37

68 14 0
                                    

🌟diawal bintang ya.

_____________________

Kalian tau rasanya duduk disamping mantan tanpa ada pembicaraan apapun. Akward, canggung sama pengen nyemplung aja kelaut.

Ini nih dosa ngajak sohib piknik bawa gebetannya masing masing. Kenapa gitu karena yang kalian tau Nadia itu jomblo. Dia balikan lagilah sama mantan dia yang udah nyari dia bertaun taun. Siapa? Bang Haikal guys.

Pantes aja dirumah sakit bang Haikal liatnya kebelakang aku dulu yang posisinya dibelakang aku itu Nadia. Hadeh, kisah yang aneh.

Aku tidah terima sindiran balik sama mantan. Gak enak, pait.

Jadi kita mau ke.... villa milik Daniel buat piknik. Dan kita bawa dua mobil, dimobil pertaman Daniel, Lana, bang Haikal dan Nadia. Mobil ini, Aku, Jessie, Jordan dan... you know lah.

Njir, apaan nih berat.

Nih kepala kenapa nemplok dibagu aku coba. Geser aja kali ya, aku mencoba geser semakin merapat kepintu mobil.

Malah jatoh lagi kepalanya kepangkuan.

"Udah, biarin aja kali. Kasian, anak orang gak tidur gara gara lo persiapin piknik dadakan" ucap Jessie terkekej geli.

Aku mengendus sebal. "Siapa suruh nie bocah ikut, gue kan gak ngajak".

Awalnya aku ingin mengajak Raiden, kalian ingat cowok culun yang ganteng disekolah Lana sebelum pindah. Nah, dia itu sepupu si Daniel ternyata. Pantesan ya ganteng.

"Enak banget ya lo tidur dipangkuan gue. Kalo aja lo gak ikut, gue udah bawa calon gebe..." ucapanku terpotong karena dia mengubah posisinya menjadi menghadap keperutku dengan tangan yang melingkari pinggang.

Njir nie anak, dia kira gue istrinya apa.

"Ish, ngeselin banget sih idup lo. Untung gue baek gak dorong lo keluar mobil" omelku menunjuk wajah sok gantengnya.

"Lo waras? Orang tidur diajak ngomong" ledek Jessie membuat aku semakin ingin mendorongnya keluar.

"Masih lama gak sih?".

"Ya lama lah Jubaedah. Namanya juga kebogor bukan ketaman, lo tidur aja. Nanti kita bangunin kalo sampe".

Nah ditu dong.

Aku berusaha tidur dengan wajah menyender kekaca mobil. Mungkin karena aku mengantuk makanya gelap datang cepet.

.

Setelah merasakan Ray tertidur, Adnan membuka matanya. Dia merubah posisinya kembali duduk. Melihat kepala Ray yang terkantuk kantuk pada kaca mobil membuatnya tak tega.

"Kuat juga ya lo, pura pura tidur 10 menit" kekeh jordan geli melihat apa yang dilakukan Adnan dari kaca mobilnya.

Adnan hanya tersenyum dengan tangan meraih tubuh Ray. Dia membuat Ray menyandar pada dadanya. Sedangkan tangannya melingkar manis dipinggang gadis itu.

"Kalo lagi tidur gini adem liat, eh pas bangun kayak singa" kekeh Adna geli berbicara sendiri.

___________________

Aku mengerutkan kening saat merasakan bantalku terasa keras. Terus terdengar suara dig dug dig dug. Aku membuka mata, samar aku melihat wajah dan aku memperjelas pandanganku.

Dug

"Aww" ringisku saat kepalaku mengenai sesuatu membuatku kembali duduk.

Aku melihat sekelilingku, baru sadar ini mobil dan tidak siapapun kecuali kami.

"Kenapa lo gak bangunin gue Saepuloh, modus ya lo" tuduhku padanya kesal dengan sebelah tanganku mengusap kepala yang terasa berdenyut.

Adnan hanya mengedikan bahunya. "Harusnya lo berterima kasih, karena gak gue tinggal sendiri. Lagian lo tidur apa mati" ketusnya keluar dari mobil dan meninggalkanku.

Nasib, jomblo.

Aku mengendus kesal dan keluar dari mobil. Hawa sejuk menyambutku, merasakan kulitku yang tersentuh udara dingin membuatku memeluk diri sendiri. Ternyata ini sudah sore, berapa jam aku tidur.

Ini sohib juga pada gak bangunin gue. Jahat banget dah.

Pluk

Aku merasakan sebuah jaket singgah ditubuhku membuat tubuhku hangat. Aku melihat siapa pelakunya kali ini dan bisa kalian tebak dia orang yang sama. Untung lagi butuh kalo enggak udah aku lempar dah kemuka sok perhatiannya itu.

"Ehm, thanks".

"Ayo masuk, yang lain udah pada nunggu".

Aku mengangguk dan memasuki villa yang tampak asri ini. Bukan villa mewah, tapi villa khas rumah sunda dengan kayu mahoni. Yang didesain dengan semoderen mungkin.

"Ehem, yang abis pacaran. Datengnya telat ya" sindir Jessie yang sedang duduk bersama Jordan didekat pintu.

Aku menatapnya tajam. "Mulut lo. Kenapa gak bangunin gue?".

Jessie mengedikan bahunya. "Sengaja".

Njir sohib laknat.

"Dimana kamar gue?" Tanyaku.

"Lo sekamar sama gue, kamarnya disamping kamar Nadia sama Lana. Lo cari aja".

Aku mengagguk dan masuk kedalam Villa, tapi sebelum itu aku melempadkan jaket Adnan yang berada ditibuhku padanya.

"Gak usah dicuci, gak sampe sepuluh menit gue pake" ucapku tanpa menunggu balasan darinya aku langsung memasuki kamar yang sudah terlihat.

Siapa yang bawa barang bawaan gue, kalo gue tidur terus si saepuloh tidur. Terus siapa yang bawa? Lah ngapain gue pikirin. Yang pentingkan ada yang bawain jadi gak perlu gue bawa sendiri.

________________________

Benci Dan Cinta(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang