🍭 Four

288 63 10
                                    

Evanescent

.

.

.


Aku bosan menunggui Yoshi yang sedang latihan. Apa apaan? Hanya duduk memperhatikan pria itu berebut bola dengan teman temannya. Aku juga harus mengorbankan waktu berhargaku.

Kulihat dia menghampiri ku dengan bulir bulir keringat di dahinya. Duduk disampingku dengan nafas yang tersengal.

"Capek banget gilaak!" Kudengar dia mengeluh sendiri karena kelelahan.

"Kamu yang mau latihan, kamu yang ngeluh. Gaboleh gitu chi" ucapku dengan sedikit senyum.

Dia memandangku dan ikut tersenyum. "Engga kok, capeknya udah hilang liat senyum lo"

Blush! Lagi lagi dia membuat getaran di hatiku muncul. Perasaan aneh yang kurasakan menjalar sampai ke pipiku, menimbulkan rasa panas yang pastinya membuat rona merah muncul.

"Chii, ayo latihan lagi!" Teriak salah satu temannya, membuyarkan kebekuan ku.

"Gue latihan lagi yaa, lo tunggu aja. Nanti gue kasih hadiah karena udah nungguin gue" ucapnya kemudian kembali ke lapangan.

Tak lama setelah itu, sebuah tangan menarikku kasar. Membuatku terpaksa mengikuti arah si penarik. Ternyata dia, wanita yang amat ku benci. Namun aku tak bisa menunjukkan rasa benci itu.

"Mama nyekolahin kamu buat belajar! Bukan buat genit ke cowok! Kamu jangan jadi cewek murahan yaaa!!!!" Aku benci wanita ini, sangat membencinya. Aku sedikit memberontak, aku tahu sekarang perhatian terpusat padaku. Aku terpaksa mengikuti langkah wanita ini.

Kulihat Yoshi menatapku cemas. Namun aku tak punya pilihan lain, aku harus mengikutinya chi, maafkan aku tak bisa menemani mu sampai selesai. Aku pamit ya chi.

***

Evanescent (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang