Lisa bersama putri kecilnya dan Jisoo kini berada di sebuah Villa dekat pantai.
"Ini Villa milikmu eonni?" Tanya Lisa."Ne, Lice. Ah ini sebenarnya Villa pribadi milik keluargaku. Dan setiap berlibur kemari, kami akan menempati Villa ini" ujar Jisoo.
"Aa..arraseo"
"Aigoo kenapa kau menggemaskan sekali huh" ucap Jisoo menoel hidung keponakannya itu.
"No, no" oceh bayi itu membuat Jisoo dan Lisa terkekeh.
"Aigoo apa aunty tak boleh menyentuh hidung mungilmu itu? Huhu" Jisoo pura-pura bersedih membuat si kecil terdiam. Lalu dari pangkuan Lisa Ia berusaha meraih wajah Jisoo di depannya dengan kedua tangan mungilnya.
"Tii..." Ocehnya sambil mengusap tak jelas wajah Jisoo. Benar-benar menggemaskan.
"Oouhh lihatlah betapa menggemaskannya dirimu huh" Jisoo lantas mengambil alih si kecil dan menggendongnya. Tentu saja itu membuatnya cekikikan. Lisa tersenyum melihatnya, seandainya suaminya yang menggendong putri mereka saat ini.
"Eonni, aku ingin ke minimarket sebentar, bisa kau jaga Yoora?"
"Mau ku temani?" Tawar Jisoo.
"Aniyo, lagi pula dekat kan dan aku tetap menggunakan penyamaran ini" ucap Lisa terkekeh.
"Arraseo, belikan aku tissue Lice" ucap Jisoo diangguki oleh Lisa.
.
.
.
.
.Jisoo yang sedang menemani Yoora bermain mendengar suara beberapa mobil memasuki Villa pribadi itu. Jisoo mengangkat Yoora ke dalam gendongannya dan melangkah menuju pintu kaca depan.
Jisoo melihat seorang pria keluar dari dalam mobil dan beberapa pria lainnya juga ada beberapa orang lagi.
"Ahjussi" panggil Jisoo lalu melangkah ke arahnya. Sementara orang-orang lainnya melihat seorang wanita tengah menggendong bayi berjalan ke arah CEO mereka. Sementara satu orang lainnya mematung menatapnya, lebih tepatnya menatap bayi yang ada di dalam gendongan wanita itu.
"Ne, Jisoo-ya. Apa kabar?"
"Aku baik Ahjussi" ucap Jisoo melirik seseorang yang sejak tadi menatap ke arah Yoora.
"Apa ini...." Jisoo mengangguk sebagai jawaban. Lalu pria itu menatap yang lain dan mengisyaratkan untuk masuk ke dalam tak terkecuali seorang pria dengan tatto di tubuhnya. Jisoo juga masuk ke dalam.
Kini mereka semua duduk di ruang tengah Villa yang memiliki banyak sofa untuk kapasitas 25 orang.
"Kita tunggu seseorang dulu" ucap Jisoo. Sementara Yoora menatap bingung banyak orang di depannya. Namun tatapan si kecil itu tak pernah lepas dari seseorang. Tangannya selalu mencoba menjulur ke arahnya, tanpa sadar Ia bangkit dan melangkah untuk meraih gadis kecil itu membuat semua orang terkejut.
"Kau cantik" ucap Jiyong, ya mereka dipertemukan oleh Jisoo dan Yang Hyunsuk sebelum menjelang konser 2 hari lagi. Matanya berkaca-kaca saat menatap mata kecil itu. Hangat. Hatinya menghangat saat mendekap tubuh kecil itu.
"Apa dia-" ucapan Seungri terpotong saat seseorang masuk ke dalam.
"Eonni, mobil siapa di depan?" Tanya Lisa yang sibuk dengan kantong belanjanya dan belum menyadari jika banyak mata menatapnya kini. Wanita yang baru saja meletakkan belanjaannya dan membuka jaketnya serta maskernya menoleh. Matanya membulat serta tubuhnya lemas seketika saat ini. Apa ini mimpi? Bahkan Ia baru saja berharap di dalam hati dan apa ini? Semuanya benar-benar terjadi di depan matanya. Pandangannya beralih pada seorang pria yang tengah menggendong putri kecilnya yang juga terlihat nyaman. Pria yang Ia rindukan selama ini, pria yang Ia harusnya hindari selama beberapa bulan lagi tapi takdir malah mempertemukan mereka kembali dengan cepat.
Mereka semua yang di sana menatap Lisa, menatap perubahan Lisa. Mereka juga merasa seperti mimpi bertemu dengan Lisa yang telah lama menghilang.
Jiyong yang tau itu Lisa segera melangkah mendekat bersama putrinya itu. Tangan kanannya langsung menarik dan membawa Lisa ke dalam pelukannya. Tangis Lisa pecah saat itu juga. Ia memeluk erat suaminya, menumpahkan segala kerinduannya. Jiyong memejamkan matanya untuk menahan tangis. Namun sia-sia. Air matanya kini telah keluar membasahi pipinya."Sssttt uljima sayang, uljima...mianhae...mianhaeyo" lirih Jiyong sambil terus mengecup pucuk kepala Lisa.
"Bogoshipeo..hiks hiks..."
"Nado bogoshipeo Lalisa....Oppa mohon jangan pergi lagi. Jeball" ucap Jiyong.
"Hiks hiks huaaaaa" kini Yoora menangis melihat keduanya menangis membuat Lisa dan Jiyong melepas pelukannya.
"Uljima sayang, gwenchana mommy di sini hum?" Ucap Lisa menghapus air matanya dan putrinya membuat Jiyong menghangat.
"Kemarilah" ucap Lisa namun Yoora malah mengeratkan pelukannya pada Jiyong.
"Arraseo, kau begitu merindukan Daddy?" Ucap Lisa lembut.
"Kau merawat putri kita dengan baik sayang" ucap Jiyong mengelus pipi Lisa.
"Aku sudah berjanji padamu jika aku akan merawatnya Oppa" ucap Lisa.
"Mianhae, Oppa tidak tegas mengambil keputusan, Oppa terlambat"
"Aniyo. Semua sudah berlalu Oppa. Sebenarnya aku belum ingin menemuimu"
"Ya. Kau tidak bisa bersembunyi terus, kau istriku dan dia putri kita. Dia lah yang berhak atas semua yang aku punya" ucap Jiyong.
"Tapi-"
"Pulanglah bersama Oppa ke Korea, kita akan melakukan konferensi pers. Aku akan menghubungi orang tua kita" ucap Jiyong.
"Itu benar Lice, kau juga harus ikut meluruskan masalah ini. Yoora juga lambat laut akan mencari ayahnya jika kau terus bersembunyi" ucap Yang Hyunsuk. Lisa pun akhirnya setuju.
Malam ini mereka berkumpul. Manajer masing-masing member, Yang Hyunsuk, Lisa, member BigBang, Jisoo. Sementara staff lain kembali hotel yang dekat dengan Villa itu.
"Jadi, Jisoo eonni adalah keponakan Hyunsuk ahjussi?" Tanya Lisa.
"Ne, Jisoo adalah anak dari adikku"
"Apa eonni merencanakan semua ini?" Bisik Lisa yang dibalas cengiran oleh Jisoo.
Sedangkan Jiyong dan keempat member lainnya sibuk bermain dengan Yoora. Sungguh balita yang mungil, menggemaskan dan manis itu selalu membuat orang-orang di sana tertawa.
"Aigoo menggemaskan sekali kau Yoora" ucap Daesung.
"Dia begitu lucu. Ah aku rasa ingin memilikinya bersama Bomie" ucap Seunghyun.
"Jangan berulah Seunghyun-ah" ucap Yang Hyunsuk.
"Ya. Hyung umurku sudah mulai menua" ucapnya.
"Tapi tingkahmu seperti remaja labil" cibir Yang Hyunsuk membuat mereka semua tertawa melihat Seunghyun menekuk wajahnya sebal.
.
.
.
.
.
.
Tbc......