Happy reading
Note: jangan lupa buat follow
akun author ya gan:))______
"Dam."
"Damar!"
"Damar!
Vio menghembuskan nafasnya kasar, menatap lurus ke arah sosok cowok yang sama mengenakan seragam sekolah, yang sudah hampir 7 bulan ini selalu bersamanya.
Ia melengos kasar, cowok itu sama sekali tidak menghiraukan kehadirannya, manik mata coklat itu masih saja terpaku menatap serius ke arah benda berbentuk kotak dengan tangan bergerak-gerak di atas layar ponsel.
Padahal sudah hampir lima menit ia menghabiskan waktu untuk merecoki cowok itu bermain game, bukannya berhenti, Damar malah makin sibuk sendiri dengan dunianya.
Memang sih cowok itu sama sekali tidak bersikap kasar atau membentaknya, walaupun ia selalu mengganggu cowok itu. Hanya di tanggapi dengan dengusan kecil kemudian pria itu kembali mengabaikannya lagi.
Ya tapi 'kan tetap saja, Vio merasa terasingkan.
Selama 7 bulan terakhir ini, Vio cukup peka dan sadar akan situasi. Hubungannya akhir-akhir ini terasa hambar, flat, dan datar-datar saja.
Di saat hubungan keduanya yang bisa di bilang sudah memasuki fase cukup lama, Damar bertingkah seolah keduanya tidak memiliki hubungan apapun.
Ah atau mungkin itu hanya pendapatnya saja?
Yeah, seperti melupakan apa yang terjadi 7 bulan kebelakang.
Itu semua karena game.
Tidak, tidak sebenarnya. Vio tidak pernah berfikir untuk menyalahkan sesuatu yang tidak bernyawa itu sebagai alasan apa yang terjadi dengan hubungannya kini.
Ini salah keduanya.
Bahkan tanpa adanya penghalang pun hubungan mereka terasa mulai rapuh.
Jarak yang awalnya hanya terlihat seperti kabut kini sudah terlihat jelas.
Hubungannya kini...
Tidak sekokoh pondasi awalnya.
Tidak seperti janjinya sesaat awal masa pacaran, Damar akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan dunia gamenya.
Bahkan kemarin, terakhir sepulang sekolah. Di saat Vio yang terpaksa berjalan kaki pulang, dan Damar sama sekali tidak peduli.
Ya memang salahnya sih tidak memberi tau kan bahwa ia berjalan kaki pulang sekolah, yang Damar tau kemarin ia pulang bersama Pak Heru, supir pribadinya.
Tapi salah gak sih kalau Vio berfikiran lain?
Damar sama sekali tidak bertanya kabarnya semalam, seharian mereka tidak saling menghubungi satu sama lain.
Vio dengan egonya.
Dan Damar dengan kesibukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
||Broken And Cure|| ✔
Ficção AdolescenteIni tentang Violetta Rinjani, tentang ia yang bingung harus mempertahankan ataukah berhenti saja dengan hubungannya saat ini. Ini tentang Dakara Arkuma, tentang ia yang berusaha mati-matian dengan sepik andalannya kembali ingin bersama dengan gadis...