10

677 75 35
                                    

Sorry gaes baru bisa update.

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 Eh maap kepencet wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh maap kepencet wkwkwk

  .......

   Hyunsoo dan Jaehyun terduduk di sofa dengan kepala mereka yang tertunduk, di hadapan mereka ada Jihyun yang menatap mereka tajam dengan tangan terlipat di dada. Sedangkan tuan Nam hanya memperhatikan di sofa tunggal yang ia duduki, melihat kedua pelaku yang berbohong sedang di hakimi itu.

"Jadi, sejak kapan Hyunsoo pintar berbohong?" Tanya Jihyun yang merasa kesal karna Hyunsoo ternyata membolos dan ia sudah tau selama ini Jaehyun dan Hyunsoo membohongi nya. Kenapa Hyunsoo harus di pertemukan dengan Kyungsoo?

"Maaf ma.." ucap Hyunsoo nyaris beebisik, Jihyun menghela nafasnya lalu beralih melirik tajam kearah Jaehyun.

"Kenapa kau mengetahui nya malah membiarkannya Jaehyun?" Tanya Jihyun yang membuat Jaehyun merasa mati kutu, apa yang harus dia jawab?

"Kau melihat aku waktu itu..." Jihyun menggantung perkataan nya. Ia melirik kearah Hyunsoo sebelum menarik nafas dalam.

"Aku hampi--"

"Jihyun sudah!" Teriak tuan Nam yang membuat Jihyun terdiam seketika, untuk pertama kalinya tuan Nam membentak.

"Maafkan ayah, ayah tidak bermaksud, tapi ayah tau apa yang ingin kau katakan. Kasian Hyunsoo.." jelas tuan Nam dengan wajah sedihnya, Jihyun sadar bahwa itu salah. Ia akhirnya mengalah, dengan menyembunyikan tangisannya, ia membekup mulut nya untuk menyembunyikan isakannya, Jihyun berjalan cepat kearah kamarnya.



"Paman, kakek. Apa mama tidak mau memaafkan Hyunsoo?" Tanya Hyunsoo polos, mata anak kecil itu terlihat berkaca-kaca. Tuan Nam menatap Hyunsoo dengan senyuman tipisnya.

"Mama mu hanya mengkhawatirkan mu Hyunsoo. Lain kali jangan begitu lagi ya?" Balas tuan Nam lalu mengusap kepala Hyunsoo lembut. Hyunsoo mengangguk dengan wajah sedihnya.

"Ya sudah, ayo paman temani Hyunsoo tidur" kemudian Jaehyun menggendong Hyunsoo ke kamarnya, tuan Nam memperhatikan itu dengan senyuman miris. Sungguh ia merasa iba kepada anak dan cucunya. Namun ia menyerahkan semuanya pada yang kuasa, jika benar Kyungsoo di takdir kan untuk Jihyun, Tuan Nam berharap Kyungsoo benar-benar berubah menjadi lebih baik.

------------

  Kyungsoo memasuki rumahnya, lalu ia melihat Insung yang di temani kedua bodyguard nya sedang menonton kartun kesukaan keluarga itu, Pororo.

"Bagaimana? Sudah ada kemajuan?" Tanya Insung dengan mata yang masih fokus menatap pada televisi yang menayangkan acara pororo itu. Kyungsoo yang mengerti apa yang di maksud tuan Insung tersenyum kecil, ia bergabung duduk di sofa dengan ayahnya itu.

"Setidaknya ia hari ini mau mengobrol denganku" balas Kyungsoo yang tersenyum membayangkan hal yang terjadi pagi. Ah sialnya kakek-kakek tadi mengganggu sekali! Padahal hampir saja. Kyungsoo benar-benar merindukan bibir Ji-hyun.

Insung mengangguk, ia tau semuanya butuh perjuangan, jika dulu Jihyun yang berjuang. Maka sekarang Kyungsoo. Memang dunia itu berputar, dan ada saatnya mereka akan bahagia dengan hasil perjuangan itu.

"Terkadang memang sulit untuk mendapat kembali apa yang pernah kita miliki, tapi jika kita berusaha keras, semuanya akan kita dapatkan. Berusaha lah seperti mengambil sehela rambut di dalam tepung dalam toples, sehelai rambut jangan putus, tepung jangan sampai ada yang tumpah.." nasehat Insung bijak, Kyungsoo menatap ayahnya itu heran, kenapa harus rambut dan tepung?

"Maksudmu, ayah?" Tanya Kyungsoo bingung. Insung tersenyum kecil lalu menatap anaknya itu.

"Kita harus pelan-pelan dan jangan ceroboh. Jika ceroboh dan kasar, maka rambut itu akan putus dan tepung akan tumpah. Begitupun dalam cinta, jika kasar dan ceroboh sedikit saja, maka selesailah semuanya dengan kata gagal" lanjut Insung lagi menjelaskan perkataannya. Kyungsoo sedikit tidak mengerti. Memang kata-kata orang tua sulit untuk di pahami, masih terlalu berat untuknya. Tapi ia tau makna dari kata-kata itu.


"Lagian Hyung, aku yakin sebanrnya Ji-hyun Noona masih mencintaimu. Lihat saja Hyunsoo masih memakai margamu" kata Kai yang masuk kedalam obrolan itu, Kyungsoo tersenyum kecil. Tugasnya saat ini hanya meyakinkan Jihyun masih mencintainya dan mau menerimanya.

Sulit nya mencari apa yang pernah kita miliki hilang karna yang hilang itu masih tersembunyi. Tidak terhapus seutuhnya.

  "Aku berharap perasaan cintamu hanya tersembunyi Ji-hyun.."

-------

  Hari ini adalah hari di mana Jihyun melakukan wawancara terhadap novel terbarunya yang berjudul 'Adakah cinta?'. Wawancara itu di adakan di cofe teman terbaiknya, Park Chanyeol.

"Nona, benarkah buku ini di kisah nyata dari nona yang selaku di siksa oleh mantan suami nona?" Tanya salah satu wartawan menyampaikan sebuah pertanyaan yang menjadi perbincangan hangat di sosial media saat ini. Ji-hyun tersenyum kecil lalu menggeleng pelan. Tentu ia berbohong!

"Itu hanya fiksiku semata" jawab Ji-hyun yang berusaha tetap tersenyum untuk menutup kebohongan nya.

"Oh. Apa dia pacar mu? Banyak penggemar mu yang menjodohkan kalian" kata salah seorang wartawan lagi saat Chanyeol melintas untuk mengantarkan sebuah pesanan. Ah pria ini lebih suka kerja dengan bertemu langsung dengan pelanggan. Agar ia bisa tau apa keluh kesah pelanggan nya di cafe ini.

Jihyun terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya

"Dia bukan tipe ku" jawab Ji-hyun yang di dengari Chanyeol.

"Yaa tipe dia lelaki pendek" terian Chanyeol lalu tertawa. Wartwan itu tertawa pelan.

"Kalian benar-benar cocok"

Tanpa mereka sadari, seorang pria dengan mata bulat dengan wajah di tutupi masker memperhatikan mereka secara diam. Ia merasa kesal dan cemburu. Siapa lagi jika bukan seorang Do Kyungsoo.

Perasaan itu bertambah saat Chanyeol bergabung, dan mereka nampak tertawa bahagia di sana.

Tolong jangan biarkan Kyungsoo membakar cafe ini sekarang!

..

Tbc.

misi memikat hati mantan istri {Dks-Njh} Tamat ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang