Party In The USA (2)

11.5K 1.2K 87
                                    

Sekarang aku, Perrie dan One Direction sudah berada di sebuah ballroom yang letaknya 3 lantai diatas tempat perhelatan American Music Awards tadi.

Ruangan besar ini sudah diisi banyak selebriti yang sering kulihat di majalah dan televisi. Ada Ariana Grande yang tidak lepas dari pacarnya, Big Sean. Ada juga Selena Gomez, Taylor Swift -- uhuk mantan Harry, John Mayer, Katy Perry dan wajah-wajah familiar lainnya.

Louis sudah memperingatkanku agar tidak jauh-jauh darinya. Dia sesekali memperkenalkanku dengan teman-teman artisnya. Louis juga bilang aku tidak boleh melepas genggaman tangannya. Ya, karena aku tau dia menghindari gosip tidak enak tentang hubungan kita berdua yang selama ini terlihat sempurna.

Aslinya sih, sempurna dari mananya coba?

"Want some drinks?" Tanya Louis ketika kita berdua duduk di sebuah sofa.

"Boleh. Just wine I guess." Aku menghindari minuman beralkohol lainnya karena aku minum dua gelas beer saja bisa langsung teler. Personil One Direction lainnya entah kemana berbaur dengan para tamu.

"Kau tunggu disini." Ucap Louis seraya berjalan menjauh menuju tempat minuman.

Sampai Louis sudah tidak terlihat, tiba-tiba seorang wanita berambut pirang, gaun dengan belahan dada berlebih serta lipstick merah menyala nya yang mengganggu, menghampiriku.

"Kau Belle Tomlinson ya?" Tanyanya sambil menggenggam sebuah gelas berisi minuman di tangan kirinya.

"Ya. Dan kau.. Uh, aku pernah melihatmu di TV." Tolong, aku memang lemah masalah mengingat.

"Kau tidak tahu aku? Rita Ora, Nyonya!"

"Well, maaf. Tapi aku suka lagumu." Kataku berbohong. Eh Rita Ora ini benar-benar penyanyi kan?

"Thanks." Ucapnya singkat. "Kau tidak pantas untuk Louis. Dia terlalu tampan untuk wanita biasa sepertimu."

Oh, jadi wanita ini mengibarkan bendera perang? Ya aku tau aku cuma istri bohongan Louis, tapi aku tidak suka harga diriku diinjak-injak. "Really? Aku juga kadang berpikir kenapa dia menikahiku. Mungkin aku memang istimewa."

Rita mendelikkan pandangannya dari atas sampai bawah ke arahku. Memangnya ada yang salah denganku? Apa dia terlalu terpesona?

"Hi, Rita!" Sapa Louis dari arah belakang Rita. Dia sudah membawa dua gelas minuman.

"Hi, darling." Rita langsung menyimpan minumannya dan memeluk Louis. Ck.

"Sudah berkenalan dengan istriku?" Rita hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Louis baby, aku akan menggelar pesta di mansionku setelah ini. Kau ikut ya?" Louis menatap ke arahku seakan meminta persetujuan. Aku memasang wajah terserah-kau-saja-tapi-aku-tidak-mau-ikut.

"Well, Rita. Maybe next time. Aku masih menikmati masa bulan maduku dengan Belle."

"Baiklah." Rita langsung melepas pelukannya dengan wajah kecewa. Dia pun pergi meninggalkan kami.

"Dia tergila-gila padaku." Ucap Louis sambil meneguk minuman dari gelasnya. Aku cuma mengomentarinya dengan tawa kecil bermaksud mengejek, lalu meminum wine yang sudah Louis bawakan.

Tunggu. Kenapa baru satu teguk dan tubuhku merespon dengan tidak menyenangkan ya?

Kepalaku langsung pusing. Keringat dingin mulai keluar perlahan. Oh God. Apa aku terlalu tua untuk menikmati alkohol?

"Louis.." Aku menggenggam tangannya.

"Ya?"

"Bisakah kita pulang?"

"What? Bahkan acaranya baru mulai!"

"Aku.. Aku tidak enak badan, Louis."

"Ck! Sungguh, Belle. Kau.."

"Terserah katamu, Louis. Aku benar-benar lemas.."

"Aku antar kau ke lobby, kau naik taxi sendiri. Aku masih ingin disini!" Louis menarik kasar tanganku, lalu membawaku ke lift dan menekan tombol lobby.

Suasana di lobby sudah agak sepi dari wartawan. Baguslah jadi tidak ada gosip aneh-aneh besok.

Aku dan Louis menunggu taxi di luar lobby saat aku merasakan badanku kehilangan kontrol. Berdiri saja rasanya tidak sanggup. Kepalaku makin pening, pandanganku sudah tidak fokus. Aku menggenggam tangan Louis lebih erat, tanganku sudah dipenuhi keringat dingin.

"Belle?" Tanya Louis seraya melihat ke arahku.

"Lou.. Louis.."

Lalu semuanya berwarna hitam.

MRS. TOMLINSON ✖️ LOUIS TOMLINSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang