▪︎ 32 ▪︎

2.9K 267 11
                                    

~ Happy Reading! ♡
Boleh sambil dengerin lagu juga ya supaya dapat feel-nya! ~

Tubuhku gemetar. Aku benar-benar ketakutan. Saat ini, aku tidak berharap banyak. Aku tidak berharap akan ada yang menolongku, kini yang bisa aku lakukan hanyalah menangis. Aku terlalu lemah untuk melawan mereka berdua.

Dua pria kurang ajar ini terus menarik kedua lenganku, bahkan beberapa kali menyentuh pipiku. Aku marah, benar-benar marah sekali. Dengan reflek, aku meneriaki mereka, "pergi! dasar brengsek!!" nafasku memburu, bibirku gemetar ketakutan.

Kedua pria yang masih terpengaruh alkohol ini jelas saja marah sekali mendengar perkataanku. Wajah mereka memerah tersulut emosi. Salah satu pria itu mengarahkan pisaunya kepadaku.

Aku memejamkan mataku, aku sudah sangat pasrah bila mungkin aku akan mati hari ini dan dengan cara yang menyedihkan seperti ini. Tak ada yang bisa kulakukan, aku terlalu lemah.

Namun, bukannya merasakan tajamnya pisau.. aku hanya merasakan sedikit goresan di lenganku. Namun, aku merasakan tubuh seseorang menimpaku. Ia memelukku, namun kini tubuh lemahnya terjatuh dan pelukannya padaku kian terlepas secara perlahan.

Aku membuka mataku, kejadian sepersekian detik itu berhasil meloloskan jantungku dari tempatnya. Kedua pria itu terlihat panik dan pergi meninggalkan kami. Sialnya, mereka menaiki motor dan mustahil untuk menahan atau pun mengejar mereka.

Darah mengalir di pergelangan tanganku. Tangaku hanya tergores saja, tetapi...

Tubuhku melemas, aku seperti kehilangan nyawaku untuk beberapa detik. Sebelum aku meneriaki namanya, "Ryujin? Ryujin! Ryujin, bangun!!! Ryujin!!" aku benar-benar panik saat melihat gadis ini terjatuh di pelukanku. Aku menahan punggung Ryujin dengan kedua telapak tanganku, namun aku lebih terkejut karena melihat banyak sekali darah di telapak tanganku.

Gadis itu memejamkan matanya, dia pingsan tepat di pelukanku. Dia memelukku dan melindungi ku dari pria-pria itu. Kini, ia menggantikan posisiku yang seharusnya celaka oleh pria-pria itu.

Dengan lemah, aku berteriak memanggil namanya berulang kali dengan histeris. Aku terus berteriak meminta tolong. Tak ada satupun orang yang lewat di jalanan yang sepi ini.

Namun, beberapa detik kemudian aku beruntung karena ada dua orang pasangan yang lewat di jalan itu. Aku meneriakki mereka sekeras mungkin dengan sisa tenaga yang kupunya.

"tolong!!! tolong aku!!" akhirnya kedua pria dan wanita itu datang menghampiri kami dengan wajah panik.

Dengan bibir gemetar, aku meminta mereka menelepon ambulance. Aku menjelaskan semuanya sembari menangis histeris, aku bahkan kesulitan mengatur nafasku sendiri.

Ryujin masih tertidur di pangkuanku. Aku mengelus wajahnya beberapa kali, memeluknya, menangis, dan berteriak lagi.

Kedua orang yang membantuku berusaha menenangkanku. Namun, pikiranku kacau sekali. Aku merasa beribu-ribu kali bersalah pada Ryujin. "harusnya aku yang terluka, bukan kamu!! kumohon bertahanlah Ryujin!!"

Tak ada yang bisa kulakukan, hanya menangis dan menangis lagi. Seluruh tubuhku benar-benar gemetaran. Aku memeluknya lagi, aku menangis dengan histeris lagi sembari menatap tubuh gadis di pelukanku yang terlihat sangat lemah saat ini.

"Ryujin, bertahan.. kumohon!! sedikit lagi!!"

💘

Berbolak balik di depan ruang Unit Gawat Darurat bukanlah hal yang menyenangkan.

Aku menggigit bibirku dan terus berjalan kesana kemari karena rasa panik terus-menerus menyelimuti diriku. Tubuhku benar-benar masih gemetaran, tangisku tak kunjung berhenti. Aku hampir saja gila karena semua ini. Aku terus memikirkan Ryujin, bagaimana dia sekarang? keadaannya?

𝙃𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙧 𝙇𝙤𝙫𝙚 ? [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang