Irish Massage

11.4K 1.2K 124
                                    

Aku membuka mataku karena sinar matahari pagi dari jendela menyilaukanku. Eh, dimana aku?

"Belle?" Aku melihat Perrie saat pertamakali membuka mata.

"Belle kau sudah siuman?" Niall tiba-tiba muncul dari arah kanan tempat tidur.

Aku berusaha membangunkan tubuhku walaupun kepala masih sedikit pening. "Apa yang terjadi?"

"Kau pingsan semalam, Belle." Perrie menjelaskan.

"Astaga. Apakah aku sebegitu merepotkannya?" Tanyaku yang masih memegang kening karena pusing di kepala ini masih belum juga reda.

"Tenang, Belle. Kau masih jetlag. Kelelahan. Wajar kok. Aku juga pernah mengalami itu." Niall tersenyum.

"Kemana yang lain?"

"Sarapan diluar." Kata Perrie. "Eh biarkan aku ambil sarapan untukmu ya." Dia menambahkan.

"Thanks before, Mrs. Malik." Perrie pun pergi menyisakan aku dan Niall di kamar. "Niall, bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?"

Niall menempatkan dirinya duduk di sampingku. "Kemarin kau pulang duluan kan bersama Louis, nah saat menunggu taksi, kau pingsan."

"Lalu?"

"Louis mengantarmu kesini dengan taksi. Lalu mengabari kita semua."

"Oh My God. Pasti Louis marah sekali padaku." Ucapku sambil menghela napas.

"Tapi dia menjagamu semalaman." Niall lalu menunjuk sofa yang berantakan dengan selimut dan bantal, menandakan ada seseorang yang tidur disana sebelumnya.

"Really?" Tanyaku tidak percaya.

"Ya. Karena tidak ada satupun diantara kami yang mengizinkan Louis menumpang di kamar selain ini." Niall terkekeh.

"Niall, Louis pasti murka sekali padaku. Dia galak seperti nenek sihir tau.." Aku berkata lirih sambil menggoyangkan tubuh Niall.

"Tenang saja. Aku akan membelamu kalau terjadi apa-apa." Dia menepuk pundakku bermaksud menenangkan. "Anyway, Belle. Apakah kau mau merasakan Irish massage ku lagi?"

"Irish massage? Apa itu?"

Niall beranjak dari tempat tidur lalu berdiri. "Aku akan memberikanmu pijatan lagi agar kau cepat sehat. That's what Irish massage is for!"

"Yaampun Niall! Kau terobsesi sekali akan pijatan ya?" Aku terbahak-bahak.

"Kau diam saja, Belle. Coba buka selimutmu lalu luruskan kedua kakimu ya!"

Akupun menuruti apa kata Niall. Untung aku sudah digantikan pakaian menjadi tank top dan celana pendek. Siapapun yang menggantikan pakaianku semalam, aku cuma berharap Perrie yang melakukannya.

Lalu Niall menyentuh telapak kakiku dengan jari-jarinya. "Nah ini namanya refleksi, Belle. Pusat aliran darah berada pada titik-titik di telapak kakimu ini."

"Darimana kau tau akan hal seperti ini sih?" Aku tertawa lagi.

"Ayahku mengajarkannya. Dan kau tau tidak, kalau aku pensiun dari One Direction, aku akan membuka tempat pijat dan refleksi : Horan Reflexology."

"Itu nama yang buruk, Niall!" Lagi-lagi pria Irlandia ini bisa membuat perutku sakit karena leluconnya.

Lagi asyik menikmati refleksi ala Niall Horan, seseorang masuk membawa nampan berisi makanan dan minuman. Bukan, itu bukan Perrie yang tadi menjanjikanku membawakan sarapan, tapi Louis.

"What the fuck, Horan?" Louis terdiam saat melihat Niall menyentuh telapak kakiku dengan lembut.

"Ini namanya refleksi, bodoh! Agar Belle cepat sehat!"

Louis berlalu sambil menyimpan nampan tadi di rak samping tempat tidur lalu menatapku dingin.

"Tinggalkan aku dan Belle, Horan."

"Tidak akan. Aku takut kau melakukan tindakan tidak menyenangkan." Jawab Niall santai.

"Memangnya aku psikopat? Cepat sana keluar!"

Niall pun mengalah lalu keluar dari kamar.

Dan jantungku berdegup kencang. Ya Tuhan, apakah ini akhir hidupku? Apakah Louis akan melemparku keluar?

"Kenapa diam? Cepat makan sarapanmu!" Teriak Louis.

Aku pun perlahan mengambil sandwich yang tadi Louis bawakan dengan tangan yang bergetar.

"Louis.. Maafkan aku.." Ucapku sambil menggenggam sandwich dan berusaha menatap ke arahnya yang sedang menghadap jendela luar itu.

"Menyusahkan." Louis pun memberiku senyum miringnya yang amat sangat tajam. Lelaki ini bisa dinobatkan sebagai pria tampan paling kejam di dunia, mungkin?

"Aku tau, Louis. Aku belum terbiasa perjalanan jauh. Lalu harus pergi sampai larut malam. Maafkan aku, Louis."

"Sayangnya maafmu tidak akan mengubah apapun. Cepat habiskan sarapanmu. Istirahat. Karena malam ini kita akan pulang."

What? Jadi cuma sehari di LA? Bahkan aku belum sempat selfie?

"I.. Iya."

"Dan tentunya kau akan mendapat hukuman dariku." Dia menyunggingkan ekspresi angkuh itu lagi.

"Hukuman?"

"Sesampainya di rumah, kau harus mencuci keenam mobilku setiap hari selama seminggu. Mengerti?"

Whaaat? Keenam mobil Louis ini bukan mobil biasa. Bahkan buku panduan cara mencucinya pun bisa setebal majalah Esquire. Matilah aku!

"Iya aku mengerti, Louis."

MRS. TOMLINSON ✖️ LOUIS TOMLINSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang