"MAMA! PAPA!"
"HYUNSOO!"
Di dunia nyata, dengan kompaknya Hyunsoo, Kyungsoo dan Jihyun saling memanggil. Bahkan Kyungsoo dan Jihyun terbangun di dari tidur mereka.
"Hyunsoo..." Panggil Jihyun pelan.
"Maa... Paa.." terdengar suara rengekan dari arah Hyunsoo, Kyungsoo bergegas menyalakan lampu kamar itu, mereka melihat Hyunsoo yang terus menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan, anak itu terus memanggil papa dan mamanya dengan keringat yang bercucuran.
"Aku akan memanggil dokter" ujar Kyungsoo lalu bergegas ke luar dari kamar rawat itu. Sedangkan Jihyun langsung bergegas mendekati Hyunsoo.
Jika kalian ingin tau, di dalam tidur Kyungsoo dan Jihyun melihat Hyunsoo sedang berada sendirian di sebuah ruangan yang sangat putih, ruangan yang sepi dan sunyi. Mereka mendengar dan melihat Hyunsoo mencari-cari mereka, sampai dua orang yang di kenali oleh mereka datang menghampiri Hyunsoo. Dan kedua orang itu menunjuk kearah Kyungsoo dan Jihyun yang sedang berdiri memperhatikan mereka. Setelahnya mereka saling memanggil dan terbangun.
"Hyunsoo..." Panggil Jihyun lalu mengusap kepala anaknya itu lembut, lalu Hyunsoo membuka matanya secara perlahan.
"Mama.." panggil Hyunsoo lemah kemudian kembali menutup matanya.
Jihyun tersenyum lembut dan memeluk anaknya itu, ia menangis haru. Akhirnya anaknya sadar dan tidak meninggalkan nya.
"Permisi nona, aku akan memeriksa anakmu" pamit seorang dokter yang baru saja sampai. Jihyun mengangguk pelan kemudian ia menjauh dari putra tunggalnya itu. Membiarkan dokter melakukan pemeriksaan.
"Ini keajaiban, Hyunsoo melewati masa kritis nya. Tapi keadaannya masih lemah saat ini, aku akan membuatkan resep obat untuknya. Dan ia di perbolehkan pulang saat keadaan nya membaik. Tolong jangan ajak Hyunsoo terlalu banyak mengobrol dulu, kalau begitu saya permisi dulu" jelas dokter itu lalu berjalan meninggalkan ruangan itu. Di ikuti dengan suster yang tadi sudah membantu dokter itu.
"Mama, papa" panggil Hyunsoo lemah, kini mata anak itu kembali terbuka dan menatap kedua orang tuanya lemah. Jihyun yang tidak menyadari sesuatu karena terlalu senang langsung mendekati anak itu.
"Papa dan mama di sini nak. Kau merasakan ada yang sakit?" Jawab Jihyun lalu mengusap tangan anaknya itu, Kyungsoo tersenyum mendengar nya tapi Hyunsoo menggeleng pelan.
"Papa dan mama harus kembali bersatu" ucapnya lemah.
Tunggu, Ji-hyun sadar akan sesuatu.
Apa maksudnya papa dan mama? Tidak mungkin jika Hyunsoo...
"Paman Kyungsoo adalah papa ku.." lanjut Hyunsoo seakan ia tau apa yang dipikirkan oleh mamanya.
"Emm Hyunsoo kamu harus istirahat, ini sudah malam, tidurlah.." suruh Kyungsoo lalu membenarkan letak selimut anak itu.
Jihyun masih bingung dengan keadaan. Sedangkan Hyunsoo hanya mengangguk lesu, ia sebenarnya sudah lelah tertidur.
"Jihyun..." Kyungsoo memanggil Jihyun pelan. Ia harus membicarakan nya dengan Jihyun di luar.
"Di mana Hyunsoo mengetahui hal itu?" Tanya Jihyun datar. Kyungsoo menghela nafasnya pelan.
"Kita bicarakan ini di taman rumah sakit"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Bisa kau jelaskan padaku semuanya? Dan kau pasti tau sudah sejak kapan Hyunsoo mengetahui kau adalah ayah kandungnya?" Baru saja mereka mendarat kan pinggul mereka di atas bangku taman ya g sudah sepi itu, Jihyun langsung melemparkan deretan pertanyaan pada Kyungsoo berdehem pelan. Ia menarik nafasnya sebelum menjelaskan semuanya.
"Sejak Hyunsoo membolos dan mendatangi kantor ku" jawab Kyungsoo jujur. Ji-hyun menatap heran kearah Kyungsoo.
"Kau memberi tahu nya?" Tanya Jihyun lagi, Kyungsoo menggelengkan kepalanya pelan.
"Ia mendatangi ku dengan membawa foto pernikahan kita yang ada di kamar ku, dia mengambil nya secara diam-diam. Anak kita anak yang cerdas Jihyun, itukah dia tau. Lagi pula Hyunsoo juga perlu mengetahui siapa ayah kandungnya" jelas Kyungsoo yang membuat Jihyun terdiam.
"Kau masih menyimpan foto pernikahan kita?" Tanya Jihyun yang langsung mendapat anggukan dari Kyungsoo.
"Aku bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun, kecuali diri mu, Jihyun." Ujar Kyungsoo lagi, tentu itu bukan dusta atau gombalan, di hadapan rembulan yang waktu itu menyinari gelapnya kota seoul, Kyungsoo mengucapkan sumpahnya itu. Jihyun terkikik geli lalu berdiri.
"Konyol sekali diri mu, Kyungsoo" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Kyungsoo sendirian di sana.
Jihyun berhenti melangkah.
"Kau seperti orang gila yang menjilati sampah yang sudah kau injak-injak dan kau buang"
Setelah mengatakan itu, Ji-hyun melangkah kan kakinya lagi meninggalkan Kyungsoo sendiri di taman.
"Ya Jihyun, aku gila. Gila karena cinta mu" gumam Kyungsoo lalu menundukkan kepalanya. Apakah setidak pantas itu dirinya di mata Ji-hyun?
-------
"Jihyun, kau harus makan"
Lagi-lagi Hyunsoo menggelengkan kepala, entah sudah keberapa kalinya pagi ini Jihyun terus membujuk Hyunsoo agar mau memakan buburnya.
"Gak enak ma, buburnya hambar" rengek Hyunsoo lagi, ia benar-benar tidak menyukai makanan rumah sakit yang hambar itu.
"Kau harus memakannya Hyunsoo.." balas Jihyun lagi dan ingin menyuapi anaknya itu. Tapi tetap saja Hyunsoo tidak mau.
"Hyunsoo, kau ingin cepat sembuh tidak?" Tanya Jihyun yang di angguki oleh Hyunsoo.
"Ya sudah, makan ya..."
"Gak mau!"
Astaga, Hyunsoo benar-benar keras kepala seperti papanya.
"Hyunsoo kenapa tidak mau makan?" Tanya Kyungsoo yang baru saja datang dengan membawa sekantung buah.
"Papa!" Teriak Hyunsoo riang, anak itu memberikan cengiran kepada sang ayah.
Kyungsoo membungkuk mensejajarkan dirinya dengan Hyunsoo."Anak papa kenapa tidak mau makan?" Tanya Kyungsoo lalu menyolek hidung anaknya itu lembut.
"Hyunsoo ingin makanan yang enak, bubur itu lembek dan hambar" rengek Hyunsoo manja, Kyungsoo terkekeh pelan.
"Tadi ayah membeli dvd pororo terbaru, ingin menonton nya?" Tanya Kyungsoo yang mendapat anggukan cepat dari Hyunsoo dengan matanya yang berbinar..
"Tapi Hyunsoo habiskan buburnya dulu ya?" Tanya Kyungsoo lagi yang membuat Hyunsoo memanyunkan bibirnya.
"Mau tidak? Jika tidak papa akan memberikan nya pada orang lain saja" ancam Kyungsoo kembali berdiri tegak.
"Baiklah! Tapi ayah yang menyuapi!" Jawab Hyunsoo pada akhirnya.
"Baiklah!"
Tanpa mereka sadari, Ji-hyun memperhatikan kedua pria itu dengan senyuman di bibirnya.
"Kenapa hati ku menghangat melihat mereka seperti ini?"- Ji-hyun
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
misi memikat hati mantan istri {Dks-Njh} Tamat ✅
De Todo"Memang, terkadang apa yang membuat sakit, itulah obatnya" - Njh "Jangan membenci terlalu lama, nanti jatuh sayang" - Dks