Setelah sampai di apartemennya, Jiyong berlari menuju lift dan berdoa agar istrinya baik-baik saja. Ia sangat takut hal ini terjadi. Setelah lift terbuka di lantai apartemennya, Ia segera menuju apartemen miliknya dan menekan password.
"Sayang" panggil Jiyong.
Sepi. Dimana Lisa? Dimana istrinya? Jiyong mencari ke seluruh ruangan apartemen. Dan terakhir Ia memasuki kamarnya dan Lisa. Jiyong membuka pintu berharap istrinya berada di kamarnya. Namun, nihil. Lisa tidak ada di sana. Matanya melihat sebuah kertas yang letakkan dibawah parfum kesayangan Lisa. Dengan was-was Jiyong mengambil kertas itu lalu membacanya.
Dear Jiyong Oppa
Annyeong Oppa, kau mencariku? Tidak perlu mencariku Oppa, aku pergi untuk menenangkan diri sementara. Mianhae, aku pergi membawa anak kita. Aku hanya tidak ingin Ia mendengar jika Appanya berbuat hal yang seperti itu. Oppa, dia hamil. Dia juga mengandung anakmu, jangan membuat anak itu lahir tanpa pernikahan. Bertanggung jawablah sebagai pria sejati.
Oppa, sejujurnya aku sudah tau hal ini, aku sudah tau kau sering bertemu dengannya, hanya saja aku memikirkan anak yang ku kandung ini. Tapi setelah berpikir sekian lama, aku rasa aku egois jika harus seperti ini, bertahan seperti orang bodoh hanya demi anak. Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaganya dengan baik, aku akan memberitahu dia betapa hebat Appanya.
Oppa, aku berharap, kau tidak mencariku. Bahagiakan saja Jennie, dia membutuhkanmu.
Dariku, Lalisa
Jiyong meremas dada kirinya kuat. Rasa sakit ditinggalkan oleh istri tercinta karena kesalahannya sendiri membuatnya frustasi. Jiyong bersimpuh dan menangis terisak menggenggam surat dari istrinya itu. Sebentar lagi waktu Lisa melahirkan. Dan Ia membuat istrinya pergi entah kemana.
.
.
.
.Keluarga Jiyong sangat terpukul akan kepergian Lisa yang tanpa mereka ketahui, begitu juga Ibu Lisa.
Kepergian Lisa juga membuat heboh semua orang terutama penggemar Jiyong dan Lisa. Mereka merasa kecewa dengan hal ini. Mereka terus menyerukan agar Lisa segera ditemukan, namun ada juga yang mendukung Lisa untuk pergi dari Jiyong karena mereka menyayangi Lisa. Sementara Jennie? Setelah karirnya anjlok, kini setiap hari Ia harus menerima hujatan-hujatan itu.
"Kenapa kalian menghujatku! Harusnya kalian bahagia JJ bisa kembali" ucap Jennie yang membaca hujatan di kolom komentar miliknya.
BRAKKK
Jennie terkejut saat Jiyong datang bersama manajer Jennie yang tak bisa menahan amarah Jiyong.
"Op-"
PLAKK
Jennie sampai terjatuh di sofa karena tamparan keras dari Jiyong.
"KIM JENNIE KAU TELAH MENGHANCURKAN RUMAH TANGGAKU!" Bentak Jiyong membuat Jennie ketakutan."KAU! AKAN KU BUAT KAU MENYESAL!" ucap Jiyong hendak pergi namun dihentikan oleh suara Jennie.
"Kau tidak bisa pergi dariku Oppa! Anak ini adalah anakmu! Kau tak bisa mengelak" ucap Jennie dengan nafas terengah. Tanpa meperdulikan Jennie yang meneriaki namanya, Jiyong melangkah keluar.
.
.
.
.
.1 tahun 5 bulan berlalu sejak Lisa pergi dengan kandungan yang sudah berusia 8 bulan.....
Lisa belum ditemukan sama sekali. Ia benar-benar menyembunyikan dirinya dengan baik. Sedangkan Jiyong mau tidak mau harus bertanggung jawab menikahi Jennie, meski keluarga Jiyong menentang.
Namun kedua orang tua Jennie memohon agar Jiyong bertanggung jawab atas kehamilan putri mereka..
.
.
.Seorang wanita baru saja selesai memandikan putri kecilnya. Kini mereka berdua tengah berada di kamar.
Kalian mengingatnya? Tentu saja. Dia Lalisa. Wanita yang telah memiliki seorang putri cantik, lucu dan menggemaskan yang usianya sudah berumur 1 tahun 3 bulan. Semenjak kepergiannya dari Korea Selatan, Ia memulai kehidupan barunya di Sydney. Melahirkan tanpa sosok suami di sampingnya, tak membuat Lisa menyerah. Butuh waktu satu tahun bagi Lisa untuk membiasakan diri tanpa suaminya. Bahkan Lisa sudah terbiasa melihat berita tentang Jiyong. Lisa memang masih mencintai suaminya. Benar. Mereka belum bercerai, Lisa kini memilih fokus untuk membesarkan dan merawat putri sematawayangnya.
"Sayang mau jalan-jalan dengan mommy?" Ucap Lisa membuat bayi mungil itu tertawa-tawa.
"Aigoo kenapa anak mommy begitu menggemaskan" ucap Lisa menoel hidung putrinya. Lalu Ia bangkit dan meraih gendongan bayi lalu memasangnya pada tubuh rampingnya. Setelah itu Ia mengangkat tubuh putri kecilnya dan meletakkannya pada gendongan itu. Lalu Lisa mengambil tasnya yang berisi dompet serta handphonenya. Lisa memenuhi kebutuhannya dengan merintis usaha Kue. Di Sydney Ia bertemu seseorang yang kini menjadi sahabatnya bernama Jisoo.
Jisoo lebih tua 2 tahun dari Lisa. Ia bahkan mengetahui siapa Lisa karena Ia salah satu penggemar Lisa dan G-Dragon. Jisoo tak menyangka wanita sebaik Lisa akan mendapatkan nasib seperti ini. Jisoo pun ikut membantu Lisa mengurus toko kuenya.
Lisa menggunakan topi serta maskernya juga jaket. Ia keluar memang harus melakukan penyamaran seperti ini. Ia tidak ingin siapapun mengetahui keberadaannya.
.
.
.
.BigBang kembali comeback dari masa kelam yang menimpa leader mereka. Kini mereka akan mengadakan konser di Sydney.
"Lice, kau sudah dengar? BigBang akan mengadakan konser di Sydney" ucap Jisoo sambil menyuapi bubur keponakannya itu. Jisoo memang sudah menganggap anak Lisa sebagai keponakannya.
"Aku harap mereka tidak melihatku, eonni" ucap Lisa yang datang dari dapur membawa 2 gelas minuman.
"Apa kau membencinya?" Tanya Jisoo hati-hati.
"Aniyo, aku hanya ingin membiasakan diri eonni"
"Lice, putrimu butuh seorang ayah"
"Aku akan memberitahunya pelan-pelan ketika Ia sudah bisa mengerti" ucap Lisa menatap putrinya yang sibuk dengan mainan di tangannya.
"Arraseo. Kau masak?"
"Ani, hehe pesan saja eonni" ujar Lisa diangguki oleh Jisoo.
Selesai menyuapi keponakannya, kini giliran Jisoo yang makan setelah pesanannya datang. Sedangkan Lisa memilih menidurkan putrinya.
"Kau dimana sayang? Apa anak kita sudah besar? Apa dia lucu? Oppa merindukanmu" ucap Jiyong yang tengah memandangi foto wanita yang masih sangat Ia cintai. Rasa penyesalan dan rasa bersalah itu selalu muncul.
"Oppa akan kembali mengadakan konser untuk comeback, Oppa harap kau menonton kami" ucapnya lagi sambil mengelus wajah Lisa di layar handphonennya.
.
.
.
.
.
Tbc.....Nyesekk banget gue baca ulang ini hueeeee