L i m a b e l a s

22.5K 2K 57
                                    

'Patah hati itu jahat ya. Patah oleh satu orang, tapi tidak percaya ke semua orang,"

***

Pagi ini tidak seperti pagi sebelumnya. Jika kemarin Alisa bangun sebelum matahari memancarkan sinarnya, maka hari ini ia bangun saat matahari sudah bersinar terang. Semalam Alisa tidak bisa tidur, ada banyak pertanyaan serta hal - hal yang tidak bisa ia jabarkan.

Bingung dengan maskud Regan memberikan ia budle make - up yang harganya mencapai 1bulan ia bekerja ditempat Raynan. Ditambah tentang Raynan yang tiba - tiba menghilang!

Boleh Alisa ke - geer - an? Ia menganggap Raynan cemburu pada Ragan?

"Apa iya?" Gumam Alisa seraya menatap langit-langit kamarnya. Ia masih bergelung nyaman dengan selimut padahal jam sudah menunjukkan pukul 7:30 pagi.

"Eh, tapi nggak mungkin." Gumamnya sekali lagi.

Brak!

"Astagfirullah... Udah bangun dari tadi bukannya cepat mandi, malah bengong kaya orang ayan. Ck! Kamu tuh ya udah dewasa bukannya tambah benar malah tambah nggak benar."

Alisa hanya diam seraya menatap mama yang kini tengah berdecak pinggang dipintu kamarnya.

"Heh, malah bengong. Liat sekarang jam berapa?  Kamu nggak mau kerja? Baru kerja tiga hari udah telat." Cerocos mama.

Alisa mengerjabkan matanya, lalu dengan cepat bangkit dari tidurnya. Matanya membulat saat melihat jam sudah akan menunjukkan pukul 8.

"Ah mama... Aku telat 'kan." Pekik Alisa kesal, tentu saja mendapatkan tatapan tajam dari mamanya.

"Kamu nyalahin mama? Kamu yang bangun tidur bukannya langsung mandi malam bengong."

Alisa mengabaikan perkataan mamanya, ia dengan cepat masuk kedalam kamar mandi. Ia akan melakukan mandi kilat. Cuci muka, gosok gigi, dan pakai sabun satu kali bilas. Oke selesai.

Setelah memakai pakaian, Alisa turun dengan sangat tergesa-gesa. Mengabaikan rambutnya yang masih diikat asal belum disisir, ia hanya menambahkan lipstick. Tentu saja ia memakai lipstick yang dibelikan oleh Regan.

"Papa udah berangkat ma?" Tanya Alisa.

"Iya," Alisa mendesah kecewa, kenapa disaat seperti ini papa sudah berangkat.

"Aku pinjam motor mama," ujar Alisa seraya memakai flatshoesnya.

"Katanya nggak mau pakai motor butut mama?" Ujar mama santai tanpa menatap kearah Alisa. Mama ini punya ingatan super, walaupun kejadian itu sudah sangat lama, mama akan selalu mengingat. Sama seperti jika Alisa sedang berbohong lalu ketahuan, maka mama akan mengingat itu sampai kapanpun dan akan mengungkitnya terus menerus. Makanya Alisa tidak bisa membohongi mamanya.

"Ya aku terpaksa dong. Aku udah telat, nggak mungkin naik  ojol." Ujar Alisa.

Mama menganggukkan kepalanya, "Yaudah pakai aja. Tapi kalau nanti mogok lagi, itu bukan salah motornya emang kamunya aja lagi sial. Orang mama kemarin bawa ke supermarket nggak mogok sama sekali.

"Iya iya... Yaudah aku berangkat dulu ma, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Eh! Kamu nggak sarapan dulu?" Ujar mama Agak keras karena Alisa sudah berlari kearah pintu.

"Urgent ma, nanti aja." Jawab Alisa dari luar.

Alisa menjalankan motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang cepat tapi masih ingat nyawa. Jadi, seperti harus sampai cepat tapi nyawa menjadi prioritas utama. Karena pekerjaan masih bisa dicari sedangkan nyawa hanya satu kali.

Ah! Mantan (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang