11.kotak makan

878 82 0
                                    

Haii readers, sebelum kalian baca book ini aku mohon dukungannya. Caranya kalian klik bintang di pojok sebelah kiri atau juga beri komentar kalian🥰

Terima kasih sudah mau mampir di lapak ku, semoga betah ya( ˘ ³˘)♥

🍑🍑🍑

"UWAAA!!!"

Nara menutup mulutnya yang terbuka dengan kedua tangannya. Ia terperangah melihat dari depan rumah sampai ke dalam rumah besar nan mewah.

"Gila, ini beneran rumah Kakak?!"gadis itu masih belum percaya.

Jaehyun mengangguk. "Iya beneran Ra."

"Ah bohong ini mah, kalau yang asli pasti ada cap badaknya"

Spontan Jaehyun tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan gadis cantik itu. Ia mengusak rambut hitam Nara gemas lalu merangkulnya, menggiring gadis itu ke tempat selanjutnya.

"Udah dulu kali ketawanya. Sakit telinga gua dengernya!"protes Nara karena pria itu tertawa di dekat telinganya.

"Dan,"ia menepis tangan Jaehyun yang bertengger di bahunya. "Nggak usah rangkul-rangkul gua."

"Loh kenapa? Bukannya enak di rangkul cowok ganteng seperti saya?"Jaehyun naik turunkan alisnya, menggoda Nara yang akhirnya di acuhkan oleh gadis itu.

Sekarang ini Jaehyun tengah mengajak Nara berkeliling rumahnya sebelum sarapan. Jaehyun menjelaskan satu persatu ruangan yang terdapat di istana besarnya.

Di ruang makan.

Keduanya sama sama hening, tidak sedikit pun ada yang mengeluarkan suara yang ada hanya suara dentingan sendok dan piring yang beradu dan sesekali Nara mencuri pandang pada Jaehyun yang sepertinya ada yang ingin ia sampaikan.

"Kakak kenapa terima perjodohan ini?"tanya Nara tanpa basa basi, setelah mereka menyelesaikan sarapan nya.

Jaehyun menatap lurus manik indah Nara lalu ia tersenyum sambil menyandarkan tubuhnya di punggung kursi. "Ternyata kamu kepo juga, saya kira kamu nggak akan mau tau alasan saya menerima perjodohan ini"ia terkekeh kecil.

"Nggak kepo, cuma pengen tau aja."katanya, mengelak.

"Kamu sendiri kenapa nggak tolak?"laki-laki bermarga Jung itu malah balik bertanya pada gadis di hadapannya.

"Heh gua itu nanya sama lo kenapa lo malah nanya balik?!"Nara merotasi bola matanya. "Hh... Percuma kalau gua tolak juga karena ayah pasti lebih keras kepala dari gua. Dia bakal tetap paksa gua, kalau gua tolak dia bakal ngancem ke gua"jelas Nara.

"Jadi lo jangan ke ge'eran gua terima perjodohan ini karena gua tersihir sama kegantengan lo tapi gua terpaksa. Gua nggak mau kehilangan mobil kesayangan gua."tambah gadis itu menekankan kata 'terpaksa' dan di akhiri senyuman jahatnya.

"Dan lo itu bukan tipe gua banget!"

Alis tebal Jaehyun mengerut. "Jadi seperti apa tipe kamu itu?"tanya Jaehyun penasaran seraya menopang dagu dengan tangannya.

"Tipe gua tuh.. ya... Bukan kayak lo aja. Intinya dia jago tawuran, jadi nanti kita bisa tawuran bareng gitu!! Pasti seru banget!"Katanya sambil membayangkan.

"Saya emang nggak jago tawuran tapi saya jago tawuran di atas kasur. Apalagi lawannya itu kamu, pasti seru banget."kata Jaehyun yang membuat Nara merinding, gadis itu memandang Jaehyun sinis.

"A-apaan sih! Ngawur aja!"Nara tergagap dan ada semburat merah di pipinya.

Jaehyun tertawa melihat ekspresi Nara salah tingkah yang menurutnya sangat menggemaskan dengan di hiasi kedua pipi merah Nara.

Kemudian Nara teringat sesuatu yang membuatnya penasaran pada Jaehyun. "Oh iya! Lo belum kasih tau gua alasan kenapa lo terima perjodohan kita"

Sudut bibir lelaki itu terangkat membentuk senyuman tipis namun terlihat manis, ia mencondongkan tubuhnya saat lipatan tangannya mendarat di meja makan, lalu di tatapnya gadis cantik seberangnya.

"Karena kamu unik."

Dahi Nara mengerut dan menatap malas Jaehyun, "itu doang?"decakan kesal keluar dari mulutnya.

"Memangnya saya cinta sama kamu harus ada alasannya?"

🍑🍑🍑

"Nara!"

Gadis mengangkat kepalanya saat suara cewek lain memanggil namanya merangsek indra pendengaran. Ia mendongak menatap cewek manis berambut pendek, ada dua buah kotak makan yang dia peluk dan paper bag.

"Apaan?"tanyanya setelah melakukan peregangan ototnya yang pegal.

Chaewon meletakkan benda yang dia bawa di atas meja Nara kemudian ia menduduki bangku yang di depan Nara.

"Kamu kenapa nggak makan di kantin?"tanyanya.

"Lagi males."

Bibir cewek di depan Nara membentuk huruf O dan menyerahkan paper bag ke Nara, tatapan bingung Nara lemparkan ke Chaewon setelah melihat sekilas bungkusan tersebut. "Apa ini?"

Chaewon, si gadis manis dan pintar tersenyum teduh. "Ini baju olahraga yang kamu pinjamkan kemarin, dan juga..."Chaewon mendorong kotak makan pada Nara. "Subuh tadi aku bikin ini semua buat makan siang kita, sebagai tanda terima kasih juga karena kamu selalu tolong aku. Jadi kamu mau kan makan siang bareng aku?"

Nara sedari tadi menyimak mulai berpikir untuk menerimanya atau tidak. Hari ini ia tidak ada selera untuk makan karena sejak kemarin ia pulang dari rumah Jung Jaehyun gadis itu terus memikirkan maksud pertanyaan pria tampan tersebut.

Beberapa saat kemudian kepala Nara mengangguk seraya membuka kotak makan di depannya. Aroma lezat makanan itu langsung membuat cacing di perut Nara berteriak. Ia mulai menyumpit kimbap dan telur dadar.

"Maaf ya aku nggak bisa traktir kamu pakai makanan mahal"cetus Chaewon setelah menelan kimbap.

Nara menatap Chaewon dengan mulut yang penuh dengan kimbap dan telur dadar, sebelah alisnya naik.

"Nggak apa-apa, lagian masakan lo ini enak kok kayak makanan di restoran"puji Nara kemudian senyuman tipis terbit dari bibir tipisnya.

Sedangkan gadis di depan Nara itu hanya tersenyum malu dan tersentuh atas pujian Nara. "Aku baru kali ini liat kamu senyum sama orang lain, biasanya kamu senyumnya cuma sama orang yang kamu deket aja"Chaewon terkekeh geli.

Nara diam-diam kembali tersenyum.

Suasana kembali hening. Chaewon maupun Nara sama-sama bungkam, masih sibuk mengunyah buah tapi keheningan itu hanya bertahan sesaat karena bel berbunyi nyaring di kelas, menandakan bahwa waktu istarahat telah usai.

Nara membantu Chaewon membereskan kotak makan tadi. Satu persatu murid mulai memasuki kelas, Chaewon sudah bersiap akan meninggalkan meja Nara.

Grep

"Eh"Chaewon tersentak.

Ia membalikkan tubuhnya, seketika matanya membulat dan jantungnya berdetak lebih cepat.

J-Jeno?!!

"Pulang sekolah nanti lo bisa ikut gua dulu, bentar kok"

Nara juga ikut terkejut dan seisi kelas pun terkejut. Cowok idaman mereka tengah mengajak si gadis culun, dan kutu buku untuk pulang bareng.

"T-tapi..."

"Oke nanti gua tunggu di parkiran ya."

Potongnya lalu berlalu melewati Chaewon dengan perasaan yang tidak bisa ia gambarkan, ia menatap tangannya yang bekas di pegang oleh Jeno--- menatap dengan tidak percaya.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Pendek dulu deh. Otaknya lgi nge bug

Perfect | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang