Hari ini aku libur ngajar, mau nemanin etek periksa ke rumah sakit. Kalau bukan aku, gak ada yang bakal bisa menemani, soalnya Uda' ayahnya Fahmi sedang tugas diluar kota, Fahmi juga lagi kuliah, maklum lagi sibuk-sibuknya dia nyusun skripsi biar bisa lulus tahun depan.
"Kita kesana naik taksi online aja yah tek, gak usah naik angkot. Pusing Hanin kalau naik angkot disini." aku memapah etek Dizah berjalan kedepan rumah.
"Terserah kau aja Nin. Etek udah gak tahan ini sakitnya". aku meringis melihat wajah pucatnya.
"Sebentar yah tek, taksinya udah mau nyampe kesini. Etek duduk aja dulu."
Tak berapa lama taksi yang aku pesan akhirnya datang. Kupandangi wajah yang semakin memucat disampingku ini. Wajah ini benar-benar mirip dengan wajah ibuku.
Aku memapah etek Dizah setelah sampai di rumah sakit. Sembari menunggu no antrian, aku memijit lengannya berharap mengurangi rasa sakit.
"Udah gak usah diurut Nin, tangan etek gak sakit". jawabnya terkekeh.
"Yah gapapa tek, hitung-hitung ngilangin pegal-pegalnya etek".
Kali ini dia tak protes lagi. Matanya terpejam, aku gak tau itu mata terpejam menahan sakit atau karena keenakan sama pijitan aku.
Butuh waktu setengah jam barulah akhirnya giliran kami, aku membawa etek kedalam ruangan dokter lalu diperiksa.
Etek memang memiliki riwayat penyakit lambung yang sudah kronis. Setelah diperiksa ternyata etek butuh dirawat karena sudah cukup parah.
Tidak apa-apa yang penting beliau sehat. Aku sengaja gak menghubungi Fahmi dan Uda' takut mengganggu aktivitas mereka. Aku lebih memilih menghubungi ka Aisyah selaku kakak tertua Fahmi yang kini sudah menikah dan tinggal di kota Jambi.
"Halo assalamu'alaikum ka"
(........)
"Hanin cuman mau bilang kalau etek sekarang lagi dirawat di rumah sakit"
(.........)
"Iya kakak gak usah panik dulu yah. Ada Hanin disini yang ngurusin etek. Kakak jangan nekat kemari, tunggu abang pulang kerja dulu baru ngomong baik-baik"
(.........)
"Iya ka, Hanin bakal kabarin kemajuannya nanti sama kakak. Jadi kakak yang tenang yah"
(.........)
"Yaudah Hanin tutup yah ka, assalamu'alaikum"
Aku menutup panggilan lalu menatap sendu etek yang sedang berbaring diatas brankar. Sekalipun matanya terpejam, tetap saja kelihatan kalau dia benar-benar kesakitan.
Sembari menunggu etek sadar, aku meninggalkan ruangan yang memang hanya ditempati khusus untuk dia. Sengaja memang aku memesan ruangan VIP, agar etek bisa istirahat dengan tenang.
Aku berjalan menelusuri lorong rumah sakit mencari kantin, aku perlu mendinginkan kepala dan mengisi perut yang memang sedari pagi belum terisi.
Ditengah jalan aku melihat siluet orang yang sangat aku kenal, orang yang selama dua minggu ini tak pernah kulihat dan dia orang yang tengah memporak-porandakan perasaanku.
Dengan senyum mengambang aku mempercepat langkah, mulutku sudah terbuka ingin memanggil namanya, namun gagal total. Tiba-tiba datang seorang wanita yang memakai jas sama dengannya, menggandeng tangan Aditya lalu bergelayut manja disana.
Langkahku terhenti. Detak jantungku tak beraturan seperti baru habis dikejar orang. Lidahku kelu, mulut yang tadinya ingin memanggil akhirnya kukatupakan rapat-rapat. Mataku memanas melihat yang baru saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARIBAN (End)
ChickLitGak ada deskripsi, langsung baca aja hehehehe selamat membaca... Rank 1 #romantis (9/9.21) Rank 1 #romantic (14/11.21)