"Maaf, ya, Ahjumma jadi merepotkanmu."
"Tidak apa, Ahjumma. Lagi pula, aku senang, kok. Aku jadi ada teman di sini." Tangannya bergerak untuk mengusap kepala seorang anak kecil di sampingnya itu.
"Hahaha ... baiklah, kalau begitu Ahjumma pergi dulu, Jimin-ah. Jungkookie, jangan nakal, ne? "
"Ne, Eomma!"
Keduanya melambaikan tangan kepada wanita yang lebih tua di sana dengan senyum riang di wajah masing-masing.
CKLEK!
Kini pintu rumah Jimin telah tertutup sempurna. Suasana hening seketika menguasai dengan begitu leluasanya. Jimin terlihat berpikir dalam diam. Sedangkan bocah kecil di hadapannya itu tengah sibuk merogoh sesuatu dari dalam tas ransel yang mirip dengan wajah pahlawan kesukaannya; Ironman.
"Nih!" tiba-tiba tangan bocah itu terulur ke atas dibarengi dengan senyum manisnya. "Kookie cuka mamam emen!" kalimatnya terputus. Ia nampak berpikir cepat untuk kalimat selanjutnya. "Ini, Hyungie!" lanjutnya dengan riang.
Jimin mendapati sebungkus permen rasa susu pisang di atas telapak tangan mungil yang terbuka penuh di hadapannya. Dulu bocah itu tidak pernah memberinya permen seperti ini-ah, mungkin Jungkook baru menemukan camilan kesukaannya. Jimin pun menyambutnya dengan senang hati. "Terima kasih, Kookie." Jimin memberi sebuah kecupan di salah satu pipi gembil milik bocah berusia 3 tahun itu. Membuat sang pemilik terkikik geli.
Omong-omong, Jungkook itu sangatlah menggemaskan di mata Jimi-tidak, tidak. Maksudku, di mata semua orang. Kedua mata besar bak bola ping-pongnya yang selalu menatapnya dengan binar polos khas seorang anak kecil. Pipi gembilnya yang memiliki rona merah muda yang alami. Sepasang gigi kelinci putih nan bersih miliknya yang selalu mengintip malu-malu kala dirinya tersenyum. Sungguh, Jimin gemas. Jika saja Jung--ah, maaf. Mari kembali ke topik awal.
"Anu ... apakah Kookie sudah makan siang?"
Jungkook lalu menggeleng malu-malu. "Kookie awu mamam emen aja ..." katanya sembari memilin ujung kausnya.
Jimin mengernyitkan dahinya. Ia lalu berjongkok dan memegang kedua bahu yang lebih muda. "Memangnya Kookie tidak lapar?"
Jungkook menggeleng pelan. "Kookie lapal, api Kookie awu mamam emen ... api, emen Kookie nda ada ..." ia menunjukkan isi tasnya yang kosong.
Astaga, jadi sebungkus permen yang diberikan Jungkook tadi, adalah permen miliknya yang terakhir?
Jimin melunakkan ekspresi wajahnya. "Kalau begitu, kita makan siang dulu, lalu kita beli permen kesukaan Kookie sebanyak yang Kookie mau, deal?"
Wajah Jungkook yang awalnya berkerut sedih seketika bersinar cerah. "Deal, Hyungie!"
🐱🥝🐯
"Sudah kenyang?"
"Cudah, Hyungie!" ucapnya lalu tersenyum lebar, menunjukkan gigi kelinci mungilnya yang putih nan bersih.
"Cha! Saatnya membeli permen untuk Jeonggukie!"
Kedua tangan mungilnya terkepal penuh di udara. "Yeay!" Jungkook berseru riang; ia sangat bersemangat untuk bertemu kembali dengan permen susu pisang favoritnya. Ia turun dari kursinya dengan tidak sabaran, membuat Jimin bergeleng pelan sembari tersenyum maklum.
Keduanya lalu berjalan menuju pintu utama dengan semangat yang membara; khususnya Jungkook.
CKLEK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Little Monster; MYG + KTH
Short StoryIni tentang Min Taehyung, si 'monster' kecil dengan segala kenakalan nan menggemaskannya untuk mewarnai hidup sang kakak, Min Yoongi. child!tae. -norjkhi.