Guess Who's Back

11.2K 1.2K 111
                                    

Kebiasaan hampir setiap orang setelah liburan adalah mengalami post holiday syndromme dimana salah satu gejalanya adalah telat bangun untuk ke kantor. Ya, dan lihatlah aku sekarang. Mandi singkat, mengambil pakaian apapun yang kudapat dari lemari, mengikat rambut gaya messy bun sambil mengaitkan kaki pada high heels, lalu meraih tas dan kunci mobil.

Bahkan aku belum sempat berdandan! Ya sudahlah yang penting sampai kantor dulu, aku bisa mengaplikasikan bedak dan lain sebagainya di ruanganku nanti.

Anyway, I feel better now. Walaupun baru seminggu yang lalu Ryan mencampakkanku, entah mengapa rasa sakit ini sudah berangsur membaik. Paling tidak aku masih bisa tersenyum.

One thing for sure, Ryan doesn't deserve me. Right?

Setelah memarkirkan mobilku di depan gedung BBC Radio UK, aku berjalan sedikit terburu-buru memasuki area kantor. Baru sampai lobby, aku melihat banyak sekumpulan orang, yang kebanyakan berusia remaja. Ada apa ini? Terakhir aku lihat suasana kantorku seperti ini, ada bintang-bintang The Hunger Games melakukan promo radio.

Oh ya mungkin ada idola remaja lainnya yang sedang disini. Lagian aku tidak tertarik.

Setelah berjubel dengan para remaja putri rebutan lift, akhirnya aku sampai di lantai 3, yang sekaligus ruang siaran. Sial, ternyata anak-anak ingusan lainnya juga makin banyak jumlahnya disini, aku sampai sulit berjalan menuju ruanganku di ujung koridor.

"Joe, ada apa sih ini?" Tanyaku pada office boy kantor yang kebetulan lewat.

"Ada tamu, Nona. Saya kurang tahu namanya, mereka berlima."

Berlima? Tunggu, jangan bilang...

Hey, yang berlima kan bukan One Direction saja, Belle! Dangkal sekali kau!

Aku melanjutkan langkahku menuju ruangan, sambil penasaran siapa tamu yang hadir. Karena ruang tamu letaknya tidak jauh dari ruanganku, sudah pasti aku akan melewati tamuku hari ini.

"Belle?" Aku pun menoleh ke belakang saat baru akan mengintip ke ruang tamu. Dan kau tau itu siapa? Liam Payne.

Ini berarti tamuku..

"Liam?" Dia langsung memelukku erat.

"Apakabar Belle? Kau kerja disini?"

"As you see, Liam. Kabarku seperti ini, lupa dandan karena telat bangun." Aku pun tertawa mengejek diri sendiri. "Dan ya, aku kerja disini sebagai Promotion Manager sejak 2 tahun lalu."

"That's cool! Ayo, Belle! Teman-temanku pasti merindukanmu!" Liam menarik tanganku dan membuka pintu ruang tunggu tamu.

Aduh, tau One Direction kesini mungkin aku akan dandan maksimal. Ya paling tidak agar aku tidak terlihat buruk, kan?

"Guys lihat siapa yang kubawa!" Liam lalu menarikku masuk.

"Belle?" Mereka bertiga langsung kaget melihatku. Ya, kecuali Louis yang sibuk di pojok ruangan dengan ponselnya. Oh, dia tidak berubah.

Zayn yang pertama memelukku. Jambangnya sudah tumbuh, rambutnya juga sudah agak gondrong. "Hi new daddy!" Sapaku sambil memeluknya, ya, Perrie Edwards baru melahirkan anak pertama mereka beberapa bulan lalu. Aku sempat baca beritanya.

"Hi, Belle." Zayn melepaskan pelukannya. "Anakku pasti senang bertemu denganmu. Aku dan Perrie menunggumu dirumah ya!"

"Pasti. Aku pasti mampir Zayn. Selamat ya!"

Lalu aku memeluk si pirang Niall. "Baby Belle!" Dia bahkan menggendongku dan memutar-mutarku layaknya adegan di film-film romantis. "I miss you so fucking much!" Dia melepaskanku. Lalu memegang kedua pipiku.

"Aku juga merindukan si jago makan ini. And wow! Biceps mu makin terbentuk, Horan! Work out well, huh?" Dia tersenyum dan mengangguk.

"Aku paling seksi diantara pria-pria ini. Dan aku satu-satunya yang masih single jadi ya, aku makin banyak diincar wanita."

Satu-satunya yang masih single artinya Louis?

Hei, Belle. Kau sudah move on, kan?

"Kau masih sendiri dan menyedihkan, Niall?" Godaku. Lalu dia memelukku sekali lagi.

Yang selanjutnya kutemukan adalah pria keriting dengan lesung pipi nya itu. Belum saja aku memeluknya, dia sudah mengerlingkan satu matanya ke arahku. Dia masih genit ya?

"Pretty Belle, come gimme a hug.." Dengan malas akupun memeluknya.

"Aku tidak dandan dan kau masih menyebutku cantik? Thanks, Styles." Aku pun melepas pelukanya.

"Kamu makin seksi, dadamu makin besar." Dia melirik ke arah kemejaku yang memang terbuka 3 kancing.

"Mesum kau, Styles!" Aku pun mendorong tubuhnya dan dia tertawa.

Dan terakhir aku melihat Louis yang senyum manis padaku. Oh dia sudah tidak sibuk dengan gadgetnya.

That smile. The smile that I saw when we met for the last time.

Kau makin dewasa, Louis.

"Do I deserve a hug, too?" Ucap Louis.

"Sure." Louis melangkah mendekatiku dan memberiku pelukan hangat. Pelukan yang dulu sangat kunanti karena kali ini rasanya sangat tulus. Apa yang aneh? Ya, aku tidak merasa ada getaran apapun saat Louis memelukku.

Aku benar-benar mengiklaskanmu, Louis.

"I miss you. I miss you more than you know, Belle." Ucap Louis tepat di telingaku.

MRS. TOMLINSON ✖️ LOUIS TOMLINSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang