▪︎ 17 ▪︎

3K 294 6
                                    

"Terimakasih ya, pak." Kata Lia kepada supirnya sembari mengambil tasnya dan segera masuk ke dalam rumahnya.

Jam masih menunjukkan pukul 8 malam. Jadi, orang tua nya pasti belum pulang dari kantor malam itu. Lia memutuskan untuk segera membersihkan diri dan pergi ke kamarnya. Kepalanya sangat berat dan rasanya ia butuh tidur.

Setelah sekitar 15 menit, Lia masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur. Lia membuka ponselnya dan terdiam sebentar. Ia mencari satu kontak bernama "Ryujin" dan menekan tombol hapus kontak. Lia terdiam sebentar, ia hanya perlu menekan tombol "OK" tapi, entah kenapa ia merasa sedih.

"Maaf.." batinnya dan menekan tombol itu. Nomor Ryujin telah terhapus dari ponselnya. Lia merasa harus benar-benar memberi waktu dan menjauh dari Ryujin agar Ryujin dapat melupakannya sepenuhnya.

Lia's POV
Jujur aku sangat sedih. Walaupun baru sekitar 1 bulan berteman dengan dia, tapi dia sudah kuanggap sebagai sahabat baikku sendiri. Aku benar-benar menyayangi nya sebagai teman. Tapi, takdir berkata lain. Ryujin tidak berada pada situasi yang sama denganku. Aku merasa harus melakukan ini demi kebaikan kami berdua. Aku tahu aku jahat, tapi aku akan lebih jahat bila tetap berada di dekatnya. Aku mencoba melupakan malam yang panjang itu dengan tertidur, tetapi tiba-tiba ponsel ku berdering.. itu dari Minju.

"Ada apa, Minju?" Tanyaku.

"Apa kamu sudah mau tidur, Lia?" Tanya nya penasaran.

"Hmm, sudah. Baru saja aku mau tidur."

"Tumben kamu tidur lebih awal? Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa.."

"Jangan bohong! Ada masalah ya?" Minju seakan tahu tentang apa yang kupikirkan saat ini.

"Tidak, Minju. Sudah kubilang kan.."

"Soal Ryujin?" Ucapnya.
Ya, harus aku akui kepekaan Minju memang sangat hebat.

"Hmm.."

"Kenapa dia?"

"Tadi aku ke rumahnya.."

"Hah? Ke rumahnya? Untuk apa?"

"Menyelesaikan permasalahan kami."

"Apa yang perlu diselesaikan, Lia?" Minju bertanya dengan lebih penasaran kali ini.

"Aku butuh kepastian darinya. Aku tidak mau salah paham, Minju."

"Lalu, apa yang kamu dapat Lia?"

Aku tiba-tiba tertawa kecut. Minju yang mendengarnya pun semakin kebingungan dan terus bertanya-tanya.

"Dia menyukaiku, Minju.. dia menyatakan perasaannya padaku.." kataku dengan suara yang sangat pelan.

"Hah? Apa dia gila?!" Minju mulai menaikkan nada bicaranya.

"Jangan salahkan dia, Minju. Aku yang memaksanya, dia juga sangat menyesal. Jangan salahkan dia lagi.." kataku berusaha menahan kesedihanku.

Minju terdiam beberapa detik dan mulai sedikit menurunkan nada bicaranya, ia juga menenangkanku. Malam itu kami berbicara cukup panjang untuk melepaskan kepenatan ku tentang masalah ini. Minju menemani aku curhat malam itu. Tak terasa, sudah 1 jam kami mengobrol.

"Minju, aku mengantuk."

"Ah iya, tidurlah! Besok kita kuliah pagi!"

"Iya Minju! Aku tutup-"

"Eh tunggu Lia!!" Kata Minju membuatku terkejut.

"Ada apa?" Tanyaku penasaran.

"Besok mau kukenalkan dengan temanku?" Tanya Minju.

𝙃𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙧 𝙇𝙤𝙫𝙚 ? [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang