Where Do Broken Hearts Go

12.5K 1.2K 57
                                    

Sejak peristiwa itu, aku malah canggung menghadapi Louis. Sebelumnya, aku sangat biasa jika dipegang tangannya oleh Louis, atau dirangkul. Tapi sekarang, seakan jantungku mau copot setiap kali dia menyentuh bagian tubuhku walaupun selintas.

Ini aneh. Tidak boleh dibiarkan terjadi. Louis tidak pernah akan menjadi milikmu, Belle.

Pernah suatu hari aku mengikuti suatu pemotretan bersama Louis, dimana pengarah gaya menyuruh Louis memelukku dari belakang lalu tangannya menggenggam tanganku di perut. Kau tahu apa yang terjadi? Telapak tanganku mengeluarkan keringat dingin karena deg-degan. Louis sempat bertanya kenapa dan aku menjawab aku sedikit tidak enak badan.

Jangan bodoh, Belle. Coba pikirkan hal-hal buruk yang pernah Louis lakukan, dan kau pasti membencinya. Ya, Belle, kau pernah membencinya karena menyebutmu gampangan. Ingat?

Sangat ingat. Tapi aku sudah memaafkannya.

Oh iya, perempuan yang bersama Louis waktu itu, aku sempat bertanya pada Niall. Dia bilang perempuan yang datang ke rumah saat pesta tersebut adalah model-model baru suatu agensi. Dan mereka semacam social climber yang mencoba bergabung dengan para artis dan sosialita. Perempuannya Louis itu salah satunya.

Tambahan, Niall juga mengatakan bahwa mengajak perempuan random untuk sekedar one night stand adalah biasa untuk mereka.

Nah, satu alasan lagi untuk segera mengusir Louis dari pikiranmu, Belle, bahwa dia suka bermain perempuan.

Menyesatkan. Aku malah makin ingin berada di dekatnya mengetahui fakta ini.

What the hell is wrong with me?

You're in love, Camila Belle.

•••

Aku menaiki lift gedung dan menekan tombol Ground. By the way, aku sedang berada di Belanda, tepatnya gedung RTL, salah satu stasiun TV swasta lokal yang menayangkan X Factor Netherlands. Dan One Direction akan menjadi bintang tamu malam ini.

One Direction akan tampil sejam lagi dan aku sudah mengantuk, maka dari itu aku memutuskan untuk ke The Coffee Bean di lobby gedung sendirian karena yang lain sibuk make up.

Setelah mendapatkan dua cup Black Forrest Blended, aku segera kembali ke backstage sebelum orang lain sadar siapa aku.

Kenapa aku membeli dua cup? Sedikit memberi perhatian lewat kopi untuk Louis bukan masalah, kan?

Aku berjalan santai setelah pintu lift terbuka. Sesekali aku tersenyum pada kru TV disana. Saat tiba di depan pintu dan siap mengetuk, aku mendengar percakapan dan mereka menyebut-nyebut namaku. Maka aku memutuskan untuk diam disana dan mendengarkan.

"Where is Belle?" Dari suaranya ini pasti si keriting Harry.

"Tadi bilang akan ke bawah membeli kopi. Tapi belum kembali. Mungkin mengantri." Suara serak itu sudah pasti milik Louis.

"Istri palsumu itu cantik, man." Ucap Harry lagi.

"Kau bercanda. Dengan dada dan bokongnya yang rata maksudmu?" Aku langsung melihat diriku sendiri dari kaki sampai dada. Ya aku tidak seksi sih, tapi tidak rata juga. Mungkin selera Louis yang bernomor macam Nicki Minaj kali!

"Insane, Louis!" Aku mendengar Harry tertawa terbahak-bahak.

"Ini semua gara-gara kau, Styles! Aku jadi harus menikah. Sedangkan kau bisa kencan dengan Kendall Jenner minggu ini dan terlihat memeluk Cara Delevinge minggu depannya. Aku juga ingin huh!"

"Sabar, Tomlinson. Masa nikah kontrakmu akan habis sebentar lagi bukan? Kita bisa hunting perempuan bersama di tur dunia kita nanti."

"Ah kau benar."

"Hey tapi serius kau tidak punya perasaan apapun selama ini terhadap Belle?"

"No. Not at all. Aku rasa dia juga tidak punya perasaan apa-apa. Jadi ya, kami akan mengakhirinya tanpa beban apapun."

"Ya, ya. Melihat perlakuanmu padanya selama ini pun, mana mungkin dia jatuh cinta padamu. Pria menyebalkan."

Harry tertawa lagi sementara aku menyandarkan diri di balik pintu sambil menahan air mata.

This is the worst part of being in love, when he doesn't love you back.

Setelah merasa agak kuat, aku pun masuk ke dalam ruang rias One Direction. Harry dan Louis kaget pastinya.

"Apa kau mendengar pembicaraan kita tadi?" Tanya Harry dengan muka nervous nya.

"Pembicaraan apa? Kalian membicarakan aku ya?" Tanyaku sambil menggoda, memberikan senyum palsu.

"Ck. Percaya diri sekali anda, Nona." Louis berdiri meninggalkan kursi menuju cermin untuk melihat penampilannya.

Aku pun mengurungkan niat untuk memberikan kopi pada Louis. Menyimpan satu cup lainnya di atas meja dan satunya mulai kuseruput.

"Belle, boleh ini buatku?" Tanya Niall yang datang tiba-tiba.

"Sure. Aku memang membelikan itu untukmu." Jawabku berbohong.

•••

Yeah, the a taste of your lips on the tip of my tongue
Is at the top of the list of the things I want
Mind is running in circles of you and me
Anyone in between is the enemy

Shadows come with the pain that you're running from
Love was something you've never heard enough

(One Direction - Where Do Broken Hearts Go)

MRS. TOMLINSON ✖️ LOUIS TOMLINSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang