DELAPAN - TITIK RENDAH NAKA

2K 125 34
                                    

SELAMAT MEMBACA LFL CHAPTER DELAPAN💓

TERIMAKASIH BUAT 350+ PEMBACANYA😍😍

jangan lupa buat masukin cerita ini ke reading list dan library kalian yaa!!😍😍

vomment jugaa!!! oi ini wajib demi kelangsungan hubungan NakaRa🤪🤪

♡♡♡

Duduk di bagian kiri mobil dengan satu jari yang terus mengikuti tetesan air hujan yang meleleh ketika menyentuh kaca mobil. Suara musik mengalun begitu saja memecah kecanggungan yang terjadi antara dua insan yang duduk di dalam mobil ini.

Tidak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya masih hanyut dalam pikiran masing-masing, seolah mereka saling tidak mengenal satu sama lain.

Ya, itu Naka dan Aira. Gadis bersurai hitam legam itu terus mengunci mulutnya, matanya memerah. Kalau sudah seperti ini, Naka juga tidak berani membuka suara. Dia sedang memberi jeda untuk Aira sendiri, mendinginkan kepalanya. Di tambah suasana hatinya yang sedang tidak baik setelah melihat Aira yang mulai melupakan Naka dan memulai aksi pdkt bersama cowok yang Naka pun tidak tahu siapa dia.

Ini benar-benar suasana tercanggung mereka selama saling mengenal selama ini.

"Makasih, Naka. Aku masuk dulu."

Hanya kalimat itu yang dikeluarkan oleh Aira sebelum membuka pintu mobil dan benar-benar menghilang dari pandangan Naka. Dia—benar-benar sudah menjauh dan membangun dinding dengan Naka sekarang.

Naka mengusap wajahnya kasar sebelum suara panggilan masuk dari benda pipih di sakunya menghancurkan semua isi pikirannya.

"Naka cepat ke rumah sakit, oma..., oma jatuh. Oma pingsan se--"

Tanpa harus menunggu kalimat selanjutnya, Naka langsung menyalakan mesin mobilnya dan membelah jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tit... Tit...

Naka terus membunyikan klakson mobil seperti orang kegilaan. Tapi—emosinya sudah benar-benar tidak bisa dikontrol sekarang. Rasanya semua bercampur aduk sampai membuat kepalanya pusing seketika.

"Oma... tunggu Naka sebentar lagi. Naka sampai sebentar lagi—Aargh!"

Dia benar-benar frustasi sekarang bahkan sempat memukul setirnya berkali-kali. Sudut matanya perlahan mengeluarkan tetesan kristal bening yang mulai meleleh di pipi Naka. Dia hancur. Bagaimana kalau sesuatu yang dia tidak inginkan terjadi?

Dalam waktu lima belas menit, Naka tiba di rumah sakit yang dikirimkan oleh Tante Raina. Dia mengatur napasnya berkali-kali sebelum membuka pintu UGD. Di sana sudah ada Anna yang Naka tidak ketahui kenapa gadis itu bisa berada di sini sekarang.

"Tante—oma gak papa kan?" Napasnya masih memburu, suaranya masih bergetar.

Bukannya menjawab, tante Raina malah mengusap pelan bahu Naka. "Oma harus segera dioprasi karena penyumbatan darah di otaknya."

Shit! Dunia mendadak runtuh seketika. Lututnya mendadak lemas.

"Everything will be okay, Ka."

Naka paling membenci kalimat itu! Dia menepis kasar tangan Anna di bahunya dan malah menatap tajam gadis itu.

"Lo pernah bilang kalimat itu juga belasan tahun yang lalu, Na. Tapi tetap aja gue kehilangan dua orang tua gue!"

Looking For Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang