DUA PULUH TIGA - RUMAH SAKIT

1.3K 77 17
                                    

SELAMAT MEMBACA LOOKING FOR LOVE🤩

jangan lupa buat masukin cerita ini ke library dan reading list kalian!

vomment juga, wajib bund!🤩



























kadang, kata-kata saja tidak cukup untuk mendeskripsikan bagaimana aku sekarang.

Naka merebahkan tubuhnya di atas rumput taman kecil yang tak jauh dari perumahannya, menatap langit malam dengan menggunakan tangan sebagai bantalan. Sudah satu jam dia menikmati semilir angin malam yang berhembus. Setelah mengantar Aira ke rumahnya, Naka lebih memilih menghentikan mobilnya di pinggiran taman lalu merebahkan tubuhnya di atas rerumputan ini.

Matanya sibuk mengamati setiap inci langit gelap yang ditaburi bintang-bintang cantik. Dulu, Naka pernah mengatakan pada almarhum mamanya kalau dia pernah bermimpi untuk dilahirkan kembali sebagai seorang bintang.

Random memang.

Tapi—bukan tanpa alasan Naka ingin menjadi seorang bintang. Dia berharap menjadi seseorang yang bisa menyempurnakan langit malam. Menjadi penerang dalam gelapnya malam.

Naka ingin menjadi seseorang yang menyempurnakan hidup seseorang. Itu motto hidupnya. Terdengar klise memang. Bermula dari mamanya yang pernah mengatakan kalimat terakhir sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan Naka karena kecelakaan sialan itu.

"Mama bahagia karena diijinkan buat jaga malaikat kecil yang dikirim Tuhan sebagai pelengkap dan penyempurna hidup mama."

Itu—detik-detik terakhir mamanya sebelum akhirnya pergi. Naka yang saat itu berumur delapan tahun, hanya bisa merekam kalimat itu dengan sangat baik di otaknya. Dia hanya sibuk berpikir, kenapa saat itu mamanya terus menutup mata walaupun dia sudah terus mencoba membangunkan bahkan menangis.

Naka masih bisa merasakan sentuhan lembut mamanya itu di pipi kanannya. Suara tangisan itu terngiang. Bau darah yang melumuri pelipis juga baju putih yang dikenakan mamanya saat itu bahkan terus membayangi Naka sampai saat ini.

Dia trauma dengan bau darah. Selama ini dia trauma karena bayang-bayang masa lalunya.

Tanpa disadari, kristal bening yang meleleh di pipi seakan menyadarkan Naka. Dia rindu sosok malaikat itu. Dia rindu mama—Juga papanya.

Naka mengusap kasar pipinya sebelum akhirnya mengambil kamera yang terletak di sebelahnya mengamati hasil karyanya.

Matanya tertuju pada foto seorang gadis yang dia ambil secara diam-diam.

Dia Aira Natasha. Tadi, saat acara pensi sekolah, Naka secara diam-diam mengambil foto cantik gadis itu dari sudut panggung.

Aira cantik, sangat cantik bahkan dan sialnya Naka baru menyadari itu sekarang. Kenapa gak dari dulu?!

"Ra..." Naka mencoba memanggil gadis itu walaupun dia tahu bahkan gadis itu tidak bisa mendengarnya. "Gue boleh jadi bintang lo?"

"Gue janji bakal terus bersinar buat bikin lo terus merasa sempurna."

"Gue bakal terus bersinar buat bikin lo hanya liat gue, bintang yang bersinar paling terang, Nakula Bagaskara."

Naka tersenyum tipis. Setelah itu, cowok itu malah sibuk membidik benda hitam itu ke arah langit, mempotret setiap bintang-bintang cantik di gelapnya malam.

Looking For Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang