar ada. Mereka seperti punya tombol, mungkin dengan warna yang berbeda. Kita yang memutuskan untuk menekan tombol yang mana, itulah emosi/perasaan yang akan kita rasakan.

Setiap emosi akan muncul mengikuti situasi yang kita hadapi. Itu juga yang dinamakan manusiawi.

Seperti ketika kita kehilangan sesuatu maka kita merasa sedih atau kecewa. Jangan merasa bersalah pada perasaan sedih dan kecewa itu, tandanya kita benar-benar manusia. Terima dan nikmati saja.

Tapi kemudian, kita tidak boleh berlarut-larut didalamnya, kita harus menekan satu tombol yang akan menjadi exit (pintu keluar) dari emosi yang akan menyiksa kita terlalu dalam. 

Tekan  tombol bahagia!!!!

Salam Sayang
_Ummu Hafsah_

Self Love and MotivationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang