PART 17👊

36.3K 4.1K 308
                                    

🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼

Pagi harinya setelah Shena meminta maaf pada Ghasendra dirinya sudah mulai ceria lagi. Shena melupakan masalah kemarin dan akan mengawali hari ini dengan semangat, apalagi nanti akan bertemu Alaska.

Dan, hari ini Shena menuruti perintah Ghasendra yang tidak mengizinkan nya membawa motor, setidaknya sampai luka Shena sembuh. Pukul 06:50 Shena sampai di sekolah dengan Ghasendra yang mengantarkannya.

"Shena pergi dulu ya Dad," ucapnya sambil bersalaman.

Ghasendra mengangguk lalu mengecup puncak kepala Shena. "Semangat," ujar Ghasendra.

Setelah Shena turun dari mobil kini dirinya menjadi pusat perhatian. Shena yang biasanya membawa motor sekarang di antar sekolah dengan keadaan luka. Menatap sinis mereka semua Shena mempercepat langkahnya.

Di depan kelas 10 IPA Shena bertemu dengan Alaska, kalau jodoh memang tidak kemana. Berlari kecil Shena menghampiri Alaska. "Hai, selamat pagi," sapa Shena dengan senyuman.

Alaska hanya menatap datar Shena. Shena yang mendapat tatapan seperti itu langsung cemberut, ia mengulurkan tangannya untuk membentuk senyuman di bibir Alaska. "Nah kan ganteng," ucap Shena.

Alaska menepis lengan Shena. "Minggir," usirnya.

Shena cemberut lagi lalu menyingkir dari hadapan Alaska dan berpindah ke samping cowok itu, tanpa takut Shena menggandeng lengan Alaska. "Kalau gini kan gak kosong," ucap Shena.

"Lepas," ujar Alaska.

"Nggak."

"Lepas!"

Shena malah menyenderkan kepalanya di lengan Alaska. "Kenapa si anti banget sama cewek? Lo hom-pffttt..." Alaska menutup mulut Shena.

"Jangan buat berita yang nggak-nggak," ucap Alaska.

"Yaudah anterin gue ke kelas 10 IPS," balas Shena.

"Gak usah manja," hardik Alaska.

"Yaudah gue sebar berita yang nggak-nggak," ancam Shena.

Alaska mencengkeram lengan Shena lalu membawa gadis itu menuju kelasnya. "Aduh pelan-pelan dong sayang," goda Shena.

Semua orang yang mendengarnya langsung berbisik-bisik dan berpendapat tidak benar. Sedangkan Shena malah tersenyum melihat tangannya di genggaman Alaska.

"Lain kali kalau mau genggam gue yang lembut ya," ucap Shena setelah sampai di depan kelasnya.

"Mimpi!" Kata Alaska.

"Yang akan jadi kenyataan," lanjut Shena.

Alaska berdecih lalu segera pergi karena keadaan jadi semakin ramai akibat ulah Shena. Tidak lama lagi pasti akan ada gosip.

S H E N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang