16

77 14 0
                                    

🌟diawali bintang ya

___________________

Suara pintu didobrak dan aku melihat seorang pemuda, em sedikit imut bukan muda bukan. Ah aku tidak tau intinya sedikit imu tapi tubuhnya seperti pria dewasa.

"Siapa kau?" Tanya menyiapkan kuda kuda..

Pemuda itu membungkuk dan mengucapkan maaf. "Saya Nata. Pengawal bayangan nona".

Lega

Aku langsung bersikap seperti biasa. Aku pikir musuh, keberadaan Nata ini cukup membantu aku menyuruhnya mengurus kedua pria itu dan membawanya kebase camp.

Tempat yang biasa aku gunakan untuk latihan bersama bang Arsen. Juga tempat pelatihan khusus papa untuk para pengawal yang akan mengawal kami. Karena para pengawal itu biasanya harus mendapatkan tes kelulusan dulu dari papa sebelum menjaga kami. Keren kan.

Hanya Resa yang tidak mengetahui tempat ini. Papa mengatakan untuk memberitahu Resa ketika sudah memasuki jenjang SMA.

Hpku berbunyi tanpa melihat siapa yang menelepon aku langsung mengankatnya dengan kesal.

Apaan sih ganggu orang aja

Siapa kedua pria yang menyerangmu Luna?

Oh My.. ini suara papa.

__________________

Pertama aku ditagih penjelasan oleh pemuda bernama Adnan Rajendra William. Kedua aku diintrogasi oleh papa tampanku suami mama. Ketiga aku diberi pertanyaan bertubi tubi oleh bang Arsen karena Nata mebawa kedua pria itu kebase camp.

Mengapa begitu? Karena bang Arsen belum mengetahui jika aku akan menyamar menjadi Lana. Dia hanya tahu aku telah mengetahu tentang diriku yang bukan... adik kandungnya.

Untuk papa dan bang Arsen aku menjelaskan sejujurnya. Untuk Adnan, bodo amat dah sama cowok rese itu. Toh aku belum bertemu dengannya dia hanya menagih penjelasanku melalui telepon dan SMS.

Masih ada 5 hari lagi untukku libur dirumah.

Dan diwaktu 5 hari ini aku akan bermain dengan Kelly dan Daniel. Dimulai dari kelly karena aku gemas dengan cewek manja tukang bully itu.

Bagaimana? Tentu saja dengan jaringan papa aku bisa masuk kesekolah Lana kembali. Sebagai Ray gadis bandel tapi selalu taat peraturan kadang kadang.

Dan untuk dua pria itu akan tetap dalam genggamanku. Untuk menjalankan rencana cantik ulala Luna.

Aku hanya akan menjadi Luna disaat waktu yang tepat dan untuk orang orang yang aku sayangi.

Rambut urai, baju pas badan gak kecil gak kebesaran, rok sepuluh senti atas lutut. Sepatu biru navy, bodo amat sama peraturan sekolah karena hari ini Ray mau main.

Jangan lupa sedikit sapuan makeup biar mantan nyesel. Ups, mantan Lana maksudnya. Mantan aku kan cuma satu sicowok rese.

Mini cooper kesayangku siap jadi artis dadakan.

___________________

Sengaja markir mobil diarea parkir, ikut berjejer dengan mobil dan kendaraan lainnya. Pas keluar dari pintu mobil banyak banget anak sekolah yang melongo melihatku. Apalagi para cowok yang mukanya udah kayak nemuin emas.

Aku jalan keruang kelas yang sudah kupilih sesukaku. Ingat orang kayak mah bebas, tapi hanya memberi sedikit ancaman untuk mereka yang sombong. Aku sombong? Bodo amat yang penting niatku gak seburuk pandangan orang.

Ceritanya aku akan menjadi murid baru dan meperkanalkan diri didepan teman sekelasku yang baru. Termasuk couple yang ingin aku musnahkan yang natap kayak nemuin malaikat maut.

"Hai, panggil gue Ray" ucapku cuek.

"Ada pertanyaan" tanya guru.

"Lo Lanakan?".

"Jomblo gak?".

"Lo kembaran Lana yang dikelas sebelah?".

"Pak mau duduk" ucapku mengabaikan mereka.

"Ada dua tempat kosong silahkan kamu duduk saja disalah satunya"

Yes, sesuai harapan.

Aku duduk disamping pemuda yang pake kacamata baca buku tebel kayak cupu. Tapi dinginnya minta ampun, ngelirik aja enggak. Kayaknya kalo ada gempa bumi pun bakal dia cuekin. Tapi satu nilai plusnya guys.

Ganteng jir, sayang banget ditutup kaca mata. Kalo sama si Danel mah belum apa apa. Ini sebelas dua belas sama Ad... eh salah bang Arsen.

Coba style nya sedikit gak begitu. Pasti cakep banget nie orang.

"Lo mau liatin gue terus apa belajar?" Ucapnya datar tanpa mengalihkan padangannnya dari buku.

Fix buku, lo lebih beruntung dari gue.

Aku berdehem menghilangkan rasa malu em.. kepergok. Langsung mengeluarkan buku dan pulpen dari tas. Buat apa? Belajar bukanlah ngegambar nie wajah cowok.

Stt.. ini rahasia.


Istirahat.

Brak

Aku menatap sang objek yang memukul meja keras.

"Lo berani ya nginjakin kaki lagi disekolah ini, lo pikir lo siapa?" Ucap Kelly ngegas untung dah tuh air liurnya gak ikut nyemprot.

Aku menunjuk diri sendiri dengan polos. "Aku Ray".

Bibi Kelly tersunging sinis. "Jadi lo yang nyamar jadi Lana? Sok kaya banget lo sampe dateng bawa mobil. Sewaan kan?" ejeknya dengan mata memandangku remeh.

Aku menaikan sebelah alisku. "Sewa? Dimana mobil sewa ada STNK sama SIM nya nama gue" tanyaku polos.

Ya ampun pengen ngakak liat wajanya berubay kek pantat bayi.

"Lo" tunjuknya geram dengan telunjuk hampir mengenai hidungku.

"Gue tau, gue idung mancung jadi gak usah diperjelas" ucapku menggeser tangannya menjauh.

Aku mendengar beberap anak yang masih didikelas cekikikan. Pada kenapa sih kerasukan kali liat orang ditindas bukannya bantu malah nonton.

"Tunggu aja, gue pasti bongkar identitas lo yang sebenarnya" ucapnya dengan angkuh dan berjalan menjauh dari mejaku.

Aku mendengar suara kursi berderit dan melihat si cowok balok menutup bukunya.

"Gak usah cari musuh".

Lah apa? Ngomong singkat tanpa penjelasan. Nyelonong pergi gitu aja. Nih cowok waras gak sih.

___________________

Benci Dan Cinta(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang