▪︎ 24 ▪︎

3.2K 314 28
                                    

[⚠️*chapter ini penuh dengan yang manis-manis 🤭🥰, so this is RECCOMENDATION SONG from author! : "SOYOU - I MISS YOU" bacanya pelan-pelan sambil di play ya musicnya! biar lebih dapat feelnya! ENJOY! 🙆‍♀️❤]

Tubuhku menggigil. Namun, isak tangisku belum kunjung berhenti. Aku merasa kosong, hampa, tidak tahu arah tujuan untuk pulang. Mungkin jika aku tahu cinta semenyakitkan ini aku tidak akan pernah memutuskan untuk mengenalmu, Ryujin.

Namun, seketika aku merasa air hujan tidak lagi membasahi tubuhku, tapi aku masih dapat mendengar tetes demi tetes air hujan yang turun. Apa aku berhalusinasi? Tiba-tiba saja aku reflek membuka kedua mataku.

"bangunlah Lia, kamu bisa sakit.." Ternyata gadis yang sedang memayungi ku adalah gadis yang sedari tadi memenuhi isi pikiranku. Iya, dia adalah Shin Ryujin.

Gadis berambut pirang itu ikut berjongkok di sebelahku, melepas mantel miliknya dan memakaikannya ke tubuh ku yang sudah menggigil kedinginan.

Aku bangun, namun tak kunjung beranjak. Aku hanya menatapnya nanar. Ryujin terlihat kebingungan dan mengkhawatirkan kondisiku. Dia mengajakku untuk berteduh, namun aku tidak menghiraukannya.

"Lia.. kamu kenapa?" tatapnya khawatir.

"Ryujin.." potongku dengan suara yang lemah.

Tanpa sadar, aku memeluknya erat. Payung di tangan Ryujin hingga dilepaskannya karena pelukan yang begitu erat ku berikan padanya. Kini, air hujan semakin deras mengguyur tubuh kami berdua. Namun anehnya, kini aku tidak lagi merasa kedinginan. Entah mengapa, aku merasa hangat, aku merasa tenang di dalam dekapannya. Aku belum pernah merasakan perasaan se damai ini sebelumnya. Perlahan, tangan Ryujin mulai mengelus punggungku, dia membalas pelukanku.

Lagi-lagi air mata ku tidak bisa lagi untuk kutahan, "Ryujin, mianhae.." kataku menangis di pelukannya.

"kenapa kamu minta maaf, Lia?" ia sedikit meninggikan suaranya karena suara kami jelas saja kalah dengan derasnya hujan yang turun.

"aku bodoh.. aku benar-benar bodoh!"

Ryujin masih bingung, namun ia memilih tetap diam dan memilih mengelus puncak kepalaku.

Aku tersenyum kecil, "seandainya dari awal kamu memutuskan untuk menjauh dan benci padaku bisa kan? kamu bisa melakukan hal itu kan?"

"Ryujin, aku benar-benar seperti orang bodoh yang hanya bisa menatapmu! membohongi perasaanku sendiri dan menyakiti perasaan mu! kita berteman lagi, tapi aku sadar.. kamu mungkin akan berpaling dariku, menemukan orang-orang baru dan jarak di antara kita justru semakin melebar!! aku benci sekali dengan diriku! aku benci membohongi diriku sendiri! aku terlalu payah! aku takut aka rasa sedih dan pedih yang muncul kedepannya karena perasaanmu padaku! aku pengecut, Ryujin!" Aku memukul bahunya beberapa kali, sungguh aku tidak bisa menahan isak tangisku yang semakin pecah. Beruntung suara kami tidak akan terdengar karena hujan deras yang turun mengguyur tempat kami berdua beranjak saat ini.

Namun, aku terkejut karena Ryujin hanya terdiam, tidak membalas apapun dan justru malah memelukku lebih erat. Aku bisa mendengar sedikit isak tangis dari dirinya.

"Mianhae, Ryujin.. aku sadar aku bodoh sekali." aku menghentikan ucapanku dan berbisik di telinganya.

"mianhae karena aku terlalu payah dan terlambat untuk mengatakan aku cinta kamu." Perlahan aku melepaskan pelukanku, tangan Ryujin kubiarkan lolos dari tubuhku. Aku hanya mampu menunduk dan tak berani menatap matanya. Aku terlalu lemah untuk melakukan hal itu.

Setidaknya aku sudah mengatakannya bukan? Aku hanya perlu merenungi kebodohanku setelah ini.

"Ryujin.. terimakasih ya untuk semuanya. Sekarang kamu bebas pergi kemanapun tanpa memperdulikanku." aku tersenyum sebisaku, aku mengelus pipinya untuk terakhir kali dan berbalik. Kulangkahkan kakiku langkah demi langkah menjauh darinya. Air mataku terus mengalir. Rasanya sakit sekali, benar-benar sakit. Dadaku sesak, namun aku harus tersenyum. Pernahkah kalian berada di posisiku?

𝙃𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙧 𝙇𝙤𝙫𝙚 ? [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang