Future With You

15.6K 1.1K 152
                                    

"Happy birthday my baby Belle!" Aku membuka mata dan mendapatkan Niall membawa piring berisi donat yang diatasnya dihias lilin.

Aku bangkit dari posisi tidurku dan duduk. "Apa tidak ada kue lain, Niall? Ini adalah donat Krispy Kreme yang kubeli kemarin. Dan kuyakin lilinnya adalah sisa lilin bekas cake ulang tahunmu yang kusimpan diatas kulkas." Jelasku dengan wajah datar.

Niall menyimpan donat-donatnya tadi di meja depan sofa yang sedang kutempati sekarang. Lalu duduk disampingku sambil mengusap-usap perutku yang sudah membesar sejak 3 bulan lalu. "Baby Nandos, Ibumu galak sekali sejak hamil. Padahal aku hanya sedikit lupa tanggal ulang tahunnya. Uh."

"Apa kau menamai anakku? Baby Nandos?"

"Anak kita, Belle."

"Tidak dengan nama itu."

"Lihat kan, sayang. Semuanya salah." Niall menghela napas.

"Kau lupa ulang tahunku? Tapi pasti kau ingat ulang tahun Demi Lovato!"

"Uh sudahlah, Belle. Tiup lilin dulu saja ya. " Niall mengambil lagi donatnya dan dihadapkan padaku. Lalu menyalakan lilin-lilinnya. "Make a wish, honey bee."

"Aku berharap suami pirang menyebalkan ini lebih romantis dan lebih peka. Amen."

"Bahkan dalam doamu selalu ada aku, Belle. I love you." Dia menyimpan donat nya tadi lalu memelukku dari samping. Sementara aku menanggapinya dingin karena masih kesal.

"Darimana saja sih seharian? Aku sampai ketiduran disini." Oh tidak. Memang sejak hamil kegiatanku hanya makan dan tidur. Enggan melakukan hal lain. Apa hamil muda memang selalu begitu?

"Ada urusan sebentar diluar, sayang." Jawabnya yang masih memelukku. Kali ini ditambah mengelus-elus rambutku. "Hei bagaimana kalau kita menghabiskan ulang tahunmu di taman belakang kita? Sambil makan malam? Aku yang memasak."

"No. Masakanmu bermasalah. Nanti bayiku keracunan."

"Bayi kita, Belle."

"Apapun itu."

"Yuk. Mau kugendong ke taman?" Aku menggeleng dan jalan mendului dia pertanda aku-bisa-jalan-sendiri. Niall mengikutiku di belakang menuju taman, tempat favorite kita sejak menikah dan tinggal di rumah ini.

Ceklek.

Aku membuka pintu menuju taman belakang dan ..

"HAPPY BIRTHDAY!" Sekumpulan wajah yang kukenal mengagetkanku.

Ada Zayn, Perrie serta Sara yang berlarian kesana kemari karena usianya sudah 24 bulan. Ada Sophia yang sedang hamil 8 bulan bersama tentu saja Liam. Louis yang menggendong 3 bulan Princeton dengan Eleanor disampingnya. Serta Harry yang masih saja sendiri, sibuk dengan peralatan barbeque nya.

"Oh My God." Ucapku kaget sambil menutup mulutku dengan kedua tangan. Lalu airmata haru mulai mengalir.

"You like it, babe?" Niall memelukku dari belakang. Mataku masih melihat sekeliling, dimana taman belakang kami sudah disulap dengan banyak lampu, balon serta pita-pita.

"You did this?" Aku menatap Niall.

"With the guys." Dia langsung mencium keningku.

"So, let's get the party started!" Harry teriak lalu kembali ke alat pemanggang daging di ujung taman.

Mereka satu-satu mendatangiku mengucapkan selamat.

"Sara, come give aunty a kiss." Ucapku sambil menunduk agar Sara, si rambut hitam mata biru menggemaskan ini menghampiriku. Dia pun mencium pipiku dan aku membalasnya. She's beautiful. Campuran Zayn dan Perrie yang juga good looking.

Lalu aku menuju pasangan Louis dan Eleanor. "Uh Princey, kau sangat mirip ayahmu." Aku merebut Princeton dari tangan Louis dan menggendongnya.

"Selamat ulang tahun, Belle." Ucap Louis sambil mencium pipiku.

"Jaga kandunganmu ya." Tambah Eleanor yang langsung memelukku.

"Thank you, guys. Louis, jangan bilang Princey akan meneruskan obsesi mu menjadi pesepakbola."

"You knew me, Belle." Ucapnya sambil senyum ala Louis. Aku pun mengembalikan si rambut coklat Princeton pada ayahnya.

Aku langsung mendekati Liam - Sophia.

"Happy birthday, darling." Sophia memelukku.

"Sophie, mengapa kau hamil besar dan masih seksi? I envy you." Gerutuku.

"Kau juga cantik, Belle. Sudah berapa bulan baby Horan ini?"

"3 months, Sophie."

"Hey, aku dan Sophia sudah menyiapkan kado untukmu tapi tertinggal di mobil. Nanti kuambil ya. Selamat ulang tahun, Belle." Liam memelukku hangat.

"Terimakasih, daddy."

Harry dan Niall sibuk memanggang makanan dengan alat barbeque. Sesekali mereka bernyanyi dengan asal yang membuatku tertawa.

"Styles, kau masih single? Serius?" Godaku sambil berdiri disampingnya. Sementara Niall sedang masuk ke dalam rumah mengambil beberapa bahan makanan lain.

"Aku bisa kencan dengan siapapun, Nyonya Horan." Jawabnya sambil membalik-balikkan daging tenderloin.

"Settle down?"

"Someday." Dia menatapku tersenyum dan memamerkan lesung pipi mautnya.

Kami menghabiskan malam di taman belakang sambil makan banyak cemilan, minum beer dan wine serta berbagi cerita payah jaman dahulu.

Tidak ada lagi kecanggungan antara aku, Louis, Niall dan Eleanor. Bahkan dengan terang-terangan Niall suka memberikan jokes tentang jahatnya Louis memperlakukanku dulu. Dan Eleanor cuma tertawa. She is such a good girl.

Princeton dan Sara pun sampai mengantuk dan tertidur di stroller mereka masing-masing.

This is just the birthday ever.

•••

Malam sudah makin larut. Bahkan sudah menunjukkan pukul 1. Para tamu sudah pulang ke rumah masing-masing. Aku masih di taman belakang, duduk malas sambil mengunyah nachos. Sementara Niall sibuk membereskan sisa pesta sendirian.

"Hei pirang!"

"Ya gendutku sayang.." Dia membalas sapaanku sambil memungut botol dan kaleng minuman.

"Apa aku gendut?"

"Itu karena bayi di perutmu. Sudah tidak apa-apa, kau tetap cantik." Dia menatapku senyum dan kembali membereskan pekerjaannya.

"Kenapa kita bisa berjodoh ya?"

"Because we used to be best friends. Ayahku bilang hubungan paling baik adalah ketika dulunya mereka berteman akrab."

Aku bangkit dari tempat duduk kayu dan menghampiri Niall yang sedang mengumpulkan piring kotor dan memeluknya dari belakang. "I love you."

Niall menggenggam tanganku yang kuletakkan di perutnya. "I love you more, honey bee." Lalu dia berbalik dan mencium bibirku. "Happy birthday once again."

"You're just the awesome gift." Aku membalas menciumnya.

"Uh baby. Shall we continue this upstairs? You turn me on."

"Sure." Aku pun melompat ke atas gendongannya dan dia kembali mencium bibirku lebih panas.

I know nothing's making sense
For tonight let's just pretend
I don't wanna stop so give me more, oh.

End.

MRS. TOMLINSON ✖️ LOUIS TOMLINSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang