S e b e l a s

24.3K 2.1K 63
                                    

'Cinta itu keikhlasan. Tanpa paksaan maupun pelampiasan."
- B.J Habibie

***

Apa ada diantara kalian yang tidak suka naik motor gede? Jok nya yang tinggi buat kita sakit pinggang. Ditambah kalau duduk berasa nungging banget plus sikembar nempel kan? Rasanya tuh risih banget ya kan. Alisa paling tidak suka kalau naik motor seperti ini, jika ia boleh memilih lebih baik naik vespa atau metic lah. Orang lain mungkin bilang ini romantis dan keren.

Keren dari mana? Naik motor ini tuh banyak bebannya. Pertama, sakit pinggang. Kedua, kalau hujan pasti baju kita yabg kena sasarannya. Ketiga, terlalu nempel jadi nambah dosa. Yang ketiga itu urusan masing - masing ya.

"Pegangan nanti kamu jatuh,"

Alisa mengabaikan ucapan Raynan. lagian ia bingung mau pegangan kemana? Pinggang? Tidak, itu tidak mungkin. Jadi lebih baik ia abaikan saja. Alisa hanya diam seraya menatap orang berlalu - lalang. Tiba - tiba motor meng- rem mendadak membuat Alisa terjungkal ke depan dan memeluk Raynan.

"Ahk.... Lo bisa bawa motor nggak sih?" Pekik Alisa kesal.

"Sorry, tiba - tiba motor didepan belok tanpa sen," ujar Raynan dengan nada bersalah.

"Kamu nggak apa kan?" Tanganya seraya menoleh kearah Alisa. Membuat perempuan itu gelagapan. Mereka terpaksa berhenti sebentar ditepi jalan. Untung saja jalanan tidak ramai. Jika ramai, maka sudah pasti Alisa akan terbaring dirumah sakit.

Alisa menggeleng dengan pelan, "N-nggak kok, G-gue cuma kaget," gumamnya.

Raynan menganggukan lalu membenarkan duduknya, "Lain kali saya akan lebih hati - hati," gumamnya tapi masih bisa didengar oleh Alisa karena mereka belum melanjutkan perjalanan. Alisa hanya berdehem, ia kembali menatap sekitar guna menghilangkan rasa gugupnya. Alisa tersentak kaget saat tiba - tiba tangannya ditarik oleh Raynan.

"Pegangan, nanti kamu jatuh." Setelah melakukan hal yang membuat jantung Alisa meronta - ronta, Raynan menjalankan motornya seperti tidak terjadi apapun. Dan sekarang posisi Alisa memeluk Raynan tapi tidak terlalu menepel karena Alisa hanya memegang pinggiran baju Raynan.

Setelahnya tidak ada yang membuka suara, Raynan fokus dengan jalan sedangkan Alisa focus dengan detak jantungnya yang terus berdetak dengan cepat. Bahkan Alisa tidak sadar jika mereka sudah sampai.

"Turun. Kenapa terus memeluk saya." Alisa tersadar dari lamunannya lalu dengan segera ia turun dari motor, mengabaikan rasa malunya karena ketahuan memeluk Raynan. Melepas helm dengan perlahan karena takut membuat rambutnya berantakan.

Setelah selesai Alisa mengedarkan pandangannya. Matanya menyerit saat mereka bukan berada di perusahaan dengan gedung tinggi kas perkantoran. Melainkan sebuah ruko besar yang berisi mobil serta kunci dan oli berserakan dimana - mana.

"Kok kesini? Motor lo mogok?" Tanya Alisa bingung, sedangkan Raynan hanya diam seraya mengangkat alisnya. Minta ditabok kali ini orang.

Raynan menggeleng lalu berjalan meninggalkan Alisa yang masih belum paham dengan apa yang terjadi.

"Ayo.." Alisa mengerjabkan matanya lalu mengikuti Raynan yang sudah berjalan didepannya. Alisa berjalan dengan kebingungan yang bercokol di kepalanya.

Ah! Mantan (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang