Jake turun untuk makan malam. Dia pergi ke tempat makan dan melihat papanyanya menyiapkan makanan mereka.
"Hai," sapa Jake,
"Hai. Ayo makan."
Yang lebih muda mengangguk dan duduk,
"Jadi, bagaimana menjelajahi Universitas?" Gulf bertanya padanya,
"Aku bertemu Profesor Smith," jawabnya dan mulai makan malam,
Gulf bersenandung sebagai jawaban dan bertanya lagi mengapa dia marah tadi, "Kenapa kamu begitu marah tadi? Apa terjadi sesuatu?"
"Uh, tidak." dia berbohong, "Eh, aku baru saja bertemu dengan seorang pria dan dia pergi begitu saja tanpa meminta maaf. Sungguh kasar!"
Tak lama kemudian, bel dari lift berbunyi yang berarti ada pengunjung.
"Itu Paman Mild, kurasa." Jake berkata.
Mereka menoleh kepada seseorang dan Jake hanya memberikan wajah dan memutar matanya.
"Bagus." dia bergumam,
"Hai. Makan malam bersama kami?" Gulf tersenyum kepada pengunjung mereka,
"Aku sudah selesai. Hai Jake!"
Jake menjentikkan lidahnya dan memalsukan senyumnya, "Hai, Paman Tharn,"
Yang lebih muda makan malam dengan tergesa-gesa dan pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Hari ini hari yang sangat panjang.
Sekarang dia mengerti mengapa papanya berkencan dengan Paman Tharn. Dia memiliki kemiripan dengan daddynya.
Jake mengejek dan berbaring di tempat tidurnya, "Aku ingin tahu mungkin papa hanya berkencan dengan Paman Tharn karena dia merindukan daddy," gumamnya dan memejamkan mata.
Sekarang jam 10 pagi dan Jake bangun. Dia menguap dan mengusap matanya untuk mendapatkan penglihatan penuh.
Dia turun untuk sarapan tapi ternyata dia sendirian di penthouse.
Setelah dia selesai sarapan, dia pergi mandi untuk menjelajahi kota lagi. Dia sedang berjalan dari lobi, meninggalkan gedung ketika dia melihat sosok yang dikenalnya bersandar di limusin.
"Tidak lagi," dia memutar matanya dan berjalan cepat.
Mew mengikutinya dari belakang saat dia terus berjalan. Dia marah karena yang lebih tua tidak mau meninggalkannya sendirian.
Jake berhenti dan menghadapi yang terakhir, "Bisakah kamu berhenti mengikutiku? Tolong?"
"Aku perlu bicara denganmu," kata Mew dengan nada serius,
"Tidak ada yang perlu dibicarakan!"
"Tolong?"
"Urgh! Baik! Hanya satu pembicaraan, oke ?! Setelah itu, maukah kau tinggalkan aku sendiri?"
Mew perlahan mengangguk, "Oke,"
Jake memutar matanya, "Jangan di jalan ini. Ayo kita bicara di suatu tempat. Papa tidak ada di rumah jadi dia mungkin ada di suatu tempat di sini. Dan aku tidak memberitahunya bahwa aku bertemu denganmu, astaga."
Mew membuka pintu limusin dan mengundang Jake masuk. Yang lebih muda tidak ragu-ragu dan melompat masuk. Perjalanan itu sunyi dan Mew menawarinya jika dia ingin minum sesuatu.
"Aku bersumpah, jika ini caramu untuk menculikku, itu tidak akan berhasil. GPS-ku aktif dan papa akan selalu datang dan menemukanku serta menyelamatkanku darimu. Dan kau pasti sudah mati." ujar Jake dan menyilangkan lengannya. Jake sedang duduk di sisi jendela dan begitu juga Mew. Ada celah di antara mereka.
Yang lebih tua tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Kamu sudah dewasa. Aku tidak akan menculikmu. Jika aku mau, aku seharusnya melakukannya saat kamu baru berumur 7 atau 8." dia menjelaskan,
"Masa bodo." katanya dan memakai airpods-nya.
-bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lust of The CEO [Book II]
Fanfiction[PERINGATAN! KONTEN DEWASA, BXB, HEAVY ANGST] "Apa yang kamu lakukan?" "Aku ingin kamu menandatangani ini." "Apa ini?" "Surat cerai?" Mew mengangguk. Gulf tidak menanggapi tetapi dia perlahan menganggukkan kepala dan mengambil pulpennya. D...