Sebelum baca, Vote dulu yuk🐍
Follow IG: @febby_indahsari
Selamat membaca🐣💯
Shena berjalan dikoridor menuju kelas sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Lagu Savage Love membuatnya semangat pagi ini, tumben sekali kan gadis itu tidak datang terlambat. Rambut panjang berwarna coklat itu berayun ketika Shena menggerakkan tubuhnya. Sudut bibirnya pun membentuk senyuman yang menandakan bahwa hari ini moodnya sedang baik.
Shena, gadis itu hanya punya dua perasaan dalam hidupnya, bahagia dan amarah. Gadis cantik pemilik rambut coklat itu tidak pernah merasakan sedih, lebih tepatnya menangis. Hidupnya benar-benar terpenuhi, apapun keinginannya pasti akan terkabul. Ghasendra, lelaki itu tidak akan membiarkan putrinya meneteskan air mata. Siapapun yang berani membuat putrinya menangis pasti akan berurusan dengannya.
Jika Shena terluka, Ghasendra yang akan merasakan sakitnya. Jika Shena menangis, Ghasendra yang akan merasakan sedihnya. Jika Shena tersenyum, Ghasendra merasa amat sangat bahagia.
Tumbuh menjadi gadis nakal adalah pilihan Shena. Selagi itu tidak membuat putrinya sedih, Ghasendra tidak akan melarangnya kecuali, putrinya itu melewati batas.
Lanjut pada Shena yang sedang asik mendengarkan musik. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika empat gadis berpenampilan hits menghadang jalannya. Shena pastikan, mereka berempat akan melakukan sesuatu yang memancing amarahnya.
"Lo Shena kan?" tanya salah satu dari mereka berempat.
Shena tidak menjawab, bukan karna malas tapi suara gadis itu kalah kencang dengan musiknya.
Shena salah fokus pada salah satu gadis dihadapannya. Wajah gadis itu lembam.
"Ini? Lo liat ini! Muka gue jadi bonyok karna lo." sentak gadis ber-name tag Maudy Azkarya.
"Oh, lo yang waktu di toilet gue bogem ya?" tanya Shena masih santai.
"Bisa-bisanya ya lo!" tunjuk Maudy.
"Apaan? Kan lo duluan yang mulai."
"Sini lo!" Satu dari mereka berempat menarik lengan Shena dengan kasar.
"Lo apaan sih? Gak terima temen lo ini gua bogem?" tanya Shena kesal.
Tidak ada jawaban, satu gadis bertubuh tinggi menghampiri Shena. Gadis itu terlihat lebih cantik dan mewah dibandingkan teman-temannya. Shena pikir, pasti gadis itu adalah ketuanya.
Shena melirik name tag gadis itu, Barbie Hanzel. Wow, nama yang sangat bagus.
Barbie memojokan Shena pada tembok, lalu mengunci pergerakannya. Barbie memandang rendah Shena dari atas sampai bawah, lalu menepuk-nepuk pipi Shena. "Lo tuh sampah!"
Shena menyeringai, ini ceritanya mereka berempat mau membuly nya? Tidak salah orang kah? Oke baiklah jika itu mau mereka Shena akan melancarkan aksinya.
"M-maaf kak," ujar Shena berpura-pura takut.
Semua gadis itu tertawa. "Ternyata bisa takut juga lo?" tanya Maudy.
"Pegangin," suruh Barbie pada kedua temannya kecuali Maudy.
"Cepat balas dendam lo," titah Barbie sambil menyenderkan tubuhnya pada tembok.
Plak!
Satu tamparan mendarat dengan mulus dipipinya. Shena menunduk sambil menyeringai, jika kalian bisa melihatnya itu sangat menyeramkan.
Shena mengangkat wajahnya dengan kasar, ternyata Maudy seberani itu dengannya. Oke baiklah. "Ternyata lo semua mau main-main sama gue," ujar Shena.
KAMU SEDANG MEMBACA
S H E N A [END]
Teen FictionIni kisah tentang Shena Alexandra Raesha. Gadis dengan segala kebrutalan dalam dirinya. Nakal? Sudah pasti. Sombong? Jangan ditanya lagi. Kejam? Jika ada yang mengusiknya. Pandai bela diri? Jangan pernah di ragukan. Kisahnya berawal ketika Shena be...