Distance 7

1.1K 95 18
                                    

Jimin sekarang seperti pencuri yang tertangkap basah. Taehyung berdiri dihadapanya, menatapnya datar dengan tangan yang bersidekap dada. Jimin sendiri masih terdiam duduk bersila diatas tempat tidurnya. Seina sudah pamit pulang beberapa saat yang lalu dengan alasan ingin mengerjakan sebuah tugas. Sementara yang termuda diantara mereka bertiga, kini tengah asik duduk manis didepan televisi dengan setoples besar kripik kentang dalam dekapanya. Hasil merampok dari dapur Jimin tentu saja.

Tapi bagaimana bisa Jungkook yang tadinya terbaring karena demam diruang kesehatan sekolah sekarang bisa berada disini?

Jangan tanya seperti apa kelakuan bocah tersebut. Tadi Taehyung sudah menghubungi Yoongi, mengatakan bahwa adiknya tengah sakit dan akan lebih baik bila Yoongi menjemputnya untuk pulang karena Taehyung sendiri sedang ada urusan penting. Taehyung sudah meninggalkan Jungkook diruang kesehatan tadi, tapi begitu dia sampai di tempat parkir dan membuka pintu mobilnya, sosok Jungkook sudah duduk manis disamping kemudi sambil tersenyum lebar.

Rindu Jimin katanya, ingin ikut melihat Jimin.

Dan untuk Taehyung, siap-siap mendapat amukan dari Yoongi karena membawa kabur adiknya yang sedang sakit. Dan saat ini, Yoongi pasti sedang kebingungan mencari keberadaan adiknya di sekolah. Tidak tahu saja yang sedang dicari kini tengah duduk manis sambil makan camilan.

"Jadi Jim, siapa wanita tadi? Dan apa yang sedang kalian lakukan?" Jimin memutar matanya jengah. Ini sudah keempat kalinya Taehyung menanyakan hal yang sama.

"Sudah kukatakan dia tetanggaku. Rumahnya didepan sana. Kalau tidak percaya lihat saja sana!"

Jimin menarik selimutnya bersiap merebahkan tubuhnya kembali. Namun dengan cepat Taehyung kembali menarik selimutnya membuat Jimin mengeram kesal.

"Kau pikir aku buta hah! Kau kira aku tidak tahu apa yang sedang kalian lakukan!" Taehyung semakin menaikan nada suaranya.

"Memang apa yang kau lihat Kim Taehyung!" Balas Jimin yang turut berteriak tak mau kalah.

"Kau pikir aku bodoh? Kau bersama seorang gadis didalam kamar. Dan mungkin bila aku dan Jungkook tidak segera datang kalian pasti akan melakukan hal yang lebih dari apa yang tadi kami lihat."

Jimin mengacak rambutnya sendiri dengan kesal. "Tae, aku sedang sakit. Dan Seokjin menitipkanku pada Noona tadi karena mungkin hanya dia yang bisa dimintai tolong."

"Kau bukan anak lima tahun yang harus dititipkan Jim."

Jimin mendengus semakin kesal. Percuma saja menjelaskan kepada Taehyung. Ingatkan Jimin kalau Taehyung itu punya jalan pikiran aneh yang bertolak belakang dengan jalan pikiran orang normal pada umumnya.

"Kalian seperti anak kecil saja."

Jungkook yang sejak tadi asik nonton tv, tiba-tiba menyela dengan mulut yang penuh dengan kripik kentang.

"Bilang saja kalau Tae-hyung itu iri dengan Jimin hyung karena Jimin hyung sudah punya pacar dan bahkan sudah berani berdua didalam kamar. Sedang kau apa hyung? Bilangnya pria tertampan sejagat sekolah tapi nyatanya tidak ada gadis yang mau padamu. Kau kalah telak!" Jungkook mengacungkan ibu jarinya kebawah mengejek Taehyung. Taehyung sendiri hanya mampu mengeram kesal. Berusaha menahan dirinya untuk tidak melempar Jungkook keluar lewat balkon kamar Jimin.

"Jimin hyung!" Jungkook melanjutkan. "Jujur saja kalau memang kalian itu berpacaran. Mana mungkin kalian tidak ada hubungan apapun tapi sudah berani berdua didalam kamar!"

Oh ya Tuhan! Jimin dapat merasakan tekanan darahnya tiba-tiba naik. Kepalanya semakin berkedut pening mendengar ocehan Jungkook.

Apa efek demamnya Jungkook mempengaruhi otaknya juga? Sepertinya iya. Jimin harus memberi tahu Yoongi setelah ini.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang