MA• 16

607 102 12
                                    

Glory sedang berbaring dengan paha sang mama yang menjadi tumpuan kepalanya. Jangan heran pada gadis itu, ia akan menjadi pribadi yang manja bahkan sangat manja jika bersamaan dengan keluarga atau orang terdekatnya.

Sedari tadi mamanya selalu bercerita mengenai Jason, bahkan tentang masa kecil Jason pun ia tau, Glory jadi bingung sendiri seberapa dekatnya mamanya dan keluarga Winata.

"Jason tuh dulunya pengen banget jadi pilot bahkan hampir setiap pulang dari sekolah dia pasti selalu pake baju pilot ciliknya. Tapi kata mamanya dia tiba-tiba gak pernah bahas masalah pilot lagi, dan dia malah pengen jadi pembisnis kayak papanya" Glory masih stand by untuk mendengarkan cerita mama nya mengenai Jason, jujur gadis itu lumayan kepo dengan masa kecil Jason.

"Jason juga dulu punya sahabat dekat namanya Cindy. Cindy itu orangnya baik, cantik, pinter lagi anaknya, sangking dekatnya mereka hampir mau dijodohin pas masih SD. Tapi karena Cindy harus pindah keluar negeri, akhirnya perjodohannya batal deh"

Tiba-tiba setelah mendengar cerita mamanya, Glory langsung terlihat tak bersemangat sama sekali. Entah kenapa perasaanya jadi tak enak, serta jantungnya berpacu lebih cepat. Bukan seperti orang jatuh cinta melainkan rasa khawatirnya terhadap keadaan yang membuat jantungnya terasa cepat berpacu.

"Lory? Lolo? Kamu kenapa nak?" Tanya mama Glory ketika melihat anak gadisnya yang melamun.

"Ah...ah gak papa kok ma, tadi sampe mana mama ngomong?"

"Eh ini anak yah, jadi dari tadi mama ngomong panjang lebar kamu gak denger gitu?" Kesal mama Glory.

"Nggak gitu ma, Glory cuma lagi mikirin tugas skripsi yang belum selesai aja, makannya jadi gak fokus" Jawab Glory.

"Boong kali kamu. Pasti kamu lagi cemburu kan Jason hampir di jodohin sama Cindy, hayo ngaku kamu. Insting seorang ibu itu gak bisa dibohongi loh" Mama Glory malah jadi asik menggoda Glory yang kesal sekaligus blushing.

"Au ah ma, Lory marah" Glory pun memalingkan wajahnya dari sang mama karena kesal, atau lebij tepatnya malu karena mamanya terus menggodanya.

"Kamu gak perlu malu sama mama kamu sendiri Lory, jujur aja kalau kamu cinta sama Jason kan? Kamu gak perlu bohong lagi, mama tau kalau kamu itu cinta sama Jason dari tatapan mata kamu pas natap Jason. Dan kalo mama liat juga kamu cocok dengan Jason, apalagi melihat Jason yang juga sepertinya sayang sekaligus cinta sama kamu" Glory langsung melongo mendengar kata demi kata yang mamanya ucapkan. Sebegitu jelaskah rasa cinta Glory pada Jason hanya dari tatapan mata.

Dan apa tadi? Jason sayang plus cinta dengan Glory? Glory sama sekali tidak percaya dengan ucapan mamanya, bisa saja itu hanya bualan semata seorang ibu pada anak gadisnya yang sedang jatuh cinta.

"Mama jangan ngada-ngada deh, Glory gak akan percaya" Ucap Glory dengan tertawa renyah.

"Terserah kamu deh kalo gak percaya, mama cuma mau bilang insting seorang ibu itu jarang terjadi kesalahan"

Lalu mama Glory pergi menuju dapur untuk memasak meninggalkan gadis itu sendiri di kamar dengan pikiran yang masih bergelantungan di otak cantiknya.

***

Hari sudah menjelang sore tepatnya jam 5.
Jason memasuki rumahnya dengan wajah yang berseri-seri, dengan senyuman yang tak pernah luntur diwajah tampannya itu. Mama nya yang kebetulan sedang melintas langsung kebingungan melihat wajah anaknya yang seperti baru mendapatkan jekpot besar-besaran.

"Kamu kenapa Jas?"

"Nggak mah, Jason cuma lagi seneng aja" Ucap Jason dengan senyum lebarnya.

"Seneng kenapa sih? Jangan main rahasiaan sama mama" Jason terkekeh mendengar ocehan mamanya.

Ma Jas #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang