Aufsatz Los

Berharganya kehidupan manusia

Berharganya suatu kehidupan manusia!

Setelah selesai subuh tadi entah mengapa hati saya tergerak untuk cek email. Beberapa sahabat, keluarga dan rekan kerja saya di Eropa memang masih rajin bertukar kabar dengan saya, maklum belum sebulan saya hilang dari peredaran.

Selain karena saya memang berniat untuk tetap menjaga hubungan yang baik dengan siapa pun.  Untuk saya, merawat interaksi dan komunikasi dengan beberapa orang terdekat adalah hal penting. Bukankah hubungan relasi, baik itu tentang ketuhanan apalagi kemanusiaan, memang harus dijaga?

Manusia berubah, entah itu karena ruang, waktu, lingkungan, situasi dan keadaan. Aneka sebab mampu merubah seseorang, akibatnya untuk hubungan yang memang baik saja bisa menjadi tidak baik karena aneka alasan, apalagi hubungan yang memang sejak semula tidak terawat dengan baik.

Saya pribadi merasa membutuhkan hal itu. Walau hanya sekedar dengan bertukar kabar  atau hanya sapaan halo, menurut saya itu penting.

Manusia lain yg sudah menahun tidak pernah bertegur sapa dengan saya, tidak pernah mengetahui kabar dan keadaan saya tidak berhak berkata kalo mereka dekat dengan saya! Begitu pun saya tidak akan pernah menganggap manusia lain yg tidak ada sangkut pautnya dengan saya sebagai orang dekat saya.

Jadi bila merasa mengenal saya namun tidak pernah bertukar kabar satu sama lain, maka kita memang hanya sekedar orang yang pernah kenal! Kita hanya akan menjadi orang yang hanya pernah kenal. Karena baik aku atau kamu pasti akan saling melupakan.

Mereka bukan lah teman, atau kerabat karena kenyataannya saya atau kamu  tidak mengenali mereka lagi. Tak pernah ada komunikasi kecuali sepotong kenangan usang di masa lalu.

Hari ini saya dikagetkan dengan berita bahwa salah satu kerabat saya saat ini di rawat di salah satu Psikiatri. Padahal terakhir kali bertemu saya, dua bulan lalu, beliau dalam keadaan baik-baik saja. Kami bercanda, dan dia mampir ke tempat saya karena kebetulan dia ada pekerjaan di kota tempat saya tinggal.
Beliau sendiri tinggal di salah satu kota bagian provinsi besar lainnya di Jerman.
Beliau harus diamankan dari dirinya sendiri karena melakukan percobaan bunuh diri.

Saya shocked karena mendengar berita ini. Okey, mungkin kalau berita ini saya dengar lima tahun lalu, saya mungkin layaknya manusia tak punya hati lainnya. Tak peduli, hanya akan tertawa konyol atau justru menyumpahi kebodohannya. Ya, di awal tahun 2000 saya memang tidak memiliki kepekaan rasa itu. Tidak sesensitive sekarang karena dahulu layaknya manusia puber, anak abg urban egois lainnya saya belum memahami betapa berharganya sebuah kehidupan. Saya dahulu belum memahami betapa sempurnanya manusia diciptakan Tuhan.

Kadang saya atau kamu memang bisa hilang rasa hati dan empati sebagai dalih kerasnya hidup. Kita tumbuh terlalu rasional dan selfish . Kita menggunakan alasan bahwa setiap manusia bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri! Kita kehilangan rasa peduli, kita piawai menghakimi kelemahan pemikiran manusia lain.

**LOE LOE GUWE GUWE END**

Padahal disadari atau tidak sesungguhnya manusia memang telah di ciptakan TUHAN sebagai mahluk hidup yang teristimewa dan paling Sempurna.
Kita di ciptakan dengan fisik lengkap dengan organ yang sempurna. Fisik dan organ lengkap yang sempurna ini membuat kita merasa hidup. Tak hanya itu, walau ilmu pengetahuan yang sudah sangat canggih belum menemukan definisi atau letak yang pasti dimana keberadaan ruh atau jiwa. Namun, ilmu pengetahuan meyakini, bahwa manusia memiliki hal itu!

Manusia pula di karuniai akal yang membuat dia lebih sempurna dari hewan yang sama-sama punya otak tapi tak punya akal. Kita manusia lebih sempurna dari pada tumbuhan. Bahkan walau secara physiologis.. entah itu berbasis agama, kepercayaan, filosofis atau kultural, tentang adanya jin, setan atau mahluk astral selain manusia. Jin dan setan memiliki kecerdasan akal yang jauh lebih cerdas dari manusia biasa. Pun Tuhan tetap menetapkan Manusia sebagai mahluk paling sempurna di muka bumi ini?