Bagian 2

3K 305 12
                                    

Happy Reading

Beberapa menit Hana hanya mampu berdiam diri. Salahkah kalua ia sampai tidak habis pikir pada apa yang dibicarakan atasannya? Rasanya ia ingin mencaci Jeff jika ini bukan di area kantor. Itu pun kalua ia punya keberanian. Baru saja ia hendak melangkahkan kaki, Jeff sudah lebih dulu bersuara. Pembicaraan belum selesai.

"Status saya sekarang duda," pandangannya lurus, kedua tangannya bersidekap.

"Huh?"

Jeff tersenyum. Sangat tipis. "Saya sudah bercerai sejak 5 tahun yang lalu."

Hana merasakan seperti sengatan ketika mengetahui kebenaran dari mulut atasannya. Jadi, ini kabar baik atau buruk?

Hana sepenuhnya tidak mengetahui latar belakang Jeff. Yang ia tahu, laki-laki itu hanya salah satu pimpinan di tempatnya bekerja. Tidak bohong kalau saat itu ia merasa sangat terkejut.

"Kalau Keenan bilang mamanya hamil, emang benar."

Pernyataan itu justru membuat Hana semakin bingung.

"Anak suaminya yang sekarang."

Di antara percakapannya dengan Jeff, ia sedikit merasa lega meski ia tidak paham mengapa demikian. Hana tengah berada pada kebimbangan dan ketidakpercayaan atas apa yang baru saja terjadi. Dia bukan siapa-siapa, lantas apa yang menjadi dasar laki-laki itu mendadak ingin menikahinya? Jika itu terkait dengan alasan terselubung pun tidak mungkin.

"Hmm ya udah, niat saya sih cuma mau menyampaikan niat itu. Saya gak bermaksud buat maksa kamu, tapi saya sangat berharap kamu berkenan menerima saya," kata Jeff sembari menekankan kata MENERIMA.

Saat itu mungkin Hana hanya mampu terdiam dan mengangguk seolah menurut dengan perkataan atasannya. Mungkin Hana akan lebih mudah menerima dan tidak seterkejut ini kalau Jeff bukanlah atasannya. Jeff sama sekali bukan tandingannya.

"Kamu bisa pikirin dulu, sekarang kamu boleh kembali ke ruangan kamu."

Debaran itu seolah mereda kala Hana berjalan Kembali ke ruangannya. Lantas ia terduduk di meja kerjanya dan kepalanya seolah tidak dapat diajak bekerja sama, pernyataan Jeff Kembali terputar di memorinya. Laki-laki itu ingin menikahinya.

Hana mencubit keras-keras kedua pipinya dengan tenaga maksimal. "Aw. Sakit. Bukan mimpi ternyata."

"Dia duda?"

"Dia ngajak aku nikah?"

"Ah, mikirin apa aku ini?!" Hana secara tidak sadar mengibaskan tangan kanannya, menolak keras sekelibat bayangan di kepalanya.




*

Meski beberapa hari telah dialui Hana, nyatanya itu tidak menghapus ingatan atas pembicaraannya dengan Jeff di kantor. Rasanya, dua hari sebelumnya sudah menguras tenaga Hana, wanita itu tidak tahu pasti penyebabnya. Kemarin seharusnya menjadi hari libur yang tenang bagi Hana, tapi niat Jeff yang ingin menikahinya sungguh membuatnya tidak tenang. Apa yang ia takuti? Bukankah ini langkah yang baik untuk ke depannya?

Meski tidak hujan, semesta nampaknya masih enggan menghentikan lantunan gemuruh yang berlangsung sejak pagi. Dan kabar buruknya, hari ini, Hana akan kembali dengan pekerjaannya di kantor. Beberapa kali ibu nampak heran melihat kegelisahan Hana yang tidak beralasan.

Ibu menatap gelagat aneh Hana sejak pagi, wanita paruh baya itu berjalan menghampiri anaknya. "Kamu ini jadi berangkat kerja gak sih, Kak? Dari tadi kok mondar-mandir di sini aja."

Hana sempat terkejut sebelum mendapati ibunya berdiri beberapa jengkal di sampingnya. "Eh, ibu. Jadi kok bu"

"Ya udah berangkat sana, keburu telat nanti."

TREASURE : Give Me A Chance [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang