Sudah seminggu aku mengajar disini, dan seperti yang aku khawatirkan sedari awal terjadi juga. Semakin kesini ternyata sudah ada beberapa guru yang menunjukkan sifat tidak suka denganku, yah walaupun belum secara langsung. Tapi masa bodohlah, selagi aku gak merugikan mereka dan mereka tidak merugikan yah santai aja.
Dihari senin gini bisa - bisanya aku telat bangun, jam sudah menunjukkan angka 6 : 30 disaat aku membuka mata. Aku yang kaget langsung ngacir kekamar mandi, siap - siap untuk berangkat ngajar. Namun sial, ketika aku mau pesan ojol, rupanya my hp pake acara mati segala. Mau gak mau dengan setengah berlari aku menuju jalan raya buat nyetop angkot.
Mampus sudah, sudah jam setengah delapan tapi tak satupun angkot yang aku stop berhenti, semuanya penuh. Sial sial sial ini gara-gara kelamaan nonton drakor dan lupa nge cas hp, makanya jadi apes begini.
Dan pada akhirnya ada juga angkot yang mau berhenti, dan segera saja aku masuk, namun ternyata kata sial itu belum berakhir juga. Didalam sudah penuh dan aku harus duduk dikursi paling pojok deket speaker. Allahu akbar benar-benar tempat strategis untuk digempet manusia lain.
Baru saja aku mengatur nafas, tiba-tiba speaker didepanku bunyi, aku kaget bukan main dibuatnya. Yang benar saja ini masih pagi dan sopir gak tau diri itu sudah memutar musik dengan kencang!. Kalau kalian pikir yang diputar bakalan musik dangdut atau pop, kalian salah besar. Yang diputar itu musik dj, kalian tau kan musik dj?, mau tak mau aku harus banyak-banyak mengucap istigfhar pagi ini.
Seperti biasa jalanan kalau pagi pastinya sedikit macet, tak hanya dijakarta disini pun masih sering macet walau tak separah disana. Kalian tau gimana hebatnya sopir angkot di Medan?, luar biasa menguji iman. Ketika ada celah sedikit langsung saja di gas pol, tak peduli dengan keadaan penumpang dibelakang, lalu ketika kencang-kencangnya dia bakalan ngerem mendadak kalau tiba-tiba ada penumpang yg nyetop angkot dipinggir jalan.
Dukk
Sempurna, kepalaku kepentok kaca angkot cukup keras, hingga penumpang yang duduk didepanku menutup mulut menahan tawa.
"Dasar sopir angkot sialan!"
Kuusap kepalaku yang berdenyut, gila sakit bener. Tak berapa lama akhirnya aku sampai didepan gang sekolah.
"PINGGIR WOY" dengan setengah berteriak aku meyuruh sopir angkot buat berenti. Mungkin karena kaget dengar suaraku, dia langsung saja ngerem secara mendadak membuatku hampir kejedot kembali.
Aku menggerutu sebal menuruni angkot terkutuk ini. Sesampainya didepan, kukasih satu lembar uang lima ribuan, dan eehh enak saja dia mau langsung tancap gas.
"Ehhh enak aja lu mau main gas aja, balikin duit gue dua ribu lagi" sopir angkot itu menggeram pelan, dengan terpaksa dia memberiku satu lembar uang dua ribuan.
Dan kalian tau saja dia langsung tancap gas setelah memberiku uang kembalian.
"What the fuck! Untung aku udah minggir kalau gak udah keserempet. Dasar sialan"
Disela-sela aku merapikan pakaian sambil berjalan menuju sekolah, sebuah mobil lewat dan membunyikan klakson ketika ada disampingku.
"Astagfirullah" aku mengelus dada mendengarnya.
"Bu Kirana ayo naik kemobil saya bentar lagi gerbangnya ditutup loh" yup dia itu pak Lutfy.
"Duluan aja pak, saya jalan aja. Lagian udah deket ko" kan memang bener gerbang sekolah udah kelihatan didepan. Masa aku harus numpang naik mobil mau masuk kesana, yang benar saja.
"Yakin bu?" Tanya nya lagi.
"Yakin bangat pak. Duluan aja" aku mencoba senyum disela-sela kekesalan akibat naik angkot.
Dan benar saja, ketika aku masuk kelingkungan sekolah, pintu gerbang langsung ditutup. Para murid sudah mulai berbaris untuk melaksanakan upacara bendera, buru-buru aku melangkah kekantor guru agar ikut siap-siap upacara bendera.
*****
Seperti yang aku bilang, para guru-guru muda mulai berbisik-bisik ketika aku masuk kedalam barisan.
Dia kira ini tempat fashion show apa sampe pake baju begitu segala?
Dih sok cantik banget jadi orang
Guru baru aja belagu
Lagian ko kepala sekolah ngebiarin dia pake pakaian begitu sih?
Kesekolah aja masih naik ojek, tapi gayanya udah selangit
Dan bla bla bla. Aku sudah mulai terbiasa dengan kata-kata mereka. Memang apa yang salah dengan penampilanku? Apa karena aku tidak memakai pakaian dinas?, suka hati aku dong mau make pakaian apa. Selagi pakaian yang aku kenakan sopan, itu belum melanggar peraturan norma asusila kan.
"Udah jangan didengarin Karina, mereka kaya begitu karena iri sama penampilan kamu" bu Salma memegang pelan pundakku lalu mengusapnya.
"Gak ko ka, aku sih udah mulai terbiasa sama omongan mereka" aku tersenyum lembut padanya. Dia ini guru yang bidang studinya sama denganku, bedanya dia mengajar di kelas 10 dan XI ips, sedang aku dikelas XI IPA sama XII IPA dan XII IPS.
Aku manggil dia dengan sebutan kakak, karena memang usia kami terpaut tiga tahun, dia umur 25 sedang aku umur 22 tahun.
🍨
Pagi ini sebenarnya aku gak ada kelas, adanya nanti sehabis istirahat pertama. Mengingat kejadian tadi pagi diangkot membuatku merinding seketika. Ngeri juga kalau nanti aku sering naik angkot.
Apa aku beli mobil aja yah?
Tidak tidak, kalau aku beli mobil sama aja aku membuka identitasku sendiri nantinya.Kalau beli motor aja kayaknya gak masalah deh.
Iya aku beli motor aja, itung - itung ngirit ongkos ojek, lagian susah banget mau kemana-mana gak ada kendaraan.Disaat aku sedang berkutat dengan pikiranku, pak Lutfy datang dan duduk dikursinya.
"Melamun aja bu, dari tadi mikirin apa?"
"Hahahaha biasa pak, mikirin hidup kedepannya baigamana" dia tertawa kecil mendengar jawaban sembronoku.
"Gak usah dipikiran kali bu, ikuti sesuai arus aja biar gak pusing sendiri"
"Maunya sih begitu pak, tapi tetap aja kepikiran terus" aku mengambil laptop dari dalam laci berniat membuat sketsa baju baru.
Eh jangan salah kelen, gini -gini aku tuh bukan cuman jadi guru doang. Aku tuh punya usaha tau, yah walaupun cuma usaha julan baju hehehe. Tapi dari jualan baju ini biaya hidup keseharianku bisa terpenuhi.
"Tadi kenapa bisa telat bu, biasanya selalu on time kesekolah"
"Kesiangan. Udah gitu hp pake mati segala lagi. Akhirnya naik angkot. Tapi supir angkotnya nauzubillah..... bikin naik darah pagi - pagi".
Sedetik kemudian gelak tawa keluar dari mulut pak Lutfy
"Jadi gimana buk rasanya naik angkot di Medan?" Tanyanya kembali disela -sela tawa yang masih saja kedengaran.
"Mantap kali, saking mantap nya gak bakalan ku ulangi lagi."
Terima kasih
NurDyah
KAMU SEDANG MEMBACA
PARIBAN (End)
ChickLitGak ada deskripsi, langsung baca aja hehehehe selamat membaca... Rank 1 #romantis (9/9.21) Rank 1 #romantic (14/11.21)