✨Happy Reading✨
Akhir pekan, Jeff dan Varo akan biasa dijumpai di halaman belakang rumahnya. Jeff yang sibuk dengan lembar koran dan secangkir kopi yang sesekali ia serupuut dengan suara merdu yang dihasilkan, sementara sesekali berbincang dengan Varo yang juga duduk tepat di sampingnya.
"Widih! Pagi-pagi udah rapi aja, mau ke mana Mbak?" spontan Varo bertanya ketika melihat Hana muncul dari dalam.
"Mau reunian SMA dia Ro, mau ketemu mantannya."
"Ih apaan sih mas?"
"Siapa nama mantan kamu? Lupa aku. Jaja?"
"Jaja? Siapa mas? Jaja Miharja?" Varo ikut bertanya.
"Mas! Juju namanya, sembarangan kamu ganti-ganti nama orang."
"Masih inget banget tuh Mas sama nama mantan, mas jangan mau kalah dong," Varo menaik turunkan kedua alisnya seraya melirik jahil. Memang dasarnya kompor mledug.
Jeff mendadak memasang wajah masam. Lantas beranjak tanpa sepatah kata menuju mobilnya.
Jeff menghentikan mobilnya tepat di drop off lobby venue acara reuni, Jeff meraih tangan halus Hana dan mengusapnya begitu posesif, "pokoknya kalau udah selesai langsung telepon aku, gak usah mampir-mampir. Inget udah ada suami."
"Ya ampun, iya Mas, kamu tenang aja."
Lantas tangan Jeff beralih mengusap perut Hana, "jangan capek-capek ya Bunda, kasian nanti adik bayi yang di perut."
"Iya Mas, paling nanti cuma duduk ngobrol-ngobrol aja. Gak akan capek."
"Ya udah, mau aku anter aja ke dalemnya?"
"Gak usah, itu Yura sama Khansa."
Acara reuni berjalan sekitar dua jam. Aku banyak berinteraksi dengan orang-orang yang sudah lama tidak pernah ku temui.
Karena reuni diadakan di restaurant hotel ternama di kota, aku tidak perlu bingung menunggu kedatangan mas Jeff. Aku duduk di lobby hotel, masih ada beberapa teman lamaku yang juga menunggu atau sekedar duduk di tenpat yang sama.
Selang dua jam, acara itu selesai. Hana yang duduk sendiri di lobby beberapa kali menelepon Jeff, namun ponsel laki-laki itu tidak dapat dihubungi.
"Hana,"
Sepintas suara itu membuat Hana menoleh pada sumber suara. "Hmm? Iya?"
Seorang laki-laki berperawakan tinggi yang proporsi tubuhnya mungkin bisa dikatakan setara model-model professional itu lantas duduk di samping Hana. "Nunggu siapa Han? Perlu dianter?"
"Gak perlu, dijemput suami."
"Apa kabar Han?"
"Baik Ju, kamu?"
"Sejauh ini sih baik. Hana, aku minta maaf ya?"
"Buat?"
"Semuanya, soal masa lalu kita." Juju tersenyum, entah apa arti dari senyumnya itu.
Dari jauh, Jeff menatap Hana yang tengah berbincang dengan laki-laki. Di saat yang bersamaan, laki-laki itu juga menatap Jeff bahkan melengkungkan senyum padanya, dan itu membuat Jeff kehilangan suasana hatinya yang baru saja merasakan senang. Pantaskah kalau Jeff cemburu?
"Yuk mas, mobil kamu di mana?"
"Kenapa gak telepon aku kalau udah selesai dari tadi?"
"Aku telepon kamu, nomor kamu gak aktif, Mas."
Jeff jadi terdiam ketika mendengar penuturan Hana. Jeff lupa, ia mematikan data selulernya sejak tadi.
*
"Aku mandi dulu ya, Mas?"
Kali ini Jeff hanya mengangguk seraya membaringkan tubuhnya di atas sofa. Ia kembali menatap ponselnya yang sejak sepuluh menit yang lalu tidak henti mengeluarkan nada dering. Alih-alih membuka ponselnya, ia justru melemparkan ponsel it uke atas tempat tidur. Ia menghela napas kasar, ia hanya keluar selama beberapa jam, tapi rasanya lelah sekali.
Jeff memandangi Hana yang baru saja muncul dari sebalik pintu, dengan rambutnya yang dibalut handuk, terpampang leher mulus sang istri. Lantas Jeff tersenyum penuh arti, ia dengan mudah berdiri lalu menghampiri Hana.
"Mas mandi dulu sana, pasti bau-" Hana diam sejenak, merasa bahwa aroma tubuh Jeff tidak asing, "wangi bayi."
"Masa sih?" Jeff spontan menciumi badannya sendiri, ia justru tidak menyadari bahwa ada aroma bedak bayi menempel di bajunya..
"Iya, bau bedak bayi sama minyak telon. Mas habis ngapain?"
"Oh, mungkin tadi baunya Keenan nempel. Tadi anaknya habis peluk-peluk aku."
"Ngawur kamu, Keenan udah gak pake minyak telon sama bedak bayi, Mas"
Pasangan suami istri itu mendadak sibuk dalam keterdiaman masing-masing. Hana tahu, bahwa mungkin saja aroma bedak bayi itu tertempel setelah mereka memasuki area perbelanjaan sesaat sebelum mereka pulang. Sementara Jeff, ia masih sibuk menciumi badannya, dan tidak lama kemudian justru nyelonong pergi ke kamar mandi.
Sore itu ketika Jeff baru saja membaringkan tubuhnya di tempat tidur, Hana mendatanginya dengan gerak perlahan. Istrinya itu berjalan seraya memegangi perutnya yang semakin membesar tiap bulannya. Lantas tiba-tiba Jeff tersenyum, kalau ditanya alasannya, Jeff tidak tahu. Tapi ia betulan merasa ketika melihat istrinya, ia merasakan sedikit rasa bahagia.
"Mas makan sushi, yuk?"
" Tumben tiba-tiba gitu? Tadi kenapa gak minta?"
Alih-alih menjawab, Hana justru duudk tempat di samping Jeff tanpa adanya jarak. Lantas mengusap dada bidang sang suami seraya memajukan kepalanya. Ia mengecup sekilas pipi berisi milik sang suami membuat sang suami menahan senyumnya.
"Ngerayu ya?"
Hana tersenyum menatap manik Jeff, "boleh gak, Mas?"
"Iya boleh. Nati kalau gak diturutin bahaya. Adik bayi bisa ileran nanti."
Mendengar penuturan Jeff, Hana memekik kegirangan. Wanita itu tanpa basa-basi berdiri dan mengganti pakaiannya tepat di hadapan Jeff.
Sementara Jeff? Blushing. Jujur, sebetulnya agak lucu juga, ketika Jeff mendapati istrinya melepas seluruh pakaiannya di depan matanya. Tubuh istrinya masih sebagus sebelum sang istri hamil. Hanya saja perutnya yang terlihat membesar. Namun, Jeff tetaplah lelaki yang mana jika disuguhkan pemandangan indah seperti barusan, tentu akan terangsang. Tidak, tapi ia ingat bahwa setelah ini mereka akan pergi.
Sudah menjadi kebiasaan Varo, sore-sore begini ia pasti menonton mukbang video di youtube. Alasannya? Ya memang suka saja. Tidak ada alasan berarti. "Pada mau ke mana?" tanya Varo ketika melihat kakaknya dan keponakannya sedang berjalan hendak melewati ruang keluarga.
"Mau beli sushi. Gara-gara kamu nonton mukbang ini," Jeff mendengus, lantas membalik badannya hendak berjalan keluar.
"Ikutttt, tungguin!" laki-laki itu berlari tunggang langgang ke kamarhnya hanya karena tidak ingin ditinggal.
Dengan cepat Varo berlari ke kamarnya dan menutup pintu.
"Halah ngintil aja itu bocah satu"
Selesai dengan keinginan makan sushi, mereka masih terus menyusuri lantai mal sampai dengan tiba-tiba Varo dan Keenan berbelok menuju area bermain. Kalau sudah begitu, jelas pasti Varo yang lebih dulu menghasut Keenan. Kalau urusan hasut-menghasut anak kecil, Varo memang jagonya.
"Yang anak-anak cuma satu, tapi kayak bawa dua anak ya, Mas?"
Jeff terkekeh, "Iya, yang sabar ya."
[TO BE CONTINUED]
⭐️
⭐️
⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURE : Give Me A Chance [Jung Jaehyun]
Romance[Tersedia di Google Playstore/Playbook] Menikah bukan hanya tentang hidup bersama setelah janji pernikahan diucapkan, tapi juga bagaimana menghadapi apapun bersama-sama dan tidak saling meninggalkan bahkan ketika keadaan terasa begitu melelahkan. Je...