Part 76

6.2K 525 195
                                    

Aku diam bukan berarti tak peduli, hanya saja aku takut kepedulianku membuatmu terganggu

****

Seorang laki-laki lagi membawa payung hitam dan mengejar seorang perempuan yang memakai baju hitam. Sampai akhirnya dia berhenti disalah satu pohon yang ada ditaman, ia menatap seorang perempuan yang lagi menangis dibawah rintikan hujan. Tangisan yang seakan beradu dengan rintikan hujan memberi kesan memilukan dan membuat siapa saja ingin mendekapnya untuk memberikan sedikit ketenangan.

Laki-laki tadi bernama Imanuel argantara wijaya. Ia adalah sosok kembaran dari Samuel dirgantara wijaya. Arga memiliki bola mata yang berwarna hazel sedangkan Samuel memiliki warna mata yang coklat seperti ibunya. Arga jauh lebih tinggi daripada Samuel dan memiliki rahangnya yang sedikit runcing.

Arga selama ini tinggal di Amerika karna harus sekolah dan mengurus pekerjaan orang tuanya disana. Mungkin, mulai malam ini dia akan tinggal di Indonesia untuk menemani seseorang yang selama ini menjadi cinta pertamanya dan semoga jadi cinta terakhirnya.

Arga menghembuskan nafasnya pelan dan berjalan menghampiri gadis itu. Ia sangat ingin memeluk gadis itu sekarang tapi dia tak mampu karna pasti gadis itu akan kaget.

Arga memayungi gadis itu yang membuat gadis itu mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Arga yang juga menatapnya. Kedua bola mata saling beradu mengisyaratkan sesuatu kerinduan yang tak bisa dijelaskan.

" Muel? " ucap gadis itu.

Arga tersenyum miris saat nama Muel yang disebutkan oleh gadis itu. Ia akan mencoba mengingatkan dirinya agar gadis didepannya yang tak lain adalah Queen tak menyebut namanya Muel lagi.

" Muel sudah gak ada Queen! Saya Nuel kembaran Muel, apa kamu gak inget saya? " ucap Arga pelan.

Queen terperangah mendengarkan ucapan Arga. Ia melupakan kenangan mereka bertiga antara dia, Muel dan Arga. Banyak hal yang dilupakannya dan sibuk dengan dunia barunya.

" Maaf, tapi bisa kah lu berbicara biasa aja, gak usah formal seperti ini " ucap Queen.

" Iya "

Arga melepas jasnya dan memberikan ke Queen. Sedangkan Queen menatap tangan Arga bingung.

" Tolong pegang payungnya bentar " pinta Arga.

" Hah, iya" ucap Queen kaget.

Queen berdiri dan menatap Arga yang ada didepan tubuhnya dia memegang payung yang dibawa Arga.

Arga memakaikan jasnya ke tubuh Queen agar tidak ke dinginan. Bau mint menyeruak di indra penciuman Queen.

" Jika ada masalah jangan hujan-hujanan kek gini, lebih baik makan jajan atau es krim kayak biasanya kan bisa " omel Arga.

" Lu gak berubah ya? Masih sama kek dulu "

" Emang gua harus berubah gimana? Jadi ironman kayak odading mang oleh atau kek ultraman ributnya upin ipin "

" Ih, lu mah gitu " Queen mencebikan bibirnya kesal.

" Ayo gua antar pulang, udah kayak kucing kejebur got lu " Arga menatap Queen sinis.

" Nuelllll,,,,, Queen capek. Gendong ya? " Queen menunjukkan puppy eyesnya yang membuat Arga ingin mencubit pipinya.

" Panggil Gua Arga, kalo Nuel entar malah keinget ma dia " ucap Arga.

" Siap komandan "

Arga berjongkok didepan Queen dan membiarkan rintikan hujan mengenai bajunya. Queen yang melihat itu segera naik kepunggung Arga sambil memegang payung.

Fake Nerd Is Queen Mafia( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang