'Cinta hanya akan membuang - buang waktu dan uang'
-MinYoongi
***
Pagi ini Alisa sudah siap dengan pakaian jogging - nya. Jika boleh ia katakan, semalam adalah hal yang menyenangkan menurutnya. Karena ia bisa menaiki seluruh permainan yang ada dipameran itu, bahkan Regan tidak melarangnya sama sekali. Laki - laki itu hanya menuruti dengan senyum manisnya.
Alisa berjalan kearah dapur rumahnya. Lalu menuangkan air putih yang sudah tersedia dimeja. Mama yang tengah sibuk membuat sarapan menyerit bingung saat melihat Alisa sudah siap untuk berolahraga.
"Ada angin apa kamu sampai olahraga segala?" Tanya mama dengan raut bingungnya.
"Lagi pengin aja ma," jawab Alisa santai, karena suasana hatinya sedang baik.
"Aku jogging dulu deh, bye ma." Alisa berjalan santai kearah pintu keluar. Ia melihat papanya sedang duduk dikursi, seraya menatap burung kesayangannya.
"Nggak usah diliatin terus pa burungnya. Nggak bakal berubah jadi emas." Ujar Alisa santai seraya melewati sang papa.
"Eh, tumben. Mau kemana?" Tanya papa.
"Lari dari kenyataan pa," jawab Alisa dengan humor yang lumayan garing. Papa hanya menyerit karena tidak paham dengan lelucon yang diucapkan oleh Alisa. Alisa pergi meninggalkan papanya yang masih diam tidak bersuara, mungkin masih mencerna ucapan Alisa.
"Buat apa dia lari dari kenyataan?" Gumam papa.
Sebelum berlari keliling kompleks, Alisa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Menggerakan kaki dan tangannya agar tidak keram saat digunakan untuk berlari nanti. Karena sudah sangat lama sekali Alisa tidak berolahraga. Rasa malas mengalahkan segalanya.
"Wah, tumben neng Lisa olahraga pagi," tentu saja yang bertanya adalah ibu - ibu tukang gossip.
"Eh, iya bu. Lagi pengin jogging aja." Jawab Alisa seraya mulai berlari menjauh dari para ibu - ibu, "Saya duluan ya, bu."
Alisa berlari dengan santai. Jogging dipagi hari juga bisa dijadikan ajang berpacaran ternyata. Bukti nyata ada dihadapan Alisa sekarang. Laki - laki dan perempuan tengah berpegangan tangan seraya terus berlari, bahkan mereka tertawa seperti dunia milik berdua, yang lain hanya mengontrak saja. Alisa membelokan dirinya kearah taman yang ada didekat rumahnya. Rasanya sakit mata melihat keromantisan orang - orang. Ia juga ingin 'kan!
Baru dua putaran tapi rasanya kakinya ingin lepas, Alisa mendudukan diri disalah satu kursi taman, matanya menatap kearah sekitar. Banyak keluarga kecil yang tengah bercengkrama.
Apa setiap akhir pekan taman ini selalu ramai?
"Mau minum?" Alisa menoleh kearah seseorang yang tengah menyodorkan botol minum kehadapannya. Ia mematung saat melihat Raynan ada disini, dengan kaus yang sudah basah oleh keringat, bahkan rambutnya sudah lepek tapi masih sangat tampan.
"Ambil." Ujar Raynan seraya mendudukan diri disamping Alisa. Alisa mengambil minum tersebut tanpa kata. Kembali menatap kearah depan, dimana keluarga kecil itu sedang berkumpul.
"Saya ingat dulu setelah pulang sekolah saya selalu membawa kamu mampir ke taman," Alisa menoleh mendengar ucapan Raynan. Dulu memang setelah pulang sekolah mereka akan mampir ke taman, hanya untuk mengobrol atau menatap orang - orang yang tengah bermain. Dulu, memang Raynan selalu mengantar Alisa pulang. Walau tidak sampai rumah, tapi rasanya Alisa bahagia.
Dan sekarang Alisa bingung untuk apa Raynan mengingatkan tentang hal - hal yang ingin Alisa lupakan. Alisa hanya diam. Membuat Raynan menoleh kearahnya dengan tatapan sayu seperti biasa. Tatapan yang membuat Alisa diam tak berkutik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ah! Mantan (✓)
ChickLitFollow sebelum baca! [Chicklit - Romance - Comedy] Rank #2 in chicklit 25 Januari 2021 *** Bagaimana rasanya saat bertemu dengan mantan yang meninggalkan kamu saat sedang sayang - sayangnya? Memutuskan hubungan hanya lewat pesan singkat? Lalu muncul...