Evanescent
.
.
.
Aku mengerutkan dahi pertanda tak mengerti. Pria didepan ku ini masih setia berdiri pada tempatnya. Dengan wajah yang dibuat sangat memelas.
"Gue tau lo gak suka futsal. Tapi plis, gue mohon cuma temenin gue aja kok. Lo cuma perlu temenin gue, tungguin gue latihan. Udah gitu doang" dia menyatukan tangannya didepan wajah, simbol memohon.
"Iya, kamu udah bilang gitu dari tadi. Cuma aku bingung, kenapa aku harus nemenin kamu latihan?" Tanyaku heran. Apapun alasannya, sungguh sepertinya ini tak masuk akal.
"Heeh lo tau nggak sih. Ntar itu temen temen gue pasti pada bawa pacarnya, pasti pada ngebucin cuiih" aku melihat wajah kesalnya yang kentara sekali, aku menaikkan sebelah alis. Masih bingung dengan permintaan nya itu.
"Ya kamu bawa pacar kamu dong" terlihat dia mengernyit kesal padaku, apakah sebabnya?
"Ga punya!" Singkat, padat, jelas.
Aku tertawa, dia masih memandang kesal kepada ku. Aku merasa kasihan padanya. "Banyak yang antri diluar sana chi" ucapku dengan sisa tawa, mungkin dia sudah sangat jengkel padaku.
"Tapi gue maunya lo" dia menatapku intens, membuatku salah tingkah.
"Kenapa harus aku? Aku tau masih banyak yang lain, yang mau kamu ajak nemenin latihan" dia menghela nafas panjang. Seolah mempunyai kehidupan yang sangat berat.
"Kenapa? Karena gue sukanya sama lo, bukan mereka!"
Blush! Pipiku pasti merah saat ini
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent (End)
FanfictionEvanescet: 'lekas menghilang dan hanya bertahan dalam kurun waktu singkat' For Kanemoto Yoshinori The man who can take me down too deep Selesai