12.Mertua cerewet?

844 78 3
                                    


Haii readers, sebelum kalian baca book ini aku mohon dukungannya. Caranya kalian klik bintang di pojok sebelah kiri atau juga beri komentar kalian🥰

Terima kasih sudah mau mampir di lapak ku, semoga betah ya( ˘ ³˘)♥

🍑🍑🍑

Sudah 25 menit dia berada di butik langganan ibu mertuanya. Ya, hari ini Nara sedang fitting baju pengantin untuk ia pakai di acara pernikahannya yang akan di laksanakan 4 hari lagi. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat.

Padahal kakinya sudah lelah di ajak berjalan ke sana-sini untuk mencari gaun yang cocok. Nara mendengus sebal di belakang ibunya Jaehyun karena mertuanya itu tidak berhenti mengoceh menceramahinya dengan ketus.

Kamu harusnya 7 hari lalu diet jadi waktu fitting baju gini nggak susah.

Di pernikahan nanti kamu jangan malu-maluin saya, kamu harus jaga sikap kamu, jangan kentut sembarangan saat menyambut tamu.

Ekspresi kamu nggak boleh judes atau datar saat nyambut tamu.

Ya masih banyak ceramahan ibu mertua yang di layangkan pada Nara yang membuatnya menahan keras umpatannya yang siap meluncur dari mulutnya. Tangan Nara menjulur ke depan seolah ingin mencakar ibunya Jaehyun dari belakang. Ia kesal karena wanita paruh baya itu mengatakan jika ia gemuk, padahal kata kak Sejeong tubuhnya itu ideal, tidak gendut atau pun kurus.

Ponselnya bergetar di dalam kantong hoodienya, menekan tombol power lalu memasukan password untuk membuka kunci layarnya. Ada satu pesan masuk dari calon suaminya ia pun segera membaca pesan tersebut.

Om om rich😎✨

Kamu masih di butik kan?

Iya
Cepetan kesini! Telinga gua panas denger ocehan emak lu!

Iya, saya lagi dalam perjalanan, sebentar lagi sampai
Memangnya mama saya bilang apa??

Masa katanya gua gendut sih!!
Padahal kata kak Sejeong badan gua bagus nggak kurus atau gendut. malah montok kata Haechan mah

Yasudah tunggu saya
5 menit lagi sampai
Read

"Kalau orang tua lagi bicara itu dengerin bukan malah main handphone!"ucap Sumin ketus membuat gadis itu sedikit terkejut.

Dih baperan amat

Gadis itu menyinyir dalam hati kesal. Ia kembali menyeret kakinya berjalan mengikuti sang mertua dan pelayan butik seolah menjadi pemimpin.

Hembusan napas lega Nara keluar, akhirnya baju pengantin nya sudah ketemu. Pelayan wanita itu mengambil beberapa gaun dan menggiring Nara  untuk mencobanya ke dalam bilik ruangan yang tidak terlalu luas itu.

"Nyebelin banget sih mama nya kak Jaehyun! Emosian mulu, nggak takut darah tinggi apa?! Pakai segala ngatain gua gendut lagi, udah tau badan gua montok bukan gendut!"bibir Nara tidak henti-hentinya mengomel kesal seraya memakai gaun pengantin nya.

Saat ia selesai dan keluar untuk di nilai oleh mama nya Jaehyun, ia terkejut ketika melihat Jaehyun sudah datang, ikut duduk menunggu di sofa samping mama nya yang tengah menyeruput teh dengan anggun.

Wanita paruh baya itu meletakkan cangkirnya  ke atas piring kecil. Matanya meneliti penampilan Nara dari bawah sampai atas lalu menyuruh gadis itu berputar, wanita tua namun terlihat awet muda itu mengibaskan tangannya. Menyuruh Nara mengganti dan mencoba yang lainnya.

"Terlalu banyak aksesoris nya, norak."ucap nyonya Sumin seperti biasanya, ketus.

Nara kembali menenggelamkan diri ke dalam bilik tadi dengan mati-matian menahan rasa kesal dan ingin berkata kasar. Beberapa menit kemudian dia kembali menampakkan diri di depan mertuanya dengan raut wajah yang menandakan ia kesal dan bosan.

Awas aja kalau nyuruh ganti lagi.

Kepala wanita tua itu menggeleng sambil berdecak. "Ganti lagi sana. Yang itu nggak cocok sama kamu."

🍑🍑🍑

"Gimana fitting baju pengantin nya tadi siang?"suara berat kepala keluarga Kim memecah keheningan yang terjadi.

Nara mengangkat kepala, menatap sang ayah sambil mengunyah lauk makan malam. "Ya gitu. Ibunya kak Jaehyun bikin Nara darah tinggi, aduh!"

Sejeong menyikut lengan Nara dan di susuli oleh ayah tatapan tajamnya. "Pernikahan kamu sama Jaehyun tinggal 2 hari lagi--"

"Jangan bahas itu dong, ayah"ujarnya dengan lesu. Obrolan itu membuat selera makan gadis itu hilang seketika, tapi tunggu, seperti ada yang aneh. Kenapa hari sial itu jadi lebih cepat. Bola matanya melotot kaget lalu menggebrak meja. "KENAPA JADI 2 HARI LAGI??!!! BUKANNYA 4 HARI LAGI?!!"

Gadis berambut sebahu itu menahan sesuatu yang akan keluar dari pelupuk mata nya, tangan Nara di atas meja mengepal. Tapi, akhirnya ia tetap menumpahkan ke kesalannya dan menangis memohon kepada ayah mau pun kakaknya.

"Ayah aku nggak mau ninggalin rumah ini, aku nggak mau ninggalin mobil kesayangan aku... Hiks aku nggak mau pisah sama kak Doyoung dan kak Sejeong. Aku juga nggak mau ninggalin ayah walaupun ayah sering galak sama Nara,"Nara menempelkan telapak tangannya seraya menangis. "Nara mohon ayah, kabulin permintaan Nara yang ini"

Bahunya bergetar, ujung hidung dan ujung alisnya memerah. Dalam hatinya Nara berharap ayahnya akan mengabulkan permintaan nya yang ini dengan ia yang menangis dengan tersedu-sedu. Lagi-lagi permintaannya tidak di Kabuli ayah, ia hanya menangis tengkurap di atas kasur dan menenggelamkan wajahnya di bantal.

Doyoung langsung mengangkat tubuh mungil Nara seperti karung beras, membawanya ke kamar Nara. Dan sekarang ia sendiri di kamar setelah mengusir kakaknya.

Cklek

Pintu kamarnya terbuka menampilkan Sejeong dengan perut buncitnya yang tinggal menghitung hari bayinya akan segera keluar. Dengan segera ia memeluk Sejeong saat wanita itu duduk di tepi ranjangnya, tangan lembutnya menghapus jejak air mata di pipi Nara.

"Kak, aku nggak mau menikah kak..."lirihnya.

"Maafin kakak ya, kali ini kakak nggak bisa bantuin kamu dek"

Tangisan Nara kembali pecah. Benar-benar nasib yang sial bagi Nara, kesempatannya untuk menghindari pernikahan itu semakin sempit, tidak ada celah untuk nya sedikit pun.

Meminta bantuan pada teman-teman nya? Sama saja ia membongkar rahasianya sendiri, dan bisa saja teman-temannya itu memberitahu pacarnya, Hyungwon, bisa-bisa ia di tinggalkan laki-laki idamannya itu.

Ya Tuhan, kenapa nasibku jelek sekali.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Gak tau males ngetik pengen ngepet:(😔

Gak tau males ngetik pengen ngepet:(😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang