▪︎ 33 ▪︎

3.2K 263 12
                                    

[🎶 RECOMMENDATION SONG :
Sam Kim - Breath.]

Kuraih gagang pintu, dengan hati-hati aku memasuki ruangan itu. Bangsal rumah sakit kini telah menjadi tempat sehari-hari ku setelah aku pulang dari kuliah.

Kini, kutatap seorang gadis yang masih tetap berbaring disana, iya dia adalah gadis yang sangat kucintai.. Shin Ryujin.

Aku tersenyum tipis. Aku melepas sweaterku, menaruh tasku di meja dan beranjak duduk di sebelah kasurnya.

Tatapanku sendu, perlahan aku mulai membelai puncak kepalanya, kusingkirkan anak-anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya. Matanya tetap terpejam, tubuhnya terbaring lemah di atas kasur. Kalian tahu? ini bukan pemandangan yang kuharapkan. Jujur, hatiku sakit setiap kali menatapnya selemah ini.

"Ryujin.."

"aku baru saja selesai kelas lho hari ini! aku datang lagi untuk menjengukmu! kamu tahu? hari ini aku terus memikirkanmu.. bahkan di kelas sekalipun. Aku rindu sekali denganmu, Ryujin.." aku tertawa kecil, namun air mata mengalir dari pelupuk mataku. Aku mengusapnya kasar.

"ah, mianhae-Ryujin! izinkan aku menjadi gadis yang cengeng ya hari ini?"

Aku meraih tangannya yang dingin, sudah satu minggu Ryujin belum sadarkan diri pasca operasi. Aku bersyukur karena operasi nya berjalan dengan lancar dan Ryujin selamat, tapi yang membuatku sedih adalah karena ia masih kritis. Aku benci melihatnya terus-menerus memejamkan matanya dan tertidur seperti ini.

Setiap hari aku memohon supaya ketika aku kembali ke tempat ini aku dapat melihatnya membuka mata, aku ingin melihatnya sadarkan diri dan kembali menjadi Shin Ryujin yang dulu.

"Ryujin, cepatlah sadar.. jangan berlama-lama tidur.. kamu tega membiarkanku bicara sendiri? hm..? aku ingin kamu menatap mataku saat aku berbicara, aku ingin kamu merespon cerita-cerita dariku Ryujin-ah..." aku meraih tangannya, menciumi punggung tangannya dan air mataku mengalir lagi. Aku rindu sekali dengan suaranya. Aku rindu senyumannya. Aku rindu semua yang ada pada dirinya. Aku menangkup wajahku, air mata dengan derasnya mengalir di pipiku. Isak tangisku pecah. Ryujin yang selalu melindungiku kini terbaring lemah. Pemandangan ini benar-benar berhasil menyayat hatiku.

"Ryujin.. rasanya hari-hari ini sangat buruk tanpamu. Aku menjalani aktivitasku namun kamu terbaring disini. Aku menyedihkan sekali bukan? Aku rindu kamu, Ryujin. Cepatlah bangun ya.." aku mengusap pipinya dan menciumi tangannya lagi. Kalian tahu? Melihat Ryujin seperti ini jauh lebih menyiksaku. Hatiku hancur, aku ingin memeluknya seerat mungkin. Aku ingin cepat-cepat tertawa bersamanya lagi. Setiap hari aku berdoa agar ia cepat kembali sehat. Aku selalu menunggu hari baik itu datang dan Ryujin kembali padaku.

"ayo kita habiskan banyak waktu bersama ketika kamu sudah sadar!" Hening.. tak ada jawaban. Jika ia tidak terbaring, ia pasti sudah mengelus puncak kepalaku dan berkata kalau dia juga ingin melakukan hal itu. Dia pasti akan tersenyum dan menatap mataku.

Hatiku semakin sakit membayangkan itu semua, aku menangis lagi. Aku menangkup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Aku menangis sepuasku, meluapkan kesedihan yang menghantui ku selama satu minggu ini.

Aku terdiam beberapa detik dalam posisiku yang masih menggenggam erat tangan Ryujin. Aku putus asa. Kesedihan ini terus menyelimuti diriku sampai aku merasakan tangan seseorang mengelus puncak kepalaku dengan lembut. Aku terkejut dan membuka mataku.

Aku terkejut bukan main saat melihat Ryujin perlahan membuka matanya, ia menatapku dengan lembut. Tak banyak pergerakan yang bisa kulakukan, aku hendak berlari memanggil dokter karena kini Ryujin telah sadarkan diri. Tetapi, dengan cepat Ryujin meraih tanganku dengan sisa tenaga yang gadis itu miliki.

𝙃𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙧 𝙇𝙤𝙫𝙚 ? [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang