Bagian 6

2.5K 255 8
                                    

Double update hari ini..

Happy Reading

Pagi itu Hana bangun dengan keadaan lemas. Rasannya tulang-tulangnya seakan dipatahkan ratusan kali, hingga hanya untuk bangun dari posisi terlentangnya saja rasanya tidak mampu. Jeff yang akhirnya turun tangan untuk mengurusi istrinya.

"Aku udah siapin bubur buat kamu, Keenan juga udah selesai makan sereal barusan. Kamu makan dulu ya?"

"Mas, aku baru inget itu Varo tadi malem gak pulang ya? Mobilnya gak ada soalnya."

Jeff justru heran. Dalam keadaan sakit, harusnya yang Hana pikirkan adalah keadaan dirinya sendiri. "Sayang, jangan pikirin yang lain dulu, ayo kamu sekarang makan biar cepet sembuh"

Sejenak Hana tersadar akan pandagan Jeff. Laki-laki itu menatapnya dengan seksama sejak beberapa menit yang lalu. "Kenapa mas?"

"Jadwal kamu haid harusnya kapan?"

"Harusnya sih minggu kemarin mas, tapi kadang jadwal haid aku suka gak teratur gitu."

"Aku beliin testpack ya? kita coba cek."

"Waktu itu bukannya pernah beli mas? Ada di mana ya aku lupa.."

"Kayaknya ketinggalan di apartemen waktu itu. Biar aku yang beli lagi aja.""

"Kamu gak apa-apa mas beli sendiri?"

"Gapapa dong, kan beli buat istri sendiri." Jeff justru merasa menjadi suami yang baik dan siaga di saat-saat seperti ini. Ia sama sekali tidak keberatan harus mengurusi Hana.

Samar-samar Hana mendengar suara benda bergetar dari nakas di samping tempat tidurnya. Ternyata ada panggilan masuk di ponselnya, dan ia lupa untuk mengaktifkan nada dering ponselnya. Dengan gerak terbatas Hana berusaha meraih ponselnya dan menjawab panggilan telepon itu.

Setelah mendengar suara yang muncul dari seberang, yang awalnya lemas, tiba-tiba saja Hana beranjak dari tidurnya. Pening di kepalanya mendadak hilang tergantukan oleh keterkejutan yang luar biasa.

Jeff yang baru saja membuka pitu kamar, spontan dikejutkan dengan gerak Hana yang terburu-buru. "Ada apa?"

"Ayah. Ayo ke rumah sakit" jawab Hana terburu-buru, ia berjalan tanpa memperhatikan apapun di sekitarnya dan itu membuat Jeff lebih khawatir dengan keadaan Hana.

"Kamu tenang dulu," Jeff meminta Hana untuk tenang dan berhati-hati.

"Sekarang mas. Kalau kamu gak mau antar aku bisa pergi sendiri."

"Iya aku antar, tapi jalannya pelan-pelan sayang," kedua tangannya menahan bahu Hana dan menuntunnya untuk berjalan perlahan.

Sepanjang perjalanan Jeff mengendara mobil dengan tangan kirinya menggenggam tangan Hana. Seterkejut itu sampai Hana tidak mampu lagi meneteskan ari matanya mendengar berita yang baru saja ia dengar. Jeff yang mengerti, tanpa banyak bicara ia berusaha menenangkan Hana dengan mengusap lembut punggung tangan istrinya.

Bau rumah sakit yang begitu menyengat menyerobot masuk ke indra penciuman Hana dan Jeff. Meski begitu, mereka tetap melangkah menuju ruang ICU. Dari jauh, nampak sorang laki-laki mengenakan hoodie berwarna biru tosca. Laki-laki itu sedang menunduk, tapi Hana jelas hapal siapa dia.

"Ini ada apa sebenarnya? Apa yang kalian sembunyiin dari aku? Ibu bilang Farhan bakal pulang minggu depan. Terus sekarang dia tiba-tiba ada di sini."

"Kamu tenangin pikiran dulu ya, ibu gak mau kita bicara dengan kondisi kamu masih panik gini," wanita itu berbicara selembut dan sepelan mungkin pada Hana dan berusaha menennagkan.

TREASURE : Give Me A Chance [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang