꧁𖤓NOTE𖤓꧂
Budayakan untuk selalu tinggalkan jejak kalian dengan cara vote & komen^_^
.
.
.
꧁𖤓HAPPY READING𖤓꧂Cinta itu layaknya angin, gue nggak bisa melihatnya, tetapi gue bisa merasakannya.
-Bella Valencia Addison-Cinta itu seperti jam pasir, seiring dengan hati terisi, otak menjadi kosong.
-Cakra Millard Aditya-...
Bella mengedarkan pandangannya pada rumah nan besar dihadapannya sekarang. Cakra tidak langsung mengantarkannya pulang, melainkan ia membawa Bella ke rumahnya terlebih dahulu.
"Cakra, kita dimana?" tanya Bella bingung.
"Rumah gue," jawab Cakra seadanya.
"Kenapa? Kok nggak langsung pulang?"
"Gue nggak mungkin bawa anak orang pulang dalam keadaan kayak gini."
Bella menatap dirinya sendiri, ringisan pelan keluar dari bibirnya. Keadaannya memang sangat berantakan, dari tas dan pakaian semuanya basah, rambutnya juga lepek dan berbau tak enak.
"Ayo!" ajak Cakra.
Kini mereka telah berdiri di depan sebuah pintu, dan telah menekan bel rumah beberapa kali. Menunggu seseorang yang ada di dalam rumah membuka pintu tersebut.
Tak lama menunggu, seseorang muncul di balik pintu dan membukanya.
"Kamu kenapa---"
Kalimat yang diucapkan Hana, mamanya Cakra, tiba-tiba terhenti begitu saja. Kedua matanya terkejut menatap sosok gadis yang ada disamping sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRABELLA
Teen FictionCakra Millard Aditya salah satu most wanted di sekolahnya. Dia tampan, kaya, seorang kapten basket, dan ketua geng Lioners. Geng yang terdiri dari 7 anggota itu memiliki moto 'Peace and solidarity are number one'. Cakra akan menunjukkan sikap dingin...