"HEI!"
Kedua remaja itu terkejut dan akhirnya menghela nafas ketika yang menegurnya bukanlah satpol PP. Seorang warga dengan tongkat kayu menghampiri mereka.
"Mau mesum ya?" Tuduh bapak berjenggot tebal itu.
"Sembarangan! Kita pilih tempat kali pak," balas Shena dengan sengit.
"Pergi-pergi, buat salah paham saja!" Usirnya.
"Santai aja kali, gue beli juga ni jalan!" Cetus Shena lalu menarik lengan Alaska pergi dari sana.
"Tunggu sebentar," ucap Alaska.
"Kenapa?"
"Nunggu motor."
Shena menurut dan tak lama setelah itu motornya datang dengan seseorang yang membawanya. Dua orang bermasker berhenti di depan Shena, satu membawa motornya sendiri sedangkan yang satu lagi membawa motor Alaska.
Tanpa banyak mengucap kata, Alaska hanya berterima kasih pada mereka.
"Balik ke sekolah?" Tanya Alaska.
"Tapi kayaknya gak mungkin deh," Shena mengecek jam tangannya. "Udah jam sepuluh soalnya."
"HEI, ITU DIA ANAK-ANAK YANG TADI!"
"Naik," ucap Alaska.
Shena mendengus kesal lalu segera naik ke motor Alaska. "Masih aja ngejar kita!" Gerutunya.
Alaska melajukan motornya dengan kencang, karena bingung mau kemana akhirnya Alaska membawa Shena ke rumahnya.
20 menit kemudian mereka sampai, Alaska memarkirkan motornya di garasi yang bersebelahan dengan mobil. Dan pas sekali hujan turun membasahi bumi.
"Untung udah sampai," ucap Shena sambil menata rambutnya yang berantakan. Ia melirik Alaska yang terdiam menatap langit. Sepertinya Alaska suka hujan.
"Lo suka hujan?" Tanya Shena memastikan. Alaska tidak menjawab, cowok itu terus menatap langit dengan pandangan yang damai, sudut bibirnya pun sedikit terangkat membuat senyuman.
Tangan Alaska terulur agar tersentuh air hujan. Matanya terpejam seolah menikmati air dingin itu. Shena yang melihatnya tersenyum sambil menatap Alaska.
"Akhirnya hujan turun," ujar Alaska membuat Shena cukup kaget karena tadi asik menatap Alaska sambil melamun.
"Mau main hujan?" Tanya Shena. Alaska menatapnya sambil tersenyum, melihat itu Shena langsung menarik Alaska ke halaman. Membiarkan hujan membasahi tubuh mereka berdua.
Shena berputar di tengah hujan, menikmati air yang berjatuhan itu ke tubuhnya. "Ah, damai banget," ucapnya sambil merentangkan tangan.
Alaska tersenyum kecil sambil mengusap rambut Shena yang basah. "Suka hujan?" Tanya Alaska.
Shena memeluk Alaska lalu mengangguk. "Suka kalau mainnya bareng Lo," ucapnya sambil mendongak menatap Alaska.
Alaska membalas pelukan Shena lalu mengecup kening gadis itu. Merasa malu, Shena menyembunyikan wajahnya di dada bidang Alaska. "Mau ke taman?" Tanya dan ajak Alaska.
Shena melepas pelukannya lalu menggenggam tangan Alaska. "Boleh, ayo," ajaknya.
Kedua remaja itu berjalan di tengah hujan yang cukup deras menuju taman belakang rumah Alaska. Tangan mereka masih saling menggenggam erat. Setelah sampai Shena melepas genggamannya lalu berlari menuju tanaman bunga.
"Demi apa Lo punya bunga Daisy?" Tanya Shena seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Suka?" Tanya Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
S H E N A [END]
Fiksi RemajaIni kisah tentang Shena Alexandra Raesha. Gadis dengan segala kebrutalan dalam dirinya. Nakal? Sudah pasti. Sombong? Jangan ditanya lagi. Kejam? Jika ada yang mengusiknya. Pandai bela diri? Jangan pernah di ragukan. Kisahnya berawal ketika Shena be...