'Orang - orang selalu mengatakan agar mengikuti kata hati, namun jika hatiku sudah terpecah menjadi seribu bagian, lalu bagian mana yang harus aku ikuti?'
-AASAULIASAFITRY-
***
Semalam Alisa tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena otaknya selalu memikirkan tentang perkataan Raynan. Dan sekarang, rasanya Alisa malas bekerja. Ia ingin tidur saja, tapi jika ia ingat bahwa mencari pekerjaan sama susahnya seperti mencari jodoh, dengan sangat terpaksa Alisa bangun dari tidurnya ternyamannya. Alarm sendari tadi bahkan sudah berbunyi dengan keras tapi ia abaikan.
"Kenapa hari senin cepet banget sih? Padahal senin ke Minggu itu lamanya minta ampun." Gumam Alisa seraya bangkit dari tidurnya. Dengan mata setengah terpejam, Alisa berjalan kearah kamar mandi.
Tiga puluh menit kemudian Alisa sudah keluar dengan keadaan segar, lalu dengan segera ia melakukan ritual paginya yaitu memakai bodylotion, parfum, dan make - up tipis tentu saja.
Alisa berjalan dengan santai menuruni tangga, menuju kearah dapur dimana mama dan papanya pasti sudah menunggu disana. Alisa menghentikan langkahnya saat melihat Raynan duduk dihadapan sang papa.
Alisa menghela napas saat mengingat ucapan Raynan tadi malam, bahwa laki - laki itu akan menjemputnya untuk bekerja. Alisa pikir itu hanya omong kosong semata tapi ternyata sungguhan.
"Selamat pagi," sapa Alisa pada semua orang, lalu mendudukan diri disamping Raynan karena hanya kursi itu yang kosong.
"Pagi sayang," papa menjawab dengan senyum manisnya.
"Tumben bangun sendiri, biasanya harus di gerebek dulu baru bangun," ucap mama santai seraya menuangkan nasi goreng ke piring papa.
Alisa melotot kearah mamanya, lalu menoleh kearah Raynan yang kini tengah tersenyum kecil mendengar ucapan mama.
"Mama kira aku tukang mojok di semak - semak sampai di gerebek segala," jawab Akisa kesal.
"Mirip dikit,"
"Mama ihh,..."
Papa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istri dan anaknya. Raynan hanya bisa tersenyum kecil kearah Alisa dan mamanya. Mereka makan dengan tenang, walau sesekali Alisa dan mama akan bercekcok tentang banyak hal, tapi untung ada papa yang menjadi penengah keduannya. Raynan hanya menjadi penonton setia saja.
"Pa, ma aku berangkat kerja dulu," ujar Alisa saat mereka sudah selesai sarapan. Papa dan mama mengangguk kecil, Alisa menyalimi keduanya, begitupun dengan Raynan melakukan hal yang sama, menyalimi ke dua orangtua Alisa. Mereka berjalan keluar tanpa melakukan obrolan.
Alisa menghentikan langkahnya saat melihat Raynan mematung didepannya. Kedua tangan laki - laki itu terkepal erat, Alisa yang ada dibelakangnya tentu saja bingung. Dengan cepat ia melihat kearah depan, dimana tatapan Raynan tertuju.
Kedua netra mata Alisa mengerjab melihat wanita dan pria paruh baya yang dahulu pernah datang kerumahnya. Om Rayhan dan tante Ratih, tapi bukan itu yang menjadi fokus Alisa, melainkan laki - laki yang berdiri diantara keduanya, dia Regan.
"Lho, om, tante ada apa kesini?" Alisa bertanya seraya berjalan kearah satu keluarga itu berada. Mengabaikan Raynan yang masih diam mematung.
Om Rayhan hanya diam seraya menatap kearah Raynan, membuat Alisa bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ah! Mantan (✓)
ChickLitFollow sebelum baca! [Chicklit - Romance - Comedy] Rank #2 in chicklit 25 Januari 2021 *** Bagaimana rasanya saat bertemu dengan mantan yang meninggalkan kamu saat sedang sayang - sayangnya? Memutuskan hubungan hanya lewat pesan singkat? Lalu muncul...