PART 25👊

32.1K 4.2K 831
                                    

Guru rapat menjadi Alasan mengapa pagi ini jam kosong. Gadis cantik berambut cokelat itu terlihat murung hari ini. Aura gadis itu terlihat gelap karena sedang dalam mode badmood. Ini hari kedua Alaska tidak sekolah, cowok itu absen lagi. Sedangkan Galen dan Arka sudah masuk, kedua teman Alaska itu ternyata libur karena pertandingan futsal kemarin. Shena kesal karena pesan dan telponnya sama sekali tak di respon. Apa mungkin Alaska pergi tanpa membawa ponsel barunya.

Shena mengusap wajahnya dengan kesal, sedetik kemudian ia baru ingat kalau Barbie dan teman-temannya masih berada dalam gudang. Harus kah ia peduli dan membuka pintu gudang untuk mereka? Tapi Shena lupa dimana terakhir kali ia meletakan kunci gudang itu.

"Liz, ikut gue yuk," ajak Shena.

"Kemana?" Tanya Liza.

"Udah ayo ikut aja," Shena menarik lengan Liza keluar dari kelas. Sebelum pergi ke gudang Shena meminjam jepitan Mila untuk pengganti kunci yang hilang.

"Padahal itu jepitan baru gue, jangan sampai rusak ya," pinta Mila.

"Iya tenang aja," balas Shena.

"Buat apasi?" Tanya Liza bingung.

"Ikuti saja aku, pelayan," Shena kembali menarik lengan Liza menuju gudang.

"SHENA JANGAN SAMPAI RUSAK LOH," teriak Mila dari kelasnya setelah Shena menjauh. Bukannya pelit, tapi jepitan itu limited edition. Belinya pun jauh dan membutuhkan waktu lama untuk sampai.

Di lain tempat, kini Shena dan Liza sudah sampai di depan gudang. Sepertinya mereka masih terkunci, mustahil ada sinyal di ruangan sempit itu jika mereka ingin meminta bantuan. Bahkan jika mereka berteriak sekeras apapun tidak akan terdengar karena jarak gudang dan bangunan sekolah cukup jauh.

"Ngapain sih kesini? Jangan bilang Lo mau pesugihan?" Tuduh Liza yang tidak-tidak.

"Kocak anjir, ngapain gue begitu," balas Shena. "Liat ya," ucapnya.

"Apakah ada orang?" Tanya Shena sambil mengetuk pintu gudangnya.

Mereka berempat yang ada di dalam langsung membalas ketukan pintu itu. "BUKA! TOLONG BUKA!"

"Lo ngunci mereka?" Tanya Liza kaget.

Shena menyeringai sebagai jawaban. "Ceritanya panjang," ucapnya.

"Buka gak ya?" Pancing Shena. Mereka yang sadar bahwa di luar sana adalah Shena semakin berteriak kesal.

"Sebentar ya kakak," ucap Shena sok manis.

"Dah gila emang Lo," hardik Liza.

"Mereka duluan kok yang cari masalah," balas Shena sambil membuka pintu itu dengan jepitan milik Mila.

Pintu gudang terbuka...

Keempat gadis itu langsung keluar dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Di dalam sana mereka tidak bisa bernafas dengan bebas. Barbie dan Nancy terbatuk sedangkan Tamara dan Maudy mengatur nafasnya sambil mencak-mencak.

"LO GILA YA?" Tanya Barbie dengan garang.

"Alhamdulillah waras," jawab Shena sambil tersenyum manis.

"Ew, baju gue kumuh banget," lirih Nancy.

"Rambut gue jadi lepek hiks," kini Tamara yang bersuara.

Barbie dan Maudy menatap Shena dengan sengit, setelah itu mereka berempat pergi meninggalkan Shena dan Liza.

"Dari kapan?" Tanya Liza.

"Kemarin," jawab Shena sambil tertawa.

"Nyari masalah terus kerjaannya, segabut itu Lo sampe ngunci mereka?" Tanya Liza.

S H E N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang